Epilog

1.9K 139 2
                                    

“Jangan pernah takut pada ribuan musuh di depanmu, takutlah pada seorang musuh di belakangmu, yang berpura-pura menjadi temanmu”

.

.

.

.

“Hmm... kita lupakan saja tentang Xiyeon, memang kali ini kau salah memilih teman karena hanya dia yang mau berteman denganmu, tetapi tenang saja Jaemin, nanti kalau kau sudah menjadi isteriku, pasti banyak yang berlomba-lomba ingin menjadi temanmu.”

“APA?”/”Apa?”

Mark dan Jaemin berseru bersamaan, sementara Jeno menatap Mark dengan penuh tekad.

“Kau boleh memiliki Jaemin, Mark. Tetapi tidak lama, aku akan segera menikahinya setelah Jaemin lulus kuliah dan membawanya kembali ke rumahku.”

Jaemin tergelak ketika melihat Mark dan Jeno berganti-ganti saling menatap tajam. Hatinya dipenuhi oleh perasaan bahagia.

Dia sudah menemukan cintanya dalam diri Jeno, dan dia harap ke depannya semua akan berjalan baik. Sementara itu Mark masih merengut mendengar rencana Jeno, dia menyipitkan matanya,

“Mungkin aku akan mengenalkan namja-namja tampan kenalanku, banyak pemain musik klasik yang tampan yang pasti akan mau mendekati Jaemin, mereka tidak punya niat jahat membawa adikku pergi jauh dariku.”

Jeno terkekeh, dia menarik Jaemin supaya duduk di sebelahnya dan merangkulnya erat-erat.

“Kau tidak akan bisa melakukannya. Jaemin mencintaiku.”

Matanya yang tajam menatap Jaemin penuh ingin tahu. Sebenarnya dia sendiri bahkan belum mendengar pernyataan cinta dari Jaemin untuknya. Jaemin tersenyum dengan pipi memerah, lalu menganggukkan kepalanya,

“Ya Jeno, aku mencintaimu.”

Binar bahagia tampak di mata Jeno, “nah karena kita sudah membereskan segala salah paham dan kegilaan ini...”

Namja itu mengeluarkan cincin mungil dari saku jasnya, membuat Mark membelalakkan matanya.

“Apa-apaan, kau tidak serius kan Jeno?”

“Aku serius.”

Mata Jeno tampak benar-benar serius, namja itu dengan susah payah berusaha berlutut sambil meskipun lengannya yang luka agak menghambatnya. Dia mengulurkan kotak cincin itu ke depan Jaemin dan membukanya.

“Jaemin... Maukah kau menikah denganku nanti setelah kau lulus? Cincin ini adalah tanda janjimu, tanda bahwa kau adalah milikku.”

Jaemin terperangah, bingung. Tetapi kemudian, dengan mata berkaca-kaca, dia menganggukkan kepalanya. Air matanya menetes ketika Jeno meraih jemarinya dan menyelipkan cincin itu di jari manisnya. Dengan lembut Jeno menarik Jaemin menunduk, lalu mengecup bibirnya.

“Terima kasih karena bersedia.” bisik Jeno lembut,

Bibirnya hendak melumat bibir Jaemin ketika Mark berdehem dengan sengaja. Jeno menatap Mark dengan kesal,

“Tidak bisakah kau pergi saja?” gumamnya mencela.

Tetapi Mark bersedekap dan menatap Jeno dengan tatapan menantang,

“Kau melamar adikku di depan mataku dan tidak meminta restuku?”

“Restumu?” Jeno mengangkat alisnya,

“Sejak kapan Lee Jeno meminta restu orang lain?”

Sekali lagi Jaemin tertawa geli melihat tingkah dua sahabat ini. Dia berusaha memisahkan mereka berdua.

“Sudah. Kalian akan menjadi saudara juga nantinya,” gumamnya menggoda,

Membuat Jeno mengedipkan matanya dengan senang, lalu duduk disebelah Jaemin lagi dan memeluknya. Mark menatap kedua pasangan ini dalam senyum, lalu dia mencibir,

“Kurasa aku harus pergi dari sini sebelum mual karena nuansa cinta yang berbunga-bunga di ruangan ini.” gumamnya

Sebelum kemudian membalikkan tubuhnya dan melangkah pergi, memberikan kesempatan kepada Jaemin dan Jeno untuk berduaan. Jaemin dan Jeno saling bertatapan, lalu namja itu berubah menjadi serius, Jeno mengecup Jaemin dengan sayang, lalu mengecup pipi, rahang, dahi dan ujung hidungnya.

“Terima kasih sudah datang di kehidupanku dan merubahku menjadi namja yang lebih baik...” bisiknya parau,

“Aku sangat mencintaimu Jaemin, dan kuharap aku juga bisa menjadi yang terbaik untukmu.”

Jaemin tersenyum dan menggenggam jemari Jeno,
“Terima kasih juga karena telah menjagaku. Aku yakin kau adalah yang terbaik untukku.”

Dua anak manusia itu bertatapan penuh cinta. Pada awalnya mereka seperti musuh, tetapi kemudian cinta tumbuh dan mereka bisa saling mencintai. Jaemin teringat kepada appanya dan merasakan syukur mendalam dalam hatinya, appanya di surga pasti merasakan kebahagiaan ketika melihatnya sekarang.

.

.

.

.

.

- True End -

- original Story by Santhy Agatha -
Remake by Shin Heehyo

-terima kasih yang sudah mampir ke book ini - Heehyo

Sweet Enemy - Remake Nomin Vers -Où les histoires vivent. Découvrez maintenant