chapter 7

3K 183 8
                                    

.
.
.
.
.
.
Ada orng yang selalu ingin ku panggil dengan sebutan sayang, tapi aku takut....

Ayah..

-Vian
.
.
.
.

Pagi ini pria paruh baya bernama Raffi Edbert sudah siap dengan stelan jas khas kantoran. Ia bekerja di perusahaannya sendiri bernama RA company, perusahaan yang mengelola properti itu sangat berkembang pesat hingga sekarang menjadikan perusahan nomor 1 di Indonesia.

"Mas, turun yuk sarapan" Ucap istrinya--Risa

Raffi menoleh kearah pintu dan tersenyum "oh ya, yuk" Mereka berjalan keluar menuju meja makan.

"Selamat pagi" Sapa Raffi yang melihat Aziel sedang memainkan gawainya dengan serius.

Aziel mendongak dan tersenyum simpul "pagii" Balasnya singkat setelah itu ia kembali fokus pada benda pintar persegi panjangnya.

Trap trap trap

Suara langkah yang sangat mengganggu itu membuat semua orng yang berada di meja makan menoleh menatap pelaku .

"Mau dibawa kemana bi makanannya?" Tanya Risa saat melihat bi Asih membawa nampan berisi sarapan lengkap.

Bi Asih kelimpungan, ia takut diamuk karna membawa makan untuk Vian, "untuk den Vian, nyonya" Jawab bi Asih setelah mengumpulkan keberaniannya.

"Oh, yasudah" Ucap Risa acuh, Raffi dan Aziel, terutama bi Asih langsung menatap Risa tak percaya. Tetapi bi Asih tidak memikirkannya ia langsung melesat naik kelantai 2 tempat kamar Vian berada.

"Kenapa?" Tanya Risa binggung dengan tatapan Raffi dan Aziel.

Aziel hanya berdehem untuk mengusir kecanggungan, tetapi Raffi bersuara, "kamu sudah peduli dengan anak sialan itu?" Tanya Raffi ketus.

Risa mengangkat bahunya acuh, dan melanjutkan makannya tanpa ingin menjawab pertanyaan Raffi.

"Udah jam 7, Aziel berangkat dulu" Pamit Aziel dan mencium tangan kedua orng tuanya sebelum pergi.

"Hati hatii" Ucap Risa dan di angguki oleh Aziel.

"Bii Asih, tolong bereskan ini semua ya, kita udah selesai makannya" Pinta Risa , bi Asih langsung melaksanakan perintah Risa dengan cepat.

"Mas berangkat ya" Raffi pamit dan tak lupa mencium kening Risa singkat.

Setelah memastikan Raffi pergi, Risa melesat kedapur, ia menuangkan susu sapi yang ada di kulkas dan membawanya ke lantai 2.

"Mba ikut saya yuk" Ajak Risa saat Siti lewat habis buang sampah. Siti hanya mengangguk patuh, ia mengikuti Risa dari belakang dengan pelan.

Ceklek

Risa tidak melihat Vian di rangjangnya, matanya meneliksik mencari makanan yang bi Asih bawa, makanan itu tersimpan di meja belajar Vian dengan rapih.

"Siti, tolong bawa itu ke bawah" Perintah Risa dengan nada yang tiba tiba dingin.

Siti mengangguk "baik nyonya" Siti membawa nampan berisi makanan itu dan langsung membawanya kedapur.

Risa meletakkan susu yang ia bawa di meja belajar Vian, ia tersenyum mengingat Vian yang alergi dengan susu sapi. Ia pergi dan menutup kembali kamar Vian.

Sebenarnya ia tidak benar benar pergi, Risa menunggu Vian yang keluar dari kamar mandi.

"Susu siapa sih anjir, gue kan alergi"

Suara Vian terdengar dari luar, iang langsung membuka pintu kamar dan melihat Vian dengan handung yang dililitkan di pinggangnya. Tidak terkejut dengan badan sixpack Vian, ia menatap remeh Vian yang sedang binggung menatapnya.

Amour • E-book ✔️✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang