星と夜 ▪ Chapter 24 ▪

395 69 12
                                    

Pabrik penuh debu dan sarang laba-laba ini selalu menjadi objek pertama yang dilihat Yerin begitu ia membuka matanya selama tiga hari terakhir. Dan pria dengan jaket kulit hitam itu menjadi satu-satunya orang yang ia lihat.

Pria kejam yang tidak memberinya makanan barang sedikit. Hanya air putih yang diberikannya, itupun dengan cara yang tidak wajar. Katanya, ia hanya dijadikan umpan belaka. Tetapi pria itu senang sekali menyiksanya, meskipun tidak dengan melecehkannya seperti hari itu.

Tapi ini juga buruk. Bagaimana pria itu memainkan dirinya. Menempelkan ujung gelas pada bibirnya, ketika ia akan meminum, gelas itu lantas ditarik. Dan ketika Yerin sudah kesal, pria itu malah memaksa mulutnya untuk meminum air tersebut. Menyodorkan gelas pada mulutnya dengan tanpa perasaan. Setelahnya, tawa pria itu menggema.

Yerin rasa ia sudah mendekati kematiannya saat ini. Ia benar-benar sangat lemas, bahkan hanya untuk menekuk lututnya. Tidurnya tidak pernah nyenyak, selalu terganggu dengan suara-suara yang entah berasal dari mana.

Yerin memejamkan matanya. Menikmati tidurnya sebentar pagi ini, sebelum pria itu datang dan mengusiknya. 

Ketika ia sudah hampir menemui mimpi, sebuah tepukan pelan menyapa pipinya, diiringi bisikan yang memanggil namanya. Suara yang Yerin rindukan selama ini. "Yoru."

Sukses membuat Yerin membuka matanya meski lambat. Matanya bergerak mengamati pria dihadapannya. Mengedip lambat, berusaha menebak apakah ini Kwon Hoshi atau memang oppanya. Pupilnya menangkap pakaian mewah yang dipakai pria di hadapannya. Ini jelas Kwon Hoshi.

Hoshi melepas kain yang menyumpal mulut Yerin, juga tali-tali sialan yang membelitnya. Setelahnya ia memeluk Yerin dengan perasaan rindu yang memuncak. "Maaf aku datang terlambat, Yoru."

Yerin berusaha mengeluarkan suaranya. "Kau bukan oppaku. Jangan memanggilku dengan pang—"

"Yoru tidak mengenali Soonyoung-ie?"

Saat Yerin hendak menarik diri, Hoshi mendekapnya lebih erat. "Aku mendapatkan ingatanku lagi."

"Kau... oppa?" Yerin masih terdengar ragu. Hoshi mengerti, pasti sulit menerima bahwa dirinya adalah Soonyoung. Setelah semua yang telah ia lakukan.

"Aku minta maaf. Karena aku menyebabkan eomma meninggal, karena aku mengacaukan hari ulang tahunmu, karema aku mesti menjadi idiot, karena sudah meninggalkanmu. Dan maaf karena aku tidak mengingatmu. Maaf, Yoru."

Air mata Yerin sukses jatuh dari tempatnya. Darahnya mengalir cepat. Kehangatan yang Hoshi ciptakan membuat dirinya percaya. "Oppa," suara Yerin tercekat. Tangisnya pecah.

"Bogoshipoyo," bisik Hoshi.

Hoshi sempat menarik diri, namun kali ini Yerin lah yang mendekapnya erat. Mencegah ia melepaskan pelukan mereka. "Oppa, jangan tinggalkan Yoru lagi."

"Aku tidak akan pergi. Aku janji."

Hoshi memejamkan matanya. Sesaat, mereka tak saling bicara. Membiarkan hati melepaskan kerinduan lewat dekapan.

"Wah, sepertinya aku terlambat menonton drama ini." Suara pria terdengar, membuat Hoshi melepaskan Yerin dari pelukannya. Beralih menatap pria itu tajam.

"Berani sekali kau menyembunyikan dia disini." ujar Hoshi penuh emosi.

Pria itu tertawa. Tawa yang setiap detiknya terdengar menyeramkan. Ia mengeluarkan pisau lipat yang tiga hari terakhir ini selalu ia asah siang malam. Kilat ketajamannya semakin terlihat ketika terkena cahaya matahari yang masuk melewati celah.

"Pisau cantikku tidak sabar untuk mengoyakmu, Kwon Hoshi."

Hoshi bergerak bangkit berdiri. Namun lengannya dicekal. Yerin menggeleng pelan. Ia mengusap pipi Yerin. Memberikannya senyuman. "Soonyoung-ie sudah dewasa, Yoru. Soonyoung-ie sudah kuat. Jangan khawatir. Yoru tidak akan kehilangan Soonyoung-ie lagi."

√ [SEASON 2]  星と夜 (Hoshi to Yoru) || Hoshi & Yerin FFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang