-Disini-

11 4 1
                                    

                    *Ninggalin kamu? Gak akan, titik.*


+ Now playing: Stephanie Poetri- I love you 3000

     Malam itu dasha memilih untuk tidak pulang dahulu karena ia tau ferris sedang benar-benar ketakutan, ia akan menguatkan dan menemani ferris. Waktu menunjukkan pukul 11 malam, sedari tadi belum ada satu pun dokter yang keluar dari ruang UGD, ferris nampak tertidur pulas di bahu dasha, memang agak pegal tetapi dasha bisa menahannya. Dasha mengelus wajah ferris dan menatapnya dalam-dalam hingga membuatnya mencetak senyum di wajahnya, ia mengeluarkan jaket dan menyelimutinya di badan ferris.

Ponsel dasha berbunyi, dengan cepat ia mengeluarkan ponselnya dan melihat yang menelepon adalah mamahnya, lagi-lagi dasha terpaksa harus berbohong menggunakan alasan menginap di rumah kinara.

"Ha-halo mah"

"Halo sha, kok belum pulang? Ini udah malem banget loh. Nanti papah tau kamu diomelin"

"Da-dasha nginep dirumah kinara mah. Tadi habis jogging langsung sama callista kerumah kinara"

"Tapi kan kamu gak bawa baju, kamu gak bilang sama mamah"

"Kan ada baju kinara mah aku pinjem, lagian juga tadi kinara ajak nginep dadakan"

"Ohh yasudah, lain kali kalau mau nginep bilang ya sha biar mamah gak panik begini. Nanti mamah telepon kinara ya" dasha tersentak.

"Ja-jangan mah kinara udah tidur, gak enak ganggu orang tidur. Udah mamah jangan khawatir aku dirumah kinara baik-baik aja kok suwer"

"Hmm yaudah, good night sha"

"Good night mum"

     Fyuhhh.. untung saja dasha tidak ketahuan kalau dia sebenarnya disini sama ferris, kalau sampai ketahuan mamahnya bisa menduga-duga yang tidak-tidak. Bi darmi datang setelah membeli minuman, ia duduk di sebelah dasha.

"Ini non diminum dulu" suruh bi darmi.

"Oh iya bi, terimakasih" ujar dasha sembari mengambil minumannya.

"Non pacarnya den ferris ya?" tanya bi darmi. Refleks dasha langsung menoleh.

"I-iya bi, saya dasha"

Sikap dasha yang biasanya bar-bar dan gak tahu malu itu seketika hilang ketika bertemu dengan seseorang yang baru saja dikenal dan lebih tua darinya, ia menjadi childis dan mempunyai malu saat berbicara.

"Haha.. bibi sudah tau nama non. Den ferris sering cerita ke bibi" dasha tersedak minumannya ketika mendengar ucapan bi darmi.

"Non gapapa?" ujar bi darmi sambil mengelus punggung dasha.

"Ferris cerita tentang saya bi?"

"Hahaha.. iya non, sering banget. Katanya den ferris, non itu galak tapi kalau salting pipinya merah" dasha tertawa kecil dan menoleh ke arah ferris. Dasar lo ya nyebelin batin dasha.

     Mereka bercerita tentang ferris, dan menertawakannya dari tingkah lakunya ferris sampai hal konyolnya semua bi darmi ceritakan tapi ada satu hal yang tidak bi darmi ceritakan, tentang ferris kehilangan adik perempuannya saat ferris berumur 12 tahun sedangkan adiknya 10 tahun. Itu adalah luka ferris yang tidak dasha ketahui.

Bi darmi, pembantu sekaligus baby sister itu adalah orang yang sangat ramah. Ia mengurus ferris sejak kecil saat ibunda ferris sedang bekerja, saking bundanya sangat sibuk bekerja ferris tidak mendapat kasih sayang dari bundanya. Dan hingga sekarang, ia hanya sayang dengan bi darmi dan bukan bundanya.

This Love is PainfulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang