Chapter 5 - Nabila

1.2K 77 0
                                    

Ditulis Oleh : Rianty

~~~

Nabila Pov
.
.

Setelah selesai mengerjakan tugas dari Kang Hasan aku meletakan kembali semua buku dan kitab di rak samping tempat tidur, benda melingkar yang menempel pada dinding sudah menunjukan angka 12.39 sudah larut. Aku meregangkan badan sebentar, kulirik Sarah dan Nisa sudah terbang ke alam mimpi.

Aku berjalan-jalan sebentar sembari mencari udara segar  setelah tadi otak di putar mencari jawaban dan menghafalnya sebelum jadwal tes selasa depan aku harus menguasai semua materi itu. Aku memilih kursi kayu panjang di bawah pohon, udara di malam hari sangat dingin membuatku memasukan tangan ke dalam saku gamis.

Benda bulir-bulir kecil berwarna merah itu masih tersimpan di dalam saku, aku mengambil lalu kembali melantunkan sholawat.

Kulirik benda kesayangan pemberian Ummah ini, kata beliau benda ini menyimpan banyak kenangan. Warna merah adalah warna favorit Abah benda ini hadiah dari beliau untuk Ummah dan masih banyak kenangan lagi yang aku yakini begitu berharga buat Ummah.

Karena kenangan itu aku harus menyimpannya dengan benar tak boleh hilang seperti tadi yang membuatku panik, kecerobohan tadi tak boleh terulang untung saja kutemukan di mushola saat Kiai menyuruhku mencari Gus Bilal.

🍀🍀🍀🍀🍀🍀

"Nis, La. Ngemie yuk."

Aku masih setengah sadar, gadis yang baru dari masjid itu meletakkan musafnya di lemari pribadi.

Hari ini aku sedang berhalangan jadi tak ikut mereka ke masjid tadi, aku meregangkan badan lalu kembali menarik selimut nyeri di perut membuatku malas bergerak.

Ini hari Jum'at jadi bisa seharian aku bermalas-malasan di kamar.

"Hayuukk!" teriak Nisa semangat.

Aku tak memperdulikan percakapan mereka selimut kembali kutarik menutup seluruh tubuh.

"La, bangun. Ngemie yuk. Sekalian aku bawa gosip hot." Sarah menyibak selimutku sampai ke mata kaki.

"Malas ah."

Kembali kutarik selimut memposisikan tubuh membelakangi gadis berkulit sawo matang itu.

"Nabila Zahira. Bangun, kita ngemie bertiga." Nisa menarik pergelangan tanganku sampai posisiku duduk.

Dasar gendut.

Aku menarik handuk lalu berjalan ke kamar mandi, masih kudengar cekikian mereka sebelum menutup pintu.

🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀

"Sar, tadi kamu bilang bawa gosip hot, apa?" tanya Nisa sambil menyalakan kompor. Kami menatap gadis berhijab abu-abu itu bergantian.

Ia duduk di atas papa matanya memandang lurus ke depan. Aku menghela napas panjang, galau lagi nih anak.

"Sarah Wardahna!" Nisa berteriak membuat aku dan Sarah terlonjak kaget lalu sama-sama menaruh jari telunjuk di bibir, ia hanya cengengesan lalu meraih bungkusan mie berkemasan hijau dari tanganku.

"Udah dengar belum?"

Akhirnya setelah setengah jam membisu gadis ini membuka suara, aku menggeleng begitupun dengan Nisa.

Ia berdehem lalu menatap kami bergantian. " Gus Bilal mau di jodohin."

Reaksi Nisa begitu berlebihan ia hampir saja membuat kami di marahi kalau ketahuan. Aku membekap mulut besar itu Sarah bersiap dengan  centong kayu yang melayang hendak menabok gadis gempul itu.

Ning Nabila [SUDAH TERBIT✔]Where stories live. Discover now