SEKUEL SOMPLAK PLUS GESREK
Selalu percaya diri dan merasa bisa mendapatkan perhatian pria yang ia goda, nyatanya tidak menghasilkan apa pun selain dimaki dan dianggap 'ngeri'.
Gadis blasteran seperti Radhika tidak laku. Diabaikan. Meskipun tanpa ked...
Rất tiếc! Hình ảnh này không tuân theo hướng dẫn nội dung. Để tiếp tục đăng tải, vui lòng xóa hoặc tải lên một hình ảnh khác.
Kuy! Baca lagi kisah Radhika Schmidt.
**
Instagram @jasmineeal
**
Target update lanjut
Vote: 20
Vote: 20
Vote: 20
Enggak sampai? Ya enggak lanjut:D
**
Selamat membaca!
**
"Sial!"
Sivia dan temannya terperanjat ketika Patricia menggebrak meja tempat mereka duduk. Gadis dengan tinggi semampai itu tengah berdiri dihadapan mereka setelah mendengar penjelasan temannya yang sebelumnya memutuskan untuk ke toilet, tapi melihat mantan kekasih Patricia di ruang musik bersama seorang siswi yang dikenal membuatnya marah.
"Gue enggak nyangka." cetus Sivia berdecak kesal. Ia mendongak untuk menatap Patricia-tapi gadis itu lebih memilih memandang ke arah lain dengan kedua tangan terkepal di atas meja. "Setelah sahabat cupunya mundur, sekarang dia pun mau ngedeketin Neal."
"Dasar cewek murahan!"
Mendengar nama Neal dan gadis yang bersama pria itu di ruang musik membuat darahnya mendidih-amarah yang membumbung tinggi. "Dia dengan polosnya selalu melindungi sahabatnya dan seolah mendukung apa yang dilakukannya untuk membantu dekat sama Neal. Nyatanya enggak lebih dari seorang penikung." jelasnya dan kini menatap Sivia yang mengangguk pelan.
Keduanya memang pernah melihat Bevin yang memberikan bekal pada Neal. Tapi, di saat kemarahan Patricia akan dilampiaskan pada gadis itu-melabrak, ia tidak jadi. Neal menolak mentah-mentah pemberian gadis itu. Membuat perasaan Patricia kembali tenang dan merasa menang.
Sekarang? Ada yang lebih berbahaya.
Gadis blasteran itu bermain terlalu halus sampai ia pun tidak tahu jika selama ini Dhika sudah melakukan beberapa kali pertemuan untuk diajarkan bermain musik. Alih-alih mendekati mantan pacarnya.
"Kita harus kasih pelajaran sama anak itu, Patricia." sahut Sivia berdiri. Ia memandang temannya dengan serius. "Dia lebih berbahaya dan bisa aja ngerebut dengan mudah perhatian Neal dan lo akan semakin susah untuk balikan sama dia." sambungnya langsung mendapatkan tatapan Patricia-penuh ketidaksukaan jika ada gadis lain merebut miliknya.
"Gue enggak akan biarin itu semua terjadi." balasnya dengan nada dingin.
Ruangan kelas telah sepi. Karena kegiatan belajar mengajar telah berakhir dan mereka yang memutuskan untuk pulang pun memilih untuk merencanakan sesuatu.
