Chapter 12

1.2K 147 0
                                    

"Seorang pecinta memiliki ketakutan terbesar, ketakutan itu adalah : kebencian dari sang tercinta"

.

.

.

.

.


Ketika mereka pulang, Xiyeon ada di sana sedang bercakap-cakap dengan Nyonya Lee di ruang tamu, ketika menyadari Jamein sudah dibawa pulang oleh Jeno, Nyonya Lee langsung berdiri dan menyambut Jaemin.

"Jaemin."

dengan lembut Nyonya Lee memeluk Jaemin,

"Polisi mengabarkan bahwa semuanya sudah selesai, syukurlah semuanya baik-baik saja."

Xiyeon ikut berdiri dan menghampiri Jaemin lalu memeluknya erat-erat dengan cemas,

"Jaemin syukurlah... Aku cemas sekali."

wajah Xiyeon pucat pasi, dia tampak benar-benar senang karena Jaemin pulang dengan selamat.

"Mereka tidak memperbolehkanku ikut, jadi aku menunggu di sini."

"Terima kasih Xiyeon."

Jaemin tersenyum lembut. Dia ingin berterima kasih kepada semua orang yang mencemaskannya, tetapi saat ini dia sangat lelah, amat sangat lelah.

Jeno sepertinya mengetahui bahwa Jaemin harus beristirahat, dihelanya tubuh Jaemin.

"Aku akan mengantarkan Jaemin ke kamar untuk beristirahat dulu."

"Biarkan aku saja..."

Xiyeon mencoba mengambil tangan Jaemin, tetapi Jeno menepiskannya.

"Tidak Xiyeon, terima kasih sudah ikut memberikan dukungan di sini. Mungkin kau juga lelah dan ingin beristirahat, ada kamar tamu yang tersedia untukmu. Aku yang akan mengantar Jaemin beristirahat."

Jaemin sudah terlalu lelah untuk berkata apapun, dia hanya menurut saja ketika Jeno menggandengnya ke kamarnya.

Tidak disadarinya tatapan Xiyeon yang membara, menatap punggung mereka berdua dengan marah.

♠♠♠

Jeno mendudukkan Jaemin ke tepi ranjang dan mengambil kursi untuk duduk dihadapannya, diraihnya jemari Jaemin dengan lembut, dahinya mengernyit ketika melihatnya.

"Ini pasti terasa sakit," gumamnya setengah marah.

Jamein hanya tersenyum lemah menanggapinya, dan dia menguap. Jeno terkekeh melihatnya,

"Tunggu ya, jangan tidur dulu, biarkan kuobati dulu lukamu."

dia mengambil kapas dan antiseptik yang sudah disiapkan oleh pelayan, lalu mengoleskannya dengan lembut di pergelangan tangan Jaemin yang memerah,

"Sakit ya?" bisiknya lembut ketika melihat Jaemin mengernyit,

"Tapi ini akan sembuh dengan cepat."

Sweet Enemy - Remake Nomin Vers -Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang