-Phobia dasha-

26 7 0
                                    

 *Luka itu sangat menyakitkan, jangan membuat itu mengitari kepala ku*

+ Now playing: ASHE- Moral Of The Story

     Ferris dan teman-temannya sedang berkumpul di koridor sekolah, mereka sedang bermain gitar dan mengobrol. Tiba tiba rafael menarik lengan ferris dan membawanya ke salah satu toilet pria dekat koridor, ferris yang terheran dirinya ditarik oleh rafael pun menghempas tangan rafael.

"Lo apa apaan sih narik narik gue trus bawa gue kesini!"

"Gue mau ngomong tentang taruhan kita" rafael memajukan mukanya

"Kan kemaren udah, gue udah lakuin taruhan yang lo buat. Biar waktu aja yang berjalan ntar gue selesaiin semuanya lo tinggal duduk manis aja" rafaeL mengerutkan dahinya

"Duduk manis? gue duduk manis ngebiarin elo gitu aja? Kalo nyatanya lo sampe suka sama tuh cewe trus lo main kabur gitu aja taruhan kita gimana bro?" ferris berdecak sebal lalu meninggalkan rafael begitu saja.

"Arghhhh" geram rafael sambil memukul wastafel.

     Ferris berjalan untuk menuju ke kantin, saat ingin ke kantin ferris melihat dasha yang sedang asik memakan permen bergagang dan tidak memperhatikan jalan. Ferris sengaja menabrak dasha dan berpura pura seolah dasha yang menabrak dirinya.

"Aww " dasha meringis dan memegangi hidungnya yang tertarak badan ferris, ferris hanya menahan tawanya.

"Lagian jalan tuh liat liat jangan keasikan makan permen sampe galiat jalan" dasha masih mengusap ngusap hidungnya.

"Masih sakit?" ucap ferris memegang tangan dasha yang mengusap hidungnya dan gadis itu mengangguk.

"Sini gue obatin mau gak?" dasha menggelengkan kepalanya.

"Gak usah gapapa kok"

"Gapapa gimana itu hidung lo merah masih aja nekat" ucap ferris

Ferris mengeluarkan minyak kayu putih yang ada di sakunya, dengan paksa ferris mengobati hidung dasha yang merah.

"Eh sha, hidung lo kok mendem anjir serem bat kayak valdemort" ferris memasang muka yang panik.

"Wei seriusan lo huaaa idung gueee" rengek dasha, ferris hanya tertawa puas gadis itu dengan mudah dijahilin.

"Bercanda sha hahhaha"

"Ckk, galucu. Udah ah gue ke kelas"

"Eh tunggu. Temenin gue ke ruang alat musik mau ngambil gitar, plisss" ferris melipatkan tangan memohon dan memasang mata puppy eyes seraya merengek minta dibelikan mainan, lagi lagi dasha berdecak sebal.

"Huuuffftt..yaudah ayok jangan lama lama ya fisika gue belom selesai"

"Siapp bu bosss" ferris mengacungkan jempolnya dan langsung menggandeng tangan dasha. Dasha tidak menolak dan mulai menerima ferris.

     Mereka berjalan menuju ruang alat musik. Sesampainya di ruangan alat musik ferris membuka pintunya merekapun masuk, ferris menemukan gitarnya di samping piano sekolah. Jarak dasha dan ferris agak jauh, dasha yang sedari tadi berdiri dekat pintu melihat buku buku kunci alat musik dan ferris yang berada di sudut ruangan. Lalu terlintas di kepala ferris untuk menjahili dasha dengan mematikan lampu diruangan tersebut.

"AAAAA MAMAAA AKU TAKUTTTT" dasha duduk dengan menutup telinga sangat ketakutan.

 Ferris mendengar itu langsung menyalakan lampunya dan tertawa puas. Ia melihat wajah dasha yang sangat pucat langsung mendekat. Nafas dasha terdengar terengah engah seperti orang yang setelah berlarian, keringat dasha mengucur deras. Saat dasha membuka matanya ferris dengan cepat mematikan lampunya lagi membuat dasha menjerit ketakutan.

This Love is PainfulOù les histoires vivent. Découvrez maintenant