19, Bubar?

7.3K 1K 183
                                    

Soobin berteriak di pelukan Yeonjun.

Hatinya tak kuat ketika melihat Taehyun yang ditarik oleh polisi menuju mobilnya.

"YAK! PELAN PELAN DENGAN ADIKKU ATAU AKU AKAN MENUNTUTMU!" teriak Soobin.

Namun para polisi itu tak sedikit pun menghiraukan teriakan Soobin yang memekikkan telinga itu.

"TAEHYUN-AH!" teriak Soobin saat mobil polisi menjauh dari dorm TXT.

Yeonjun berusaha menenangkan Soobin dengan memeluk erat tubuh Soobin.

"Gwaenchana, Taehyun pasti akan baik-baik saja," bisik Yeonjun.

Kini yang tersisa hanya para staff yang berusaha mengusir wartawan haus informasi itu.

Beomgyu memandang kosong jalanan dengan kecewa. Hah, dia sudah menebak akhirnya akan seperti ini.

Hueningkai pergi begitu saja ke dalam dorm; berniat mengurung diri sementara.

"Hiks-Taehyun," gumam Soobin dengan air mata membasahi wajahnya.

Yeonjun menepuk nepuk punggung Soobin dengan halus sembari membisikan kata penenang.

Yeonjun mengedarkan pandangannya dan melihat kerumunan wartawan yang sudah menghilang.

Dan ada beberapa staff yang menatap mereka jijik dan kesal.

Ya Yeonjun sadar, ini salahnya.

Kalau saja dirinya tidak pergi ke club saat itu. Semua ini tidak akan terjadi.

"Soobin-ah?" panggil Yeonjun pada Soobin yang kini masih memeluknya.

"Soobin?" Dua kali panggilan namun tak kunjung disahuti.

Yeonjun melepas pelukan itu dan menangkap Soobin yang terhuyung dengan wajah pucat.

Dengan sigap Yeonjun menggendong Soobin untuk di bawa masuk ke dalam dorm, oh ayo lah, jangan sampai anaknya dan kekasihnya ada apa apa.

-

Yeonjun mengelus pipi gembul dengan warna pucat itu.

Merasa kasihan karena Soobin sepertinya terlalu banyak pikiran dan menjadi stress.

"Bin-ah, jangan terlalu banyak berfikir. Itu akan berbahaya untuk dirimu dan bayi kita," bisik Yeonjun.

Soobin masih tak bergeming, masih memejamkan matanya.

Yeonjun menghela nafas. "Aku tahu kau sudah sadar, buka matamu."

Dan benar saja, Soobin sudah sadar, dan langsung memandang Yeonjun dengan tatapan kosong.

Soobin menunjuk tepat di wajah Yeonjun. "Kau...kau penyebab semua ini-hiks," isakan Soobin kembali terdengar.

Terdengar sangat pilu, Yeonjun tahu setelah ini dirinya pasti akan mendapat dosa besar setelah membuat calon Papa menangis.

Perlahan Yeonjun merengkuh tubuh gemetar itu; berusaha menyalurkan kehangatan disertai kecupan kecupan di dahi.

"Maafkan aku, aku salah." Dan hanya itu jawaban Yeonjun untuk semua makian Soobin padanya.

Dia jahat, dia iblis. Betapa bodohnya dirinya dahulu.

"Ukh..." Soobin mendesis sembari mencengkram baju di area perutnya yang mulai membuncit itu.

"S-sakit..." lirihnya.

Behind The Scene ✓Where stories live. Discover now