Bagian 09 : Kencan Keluarga - We Keep This Love In A Photograph

5.3K 898 275
                                    

Sabtu pagi menjelang siang ini, Minho sudah rapi dengan kaus bermotif garis-garis hitam-putihnya, bersebelahan dengan Chris yang memakai setelan dengan warna yang sama. Kaus putih dilapisi kemeja hitam yang tidak dikancing. Jangan lupakan Jeongin yang terlihat bersemangat di gendongan Chris.

"Sini, Ayennya aku gendong dulu, biar Mas gampang kunci pintunya." tawar Minho, mengambil alih Jeongin dari gendongan Chris, saat melihat ayah satu anak itu kesulitan dengan kunci rumahnya.

Chris terkekeh malu lalu kembali sibuk dengan kunci rumahnya. Setelah berhasil menguncinya, Chris segera menuju mobilnya dan membukakan pintu untuk Minho.

"Timakaci—!"

Chris tersenyum membalasnya sebelum menutup pintu dan segera menuju ke kursi kemudi. Oh, tentu dia sudah bersiap untuk serangan semacam tadi lagi. Meski, jujur, jantungnya masih dibuat berpacu karenanya.

Chris lalu memakai sabuk pengaman untuk dirinya sendiri lalu melirik kursi di sampingnya. Minho masih disibukkan dengan Jeongin, jadi Chris berinisiatif untuk membantu orang itu memakai sabuk pengamannya.

Chris memajukan tubuhnya ke arah Minho demi bisa menggapai sabuk pengamannya, sementara Minho mengangkat Jeongin agar tidak ikut terkunci di sabuk pengamannya.

Ceklek!

"Oke, semua siap?"

"Siap, Daddy!" seru Minho pelan sambil mengangkat tangan Jeongin, sedang berlaga menyuarakan Jeongin ceritanya.

Chris terkekeh sebelum sibuk dengan kemudinya, "Leggo!"

×××

"Mau main apa aja kita hari ini?" tanya Minho yang hanya dijawab tawa oleh Jeongin, melihatnya membuat Minho ikut tertawa juga.

Sementara itu, Chris hanya tersenyum sambil menutup pintu mobilnya. Dia lalu berjalan menghampiri keduanya dengan tas bayi di punggungnya. "Yuk?"

"Yuk!" Minho hendak melangkah, tapi malah tersandung dan hampir terjatuh kalau saja Chris tidak sigap menahannya.

"Kenapa, No?"

Minho melirik ke kakinya dan mendapati tali sepatunya yang terlepas. "Yah, kok lepas, sih? Mas, tolong pegangin Ayen sebentar, aku mau—" ucapan Minho terpotong karena Chris lebih dulu berlutut untuk mengikatkan tali sepatunya.

Minho yang sedang menggendong Jeongin dengan Chris yang berlutut di depannya seperti itu juga senyum yang menghiasi wajah ketiganya sungguh menunjukan potret keluarga bahagia.

Sebentar. Penulisnya ingin menangis dulu.

Oke, lanjut.

Minho berterima kasih saat melihat simpul sepatunya sudah terikat lagi. Ketiganya lalu lanjut melangkah menuju gerbang masuk taman bermain.

Taman bermain terlihat ramai, tapi tidak padat. Tidak ada banyak orang yang mengantri di loket. Jadi, tidak butuh waktu lama, Chris sudah mendapatkan dua tiket di tangannya.

Minho merogoh sakunya, merasa harus membayar tiket itu. "Mas, uangnya—"

"Ga usah. Yuk, main!" Chris mengambil alih Jeongin dari gendongan Minho lalu melangkah ceria menuju gerbang masuk.

Sementara itu, Minho membeku, masih memproses kejadian barusan. Dia baru tersadar saat Chris memanggil namanya.

"Ayo, sini! Ngapain bengong?"

"Eh, iya!" Minho berlari kecil menghampiri Chris dan Jeongin. Mereka lalu memasuki taman bermain bersamaan.

"Mas, uang tiketnya—"

✓ | Lego House +banginhoWhere stories live. Discover now