🍭8🍭

3.4K 442 62
                                    

03 januari 2020
06.00 Am

BTS beserta manager mereka sedang sarapan pagi bersama disebuah restoran mewah yang berada di Seoul, ketujuh lelaki tampan itu baru saja pulang dari paris, menyelesaikan konser tour terakhir mereka.

Jungkook melirik jam tangannya sekilas, ia sudah ada janji untuk menemui lisa dan telat sepuluh menit. Gadis itu pasti sedang menunggunya. Astaga, kenapa ia bisa melupakan hal ini?

"Hyung-deul. Aku harus segera pergi, manager kim tolong antar aku" Jungkook segera bangkit dan berpamitan terlebih dahulu pada kakak-kakaknya itu.

"Secepat itu? Mau pergi kemana? Kau belum menghabiskan makananmu, kookie" Ucap jin saat melihat satu mangkuk ramyun yang masih terisi penuh.

"Habiskan saja olehmu, hyung. Lisa sudah menungguku"

Keenam lelaki itu menggelengkan kepalanya, jungkook masih menyempatkan diri untuk menemui pujaan hatinya itu disaat ia membutuhkan istirahat penuh. Lelaki itu benar-benar sangat mencintai lisa, ia rela menyembunyikan rasa lelahnya pada gadis itu dengan meluangkan waktu disela kesibukannya. Cinta jungkook memang sangat besar untuk lisa.

Manager kim pun melakukan sesuai perintah jungkook, mereka segera melaju menggunakan mobil berwarna hitam menuju dorm Blackpink, ia berharap lisa tidak marah atau kecewa karena dirinya telat. Bahkan gadis itu tidak membalas pesannya dan mengangkat teleponnya.

Sesampainya disana, jungkook keluar dari mobil itu dan manager kim memutar balik mobilnya kembali menuju restoran. Jika sedang berkencan-- jungkook akan memerintahkan manager-nya untuk tidak menunggu karena ia akan merasa terganggu dan terkekang.

Tak lupa, jungkook memakai alat penyamaran, seperti topi dan masker. Setelah pintu terbuka-- ia segera masuk dan memeluk kekasihnya itu dari belakang ketika pintu tertutup. Sudah lima hari tak bertemu dan bertatapan langsung seperti ini, ia benar-benar merindukan lisa.

"Maaf, aku telat menemuimu. Kumohon jangan marah" Jungkook masih memeluk lisa, sementara gadis itu tersenyum menanggapinya.

"Kau marah padaku, hm?"

"Aku tidak marah padamu, aku tahu kau seharusnya beristirahat. Kau tidak perlu menemuiku jika kau memang lelah"

Jungkook masih setia memeluk lisa, bahkan pada saat lisa berjalan menuju dapur pun lelaki itu sama sekali tidak melepaskan pelukannya dan terus melontarkan kalimat-kalimat manis, "Aku sangat merindukanmu, baby. Kurindu dengan senyum dan tawamu"

Lisa melepaskan kedua lengan jungkook yang memeluk pinggang rampingnya itu, "Jika kau tidak melepas pelukan ini. Aku akan marah saja!"

Jungkook mempoutkan bibirnya, "Kau tidak merindukanku ya?"

Lelaki itu sangat menggemaskan, jungkook bisa saja berubah menjadi lelaki manja dan penuh dengan kegemasan jika sedang bersama lisa, entah menginginkan sesuatu atau memang ingin bermanja-manja.

Lisa menyatukan dahinya dengan dahi jungkook, lalu mengecup bibir tipis itu, "Aku juga sangat merindukanmu, tapi aku tidak pernah memaksamu untuk pergi menemuiku disela jadwalmu atau diwaktu istirahatmu"

"Lalu kenapa kau tidak membalas pesan dan mengangkat teleponku?"

"Aku sedang dikamar mandi, jung. Duduklah diruang tamu, aku akan membuatkan teh hangat untukmu"

Bak bocah berumur dua tahun, lelaki itu mengangguk lucu dan menuruti apa yang dikatakan lisa, daripada bosan menunggu-- ia pun bermain game petualangan diponselnya.

"Dorm kita kedatangan tamu lagi, eonni" Ucap jennie sembari menuruni tangga bersama jisoo dibelakangnya yang hanya tersenyum.

Jungkook membungkukkan tubuhnya pada kedua gadis yang lebih tua darinya itu, "Bagaimana kabar jennie noona dan jisoo noona? Dimana chaeyoung?"

"Kabar kami berdua baik. Begitupun dengan chaeyoung. Dia sedang pergi bersama kedua orang tuanya" Jawab jisoo.

Jungkook ber-oh ria, lalu kembali bermain game dan karena terlalu asik, lisa kesal dibuatnya. Gadis itu tak pernah berfikir jika kekasihnya itu akan melupakannya karena sebuah game.

Lisa berdehem pelan, "Sepertinya asik sekali"

Mendengar hal itu, jungkook segera mematikan ponselnya dan meletakkannya dimeja, lalu tersenyum sembari menunjukkan gigi kelincinya, "Maaf, game-nya terlalu seru. Ngomong-ngomong siapa yang sudah datang kesini sebelum aku?"

"Kau bisa minum teh hangatnya dulu, tidak menghargai sekali" Lisa terlihat mengalihkan pembicaraan dan membuatnya tumbuh rasa curiga.

"Kutahu kau menutupi sesuatu dariku, jawab pertanyaanku dulu. Siapa yang sudah datang sebelum aku?"

Gadis itu menggigit pipi bagian dalamnya, menatap jungkook takut, jika situasi seperti ini. Lelaki itu akan berubah menjadi menyeramkan, tidak seperti sebelumnya. Ah, bahkan kini jungkook mendekatkan dirinya dan bertanya untuk ketiga kalinya, "Siapa yang sudah datang sebelum aku, baby?"

"Jung. Jangan menatapku seperti itu, kau membuatku takut" Jungkook terkekeh pelan, lalu menyeruput teh hangat buatan lisa.

"Eum, eunwoo oppa datang kesini untuk memberiku boneka teddy bear saja, setelah itu dia pergi"

"Eunwoo oppa? Ck! Selama kita berpacaran kau belum pernah memanggilku dengan sebutan itu, tapi pada lelaki lain kau memanggilnya dengan oppa? Kau jahat, baby" Jungkook memasang ekspresi dingin, membuat suasana seperti disuatu ruangan yang didalamnya ada seseorang dengan mata memerah dan satu pisau tajam yang digenggam erat.

Lelaki itu menyandarkan punggungnya ke kepala sofa sembari menyilangkan kedua tangannya didepan dada, berusaha untuk tidak menatap lisa, lalu memilih untuk melanjutkan bermain game diponselnya.

"Hei, jangan marah. Maafkan aku jungkook oppa" Ucap gadis itu dengan melakukan aegyo diakhir kalimatnya yang membuat pertahanan jungkook hancur karena tidak bisa menahan senyumnya melihat lisa ber-aegyo.

Jungkook tetap harus bersikap cool dihadapan lisa, ada rasa kesal, marah dan cemburu yang bercampur aduk karena banyak sekali Idol pria yang memberi kekasihnya itu hadiah, berupa boneka, album, novel dan dress.

"Aku tidak akan marah jika kau tidak menyimpan pemberian dari siapapun itu didalam kamarmu, selain dariku. Kuharap kau berhenti menerima pemberian dari eunwoo dan yang lainnya"

Lisa mengangguk lemah, "Baiklah, aku tidak akan menerima pemberian dari siapapun lagi, selain darimu"

Lelaki itu tersenyum senang, lalu memeluk tubuh lisa dari samping dan mengecup kedua pipi tembamnya secara bergantian, "Kau memang calon isrri yang penurut"

"Calon istri? Kau belum melamarku, jung"

"Oh, kau ingin aku segera melamarmu? Baiklah, maukah kau menikah denganku nona Lalisa?"

Lisa tahu ini hanya candaan saja karena memang bukan momen yang tepat dan serius, namun gadis itu menjawab seolah jungkook memang sedang melamarnya, "Aku mau menikah denganmu, Jeon Jungkook"

Keduanya terkekeh bersama, memang benar. Kebahagiaan itu tidak hanya karena uang atau mendapatkan barang-barang mewah, akan tetapi kebahagiaan sebenarnya adalah ketika kita menikmati waktu bersama orang yang kita cintai dengan hal yang sederhana.

 Kebahagiaan itu tidak hanya karena uang atau mendapatkan barang-barang mewah, akan tetapi kebahagiaan sebenarnya adalah ketika kita menikmati waktu bersama orang yang kita cintai dengan hal yang sederhana

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Diriku gemes melihat keuwuan mereka berdua(♥ω♥*)

Jangan lupa untuk vote dan komentar disetiap chapter yang kalian baca ya🖤

Me After You [Lizkook]Where stories live. Discover now