╱╱ O4. Nyebelin 🌿

138 68 28
                                    

・Eits, tunggu dulu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

・Eits, tunggu dulu. Vommentnya yuk tarik sis! Gratis kok, asli. Mari berikan banyak cinta dan dukungan untuk cerita ini, thanks and luv u all. ♡・

Happy Reading . . .

—————————————

Karamel mengerjapkan matanya berkali-kali, menatap langit-langit atap ruangan bercat putih. Ia pun terbangun dan mengamati sekitar, "ruang UKS?" Gumamnya bingung.

Mengapa ia bisa ada disini? Apa yang terjadi? Saat sedang memikirkan itu, tiba-tiba kepalanya berdenyut, merasa pening. Ia pun meringis pelan.

Karamel menyipitkan matanya melihat seseorang yang sedang duduk di sofa tak jauh darinya. Ah, ia lupa tak memakai kacamata. Karamel merogoh saku cardigan-nya dan memakai kacamata miliknya.

"L-LEON?!"

Merasa terpanggil, Leon terlonjak kaget. Hampir saja ponsel di tangannya terjatuh. Ia kemudian mendecak dan menghampiri pelaku yang membuat ponselnya hampir jatuh.

"Udah bangun lo?"

"Kamu ngapain disini? Kenapa aku bisa ada disini? Terus kenapa cuma ada kita berdua? Kamu apa-apain aku ya? Dasar cowok gila, pergi kamu pergi!" Cercah Karamel dan memukul tubuh Leon dengan bantal berkali-kali.

Leon meringis mendapati pukulan bertubi-tubi dari gadis yang tak ada adab. "Apaan sih! lo yang gila! Udah di bantuin ga tau terima kasih, dasar songong!"

"Hah? Kapan kamu bantuin aku?"

"Yang bawa lo kesini siapa? Ya gue lah! Lo tadi pingsan oon."

Karamel meneguk ludahnya, "eh? Yang benar?"

"Udah lah males!" Leon pun melenggang keluar ruang UKS dengan hati yang menggebu sembari menggerutu sebal.

Karamel termenung, jadi dia salah paham? Leon yang membantunya? Apa ia harus minta maaf dan berterimakasih padanya? Karamel mengangkat bahu acuh.

Dahlah sabodo, tetep aja cowok kan selalu salah.

🌿🌿🌿

"Leon,"

"Leonn!"

"LEONNN!"

Karamel terus berlari mengejar Leon di sepanjang trotoar, tetapi lelaki itu terus menambah kecepatan langkahnya dan membuatnya kualahan.

Sebenarnya malas sekali dirinya berlari, apalagi mengejar lelaki seperti Leon. Huh, kurang kerjaan sekali. Tetapi ia merasa bersalah karena sudah menuduh lelaki itu sembarangan. Mau bagaimanapun, dia sudah menolongnya.

"Leon jangan cepet-cepet!! Hoshh ... hoshh ..." rasanya Karamel kehabisan oksigen, ia tak kuat berlari lagi. Bagaimana tak lelah? Ia mengejar Leon dari pintu kelas sampai ke jalan besar. Menyebalkan, memang minta sekali di kejar lelaki itu.

KAMELEONWhere stories live. Discover now