chapter 12

2.8K 160 15
                                    

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Siapa?" Tanya Daniel penasaran.

"Si eta ning nu anak PMR" ( si itu loh yang anak PMR) jawab manar binggung karna ia sedikit melupakan nama adi kelasnya tadi.

Daniel memutar bola matanya malas, "Anak PMR banyak Mukidi" Ucap Daniel malas.

"Ish keheula urang inget ibget heula" (Ish bentar gue inget inget dulu) gumam Amar dam memejamkan matanya serius.

Vian yang sejak tadi diam saja mulai membuka suara, "ada surat" Vian mulai mengambil secarik surat yang terselip di antara makanan yang tertumpuk rapih.

To : kak Reviano
From : Aqilla Auristela

Makan semua camilannya ya kak, aku rangkai sendiri loh hehe, ka Reviano semangat yaaa

-have a nice day kak <3

"WHUUUUU SI VIAN BOGA FANS!!!" (Whuuu si Vian punya fans) pekik Amar senang, Vian hanya memandang malas bucket di depannya

"Iye lah emangnya elo !" Ejek Daniel pada Amar.

"Makan aja kalau kalian mau" Titah Vian setelah mengucapkan itu Vian menyembunyikan kepalanya di lipatan tanganya dan segera menyusul mimpi.

Daniel menguncang tangan Vian pelan, "makan bareng bareng, lo pasti cape udah berjemur" Ucapnya, dan dibalas gelengan pelan oleh Vian.

Akhirnya Daniel dan Amar melahap satu demi satu snack di bucket itu, mereka pun tak lupa menyisakan makanan untuk Vian, dan ohh Daniel pun tadi sempat keluar untuk membelikan Vian minuman.

°°°

Bell tanda pulangpun bberbunyisangat bising, tetapi kebisingan itu sangat ditunggu tunggu oleh semua mutid di sekolah. Seperti Vian dan ke2 temannya mereka langsung menuju parkiran dan mencari motor mereka.

"Kuy caffe Daniel" Ajak Amar semangat.

"Gue ga mau ya anjir lo dateng ke caffe gue lagi, malu maluin!" Ucap Daniel tegas, karna ia tidak bisa melupakan malam itu, dimana semua DM instagram Daniel menanyakan username instagram mereka.

"Gue balik" Pamit Vian singkat dan langsung memajukan motornya keluar dari kawasan Sekolah.

Tiin

Suara Klakson membuat wanita dengan hijab dikepalanya terkejut. Vian membuka helm fullface nya dan menatap gadis itu.

"Lo yang tadi ngasih makanan? Yang lo bilang makanan itu lo rangkai sendiri?" Tanya Vian berturut turut.

Perempuan itu hanya mengangguk, mukanya terlihat cemas, takut lelaki yang dihadapannya ini membencinya.

"Lo lagi nunggu angkot?" Tanya Vian, berusaha memancing Aqilla agar bicara.

Aqilla hanya mengangguk sebagai jawban. "Naik" Ucap Vian dengan nada dinginnya.

"Ngga usah kak ngerepotin" Tolaknya tak enak, tetapi karna Vian tidak ingin penolakan, ia menarik tangan Aqilla agar dekat dengan motornya.

"Naik" Titah Vian lagi. Aqilla naik di motor dengan susah payah karna roknya yang panjang.

Karna motor yang Vian pakai adalah motor sport Aqilla menjadi sedikit tinggi darinya, laju yang kencang membuat Aqilla takut. Ia mencari pegangan agar ia tak jatuh sampai kerumah.

Dan setelah 10 menit mereka sampai di rumah Aqilla, setelah Aqilla turun, Vian langsung menancapkan gass motornya dan melesat meninggalkan Aqilla yang sempat ingin berterimakasih

"AAAAAA DIANTERIN KA REVIANO!!!" PEKIK Aqilla semangat. Ia sampai melompat sangking senangnya.

Aqilla berjalan dari pintu masuk rumahnya sampai di kamar ia bersenandung pelan menandakan Moodnya sedang baik sekarang.

"Eh ya Allah mimpi bukan sih" Ucap Aqilla dan mencubit dirinya sendiri

"Aww" Pekik nya tertahan. "Ternyata bukan mimpi, huwaaaaa ganteng banget" Ujar Aqilla dengan membayangkan wajah Vian.

Dan malam ini Aqilla benar benar berguling dan melompat lompat karena ia sangat senang karna bisa pulang dengan Reviano yang notabenenya kaka kelas yang ia kagumi.

°°°°°°

Ceklek

"Ohhh udah puaskah menyewa jalangnya?. Tanya seseorang yang baru keluar dari balik pintunya.

"Ayah" Gumamnya lirih, ia takut sangat takut pada ayahnya. "Vian nginap di rumah Daniel kemarin" Imbuh Vian dengan pandangan lulus ke bawah.

"Tidak usah pulang saja sekalian!" Bentak Raffi kesal dan langsung melangkah menjauh dari Vian.

"Hahhhh, gue capek" Ujar Vian entah pada siapa.

°°°°

Malam ini Vian, Daniel, dan Amar keluar mencari udara segar. Mereka pergi ke sebuah caffe dengan tema minimalis yang terkesan sangat indah dipandang.

"Anjir lah kita udah lama ga nongki" Ujar Daniel lebay.

"Anjir lah lo lebay banget!" Bentak Amar dengan tatapan yang malas.

"Tadi gue nganter si Aqilla sampe rumah" Ucap Vian tiba tiba, Daniel dan Amar langsung menoleh tak peecaya.

"Asli?" Tanya daniel memaatikan. vian hanya mengangguk sebagai respon.

Vian menghela nafas berat, "Cinta pandangan pertama itu ternyata emang ada ya" Curhat Vian.

"Cinta kadang datang disaat yang tak terduga" Sahut Daniel dengan jeda sebantar sebelum iya melanjutkan ucapannya, "kaya lo" Ucap Daniel menunjuk Vian.

"Kalau gue yang nembak yang di liat, hatinya!" Ujar Daniel yang gemas

"Tapi gue ga bisa Niel" Ucap Vian lirih

"Iya juga, terus gimana?" Tanya Daniel yang ikutan binggung

"Nya atos we ikhlas keun" (Yaudah lah ikhlasin aja) ucap Amar sinis.

°°°

Ke esokan harinya, Vian sudah siap dengan jas sekolahnya, jangan tentang mediasi. di tangan kiri membuatnya Pede sepertinya.

"Pagi bunda ayah, Vian sekolah dulu" Pamit Vian, tetapi tidak ada respon dari kedianya.

"Yaudah, Vian pamit" Pamit Vian sekali lagi.

"Vian" Panggil Risa dingin.

"Iya bun aada apa?" Tanya Vian dengan sopan.

"Kapan kamu akan keluar dari rumah ini?" Tanya Risa ketus.

"Bun..."










Tbc

Gais maafin aku kalau ceritamya ada yang murat, mata aku berat benget pgn tidur 😭😭😭😭😭😭

Sampai ketemu besok :)))

Amour • E-book ✔️✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang