Side Story Colorful Of Love

1K 106 0
                                    


"Syukurlah kau baik-baik saja Jaemin."

Aron langsung menyambutnya ketika melihat pagi itu Jaemin datang ke Garden Cafe,

"Aku melihat berita di koran dan betapa dramatis akhirnya, tapi bagiku yang terpenting adalah kau baik-baik saja."

Jaemin tersenyum ketika Aron menyerahkan Oreo Milkshake pesanannya yang sangat dirindukannya. Diminumnya minuman itu dengan bahagia, merasakan sensasi nikmat yang manis dan bercampur aroma vanilla serta rasa biskuit oreo yang khas membungkus lidahnya, membuatnya tersenyum.

Dia memang sudah lama tidak ke cafe ini, kasus penculikan itu memang sedikit menyibukkannya, para wartawan mengikutinya kemana-mana. Jaemin harus menjadi saksi di pengadilan dan lain sebagainya, semula Jaemin ingin berdamai, apalagi ada eommanya di sana.

Tetapi Mark tampaknya bersikap tegas, dia ingin eommanya dihukum dan merasakan penjara, bukan karena kebenciannya, tetapi lebih agar eommanya menyadari perbuatannya. Apalagi dalam hal ini eommanya sama sekali tidak menunjukkan penyesalannya, dia terus menerus berkata bahwa kekayaan dan kebahagiaan Mark serta Jaemin adalah berkat dirinya.

Belum lagi kasus Xiyeon, appa Xiyeon yang menjemputnya dari rumah sakit jiwa dan kemudian meminta maaf kepada keluarga Lee karena kelalaiannya, dia lalu membawa Xiyeon ke luar negeri, kembali ke tempat Xiyeon diasingkan seperti semula, karena terbukti Xiyeon masih berbahaya bagi orang lain.

Ingatan tentang eommanya dan Xiyeon kadang membuat Jaemin sedih, tetapi dia berusaha melupakannya. Jaemin menikmati oreo milkshake yang diminumnya sambil mengeluarkan sebuah novel roman yang baru dibelinya kemarin.

Novel itu sangat terkenal akhir-akhir ini dan kisah cinta di dalamnya tidak biasa, Jaemin sangat menyukai tulisan-tulisannya, dia memiliki hampir 10 koleksinya, dan yang dia pegang sekarang adalah bukunya yang terbaru, Jaemin sangat penasaran dengan kisahnya.

Aron datang lagi, mengantarkan kentang goreng pesanan Jaemin, lalu mengangkat alis ketika melihat novel yang dibawa oleh Jaemin.

"Hei, aku mengenal penulis novel itu." serunya, membuat Jaemin meletakkan bukunya dan menatap Aron dengan tertarik.

"Benarkah?"

"Ya, dia sering datang ke cafe ini."

Jaemin mengernyit, "Kalau begitu kenapa aku tidak pernah bertemu dengannya?"

"Karena dia yeoja dewasa dan kau anak kuliahan, jadi jam kalian tidak sama."

Aron tergelak, "Yeoja ini adalah penulis dengan nama pena Ten Lee. Dia sering datang kemari di waktu malam untuk menulis ditemani dengan segelas anggur."

"Benarkah?" Jaemin langsung bersemangat,

"Bisakah aku meminta tanda tangannya? Bisakah kau membantuku mendapatkan tanda tangannya?"

dia mengacungkan buku itu ke depan Aron. Aron terkekeh dan menerima buku itu,

"Aku akan memintakan tandatangan untukmu sebagai hadiah karena sudah lama sekali kau tidak mampir ke sini."

Namja itu membungkukkan tubuhnya, lalu melangkah pergi. Sementara itu Jaemin termenung menatap jemarinya, ada cincin yang melingkar di sana, cincin Jeno, tanda kepemilikannya. Dia sangat bahagia saat ini.

Matanya melirik ke arah minumannya dan tersenyum, seperti milkshake oreo dia tidak pernah bisa membuat semua orang sama seperti prinsipnya, putih seperti susu, pasti akan ada perbedaan yang diwakili oleh hitamnya serbuk oreo yang bercampur dengan susu.

Rahasianya adalah bagaimana membuat semuanya menyatu, dalam warna abu-abu yang indah, dan pada akhirnya, semuanya akan terasa manis.

Indah pada waktunya.

.

.

.

.

-True End-

-Original Story by Santhy Agatha-

Sweet Enemy - Remake Nomin Vers -Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang