Laki-laki Pembully

871 80 47
                                    

❤❤❤

Sanguinis
Seorang laki-laki pembully berkepribadian sanguinis
Ia menelusuk masuk ke hidupku
Aku tak tahu mengapa ia suka membullyku
Yang aku tahu, ia hanya seseorang yang sedang mencari kesenangan

☆Pitaloka☆

    
     Jika Rara dan teman-temannya suka membully Pitaloka. Maka Cakrabirawa Giandra adalah orang yang paling mendukung itu. Laki-laki berperawakan tinggi, berhidung mancung, berkulit sawo matang namun memiliki senyuman yang manis. Laki-laki yang kerap disapa Andra itu adalah orang yang sering mengganggu dan membully Pitaloka. Seperti sekarang ini, Pitaloka sedang berjalan di koridor sekolah yang melewati kelas Andra. Andra pun melihatnya, dan terjadilah pembullyan pertama yang ia lakukan di tahun ajaran baru ini.

"Weh, pelanggaran! Ada anak SD masuk SMA!" seru Andra yang berdiri menghadang langkah Pitaloka.

     Seketika Pitaloka kaget karena tiba-tiba Andra menghadangnya.

"Tinggi cuma 140 cm doang bisa apa? Jemur pakaian di tambang jemuran aja nggak bakalan bisa sampek! Pasti bakalan loncat-loncat kaya kelinci takut ketinggian!" ujar Andra sambil mempraktikkan kelinci yang melompat-lompat.

"HAHAHA!" sambutan tawa dari teman-teman Andra.

"Udah bajunya besar lagi, kaya ibu-ibu kurang kalsium!" tambah Andra lagi yang disambut gelak tawa dari teman-temannya.

"Rawat aja, itung-itung jadi anak angkat!" ujar teman Andra yang bernama Hattala.

"Haha, bisa ae lo!" balas Andra sambil memegangi perutnya yang sakit akibat menertawakan Pitaloka.

     Bagi Andra, sehari saja ia tak membully Pitaloka, hidupnya terasa hampa bagaikan hutan gundul yang beratap langit. 

     Selesai menertawakan Pitaloka, Andra beralih menatap sebuah buku yang sedikit keluar dari tas Pitaloka. Buku itu berwarna ungu. Dengan gesit, Andra langsung mengambilnya ketika Pitaloka sibuk menunduk.

"Hey, Anak Kurang Kalsium! Coba lihat ini!" titah Andra sambil menggerak-gerakkan buku itu ke kanan dan ke kiri di depan mata Pitaloka.

"Buku saya!" pekik Pitaloka ketika melihat buku diarynya yang dipegang Andra.

"Mau? Nih ambil, nih!" ucap Andra sambil melayangkan buku diary Pitaloka setinggi-tingginya.

     Tentu saja Pitaloka tidak akan sampai karena tubuh Andra yang jangkung dan jauh lebih tinggi darinya. Namun, ia tak putus asa begitu saja. Pitaloka terus berjingkat untuk meraih buku diarynya.

     Bukannya merasa kasihan, Andra malah semakin menjadi-jadi. Ia mengoper buku diary itu ke teman-temannya. Hal itu membuat Pitaloka kelelahan mengejar buku diarynya. Pitaloka pingsan saat itu juga.

     "Emang bener yah, nih anak kurang kalsium! Daya tahan tubuhnya lemah banget!" Bukannya menolong, Andra malah mencaci Pitaloka.

"Nih anak juga butuh listrik kali! Coba aja lo charge Ndra, siapa tahu dia bisa sadar!" sahut Lakeswara, pengikut setia Andra.

Ketika Introvert BicaraWhere stories live. Discover now