-Terima-

16 7 0
                                    

"Biarkan gue belajar untuk nerima elo, dan itu tulus apa adanya" –dasha

+ Now playing: Devano ft Aisyah Aqilah- Teman cintaku

     Dasha dan ferris kembali jalan keliling mall dan makan di salah satu restoran disitu. Mereka memesan beberapa makanan, sambil menunggu makanannya datang, dasha mengeluarkan ponsel untuk mengabari ibunya bahwa dia sedang pergi bersama ferris mungkin pulangnya agak sore.

Ferris hanya melihat dasha yang sedang serius mengetik pesan entah untuk siapa tapi wajah dasha sangat lucu, sesekali dasha mengeluarkan ekspresi kesalnya sambil menatap ponsel, mungkin mamahnya sedang menggoda dasha.

"Kenapa sha?" tanya ferris, refleks dasha langsung menatap lurus ke arah ferris.

"Kenapa apa?"

"Kenapa kesel?" dasha bingung apa yang ferris maksud. Dasha mencerna ucapan ferris dan ia berpikir mungkin tadi yang ia keluarkan ekspresi kesal.

"Ohh tadi, mamah ngeledek gue" ferris mengangguk .

     Lalu dasha kembali memainkan ponselnya, ferris yang sedari tadi melihat dasha kini beralih ke ponselnya yang berbunyi. Ada telepon masuk dan itu dari rafael. Dengan malas ferris mengangkatnya dan menjauh dari dasha.

"Hm?"

"Inget 2 bulan lagi"

Sumpah ferris merasa terganggu saat ia sedang bersenang-senang dengan dasha, rafael mengganggunya dan membahas masalah itu lagi.

Ferris langsung mematikan ponselnya dan kembali menghampiri dasha.

"Siapa ris?"

"Orang gapunya otak"

Tak lama kemudian makanan yang ia pesan sudah datang, dasha memesan lebi banyak dari ferris.

"Sha, lo makan segini? Semuanya?" tanya ferris yang kaget melihat makanan yg banyak darinya sedangkan ferris hanya memesan 3 menu makanan saja.

"Hehe, laper, tadi belom makan gue" ferris menggelengkan kepalanya.

"Ck. Lo jogging tapi gak makan? Untung ga pingsan"
dasha hanya nyengir saja.

     Mereka mulai memakan makanannya, dasha dengan lahap memakan yang sudah ia pesan membuat ferris menahan tawa saat melihat dasha yang makan dengan lahap tanpa melihat ada sisa makannya di pinggir bibir. Ferris mengambil 1 tissue lalu mengelapkan pada bibir dasha, dasha tersontak dan melihat tissue yang sedang ferris arahkan ke bibirnya dan mengelapnya.

Jantung dasha bergemuruh dan dicampur rasa malu, astaga dirinya berantakan. Dasha menutup bibirnya, lalu makan sambil menunduk.

"Jadi cewe tuh jangan berantakan, masa makan berantakan" sungguh dasha sangat malu, ditambah ferris berucap seperti itu.

     Makanan mereka sudah habis, dasha sangat kenyang. Ia memegangi perutnya yang sepertinya akan bermetamorfosis menjadi besar, Tapi tak apa, jarang-jarang kan di traktir ferris.

Ferris berjalan menuju kasir, dibuntuti oleh dasha. Ia membayar makananya dan menggandeng tangan dasha. Tetapi dasha masih berada ditempat. Langkah ferris terhenti.

"Kenapa?"

"Kenyang banget, susah jalan" muka dasha memelas.

"Mau digendong? Atau diseret?" dasha tersentak dan langsung memukul ferris.

"Gue bisa jalan sendiri, wlek" dasha menjulurkan lidahnya.

     Saat dasha sedang berjalan, ia hampir terjatuh perutnya benar benar penuh, kembung, kenyang. Untungnya ferris refleks menangkapnya dan membungkuk.

This Love is PainfulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang