chapter 19

1.4K 87 4
                                    

.
.
.
.
.
.
.
.

"Kalau gue juga suka sama gimana?"

Aqilla terkejut di sebrang sana, "hah? Tapi kita ga bisa bersatu kak"

"Kalau gue maksa gimana? "


Aqilla terdian cukup lama, ia binggung harus menjawab apa.

"Kak tap-".

" Qilla ada beberapa yang memang harus dicoba"

"Tapi ini bukan buat becandan kak"

"Gue ga lagi becanda Qilla, jadi?"

"Kak ini pasti buang buang waktu"

Mendengar ucapan itu Vian terdiam, memang jika mereka menjalin suatu hubungan, itu memang menjadi sesuatu yang percuma dijalani. Tetapi tujuan Vian bukan hanya itu ia hanya ingin mempunyai sandaran yang selalu ada untuknya.

"Ekhm, yaudah kalau gitu" Ucap Vian pasrah

"Kak, aku mau"

"Mau? Mau apa? "

"Ck, KAK! " Pekik Aqilla kesal.

"Heheh iya sayang, besok aku jemput ya, byee"

Tuuttt

Vian langsung mematikan sambungan teleponnya, dan beranjak naik ke atas kasur menjemput mimpinya.

__

Pukul 05.00 Vian terbangun dari tidurnya, masih terlalu pagi baginya untuk berangkat sekolah, biasanya bisa saja ia pukul 07.00 baru membuka. Matanya.

"Hahh masih pagehhh" Ujarnya sambil merengangkan tubuhnya malas.

Vian bangun dan membawa langkahnya masuk ke kamar mandi guna membersihkan tubuhnya.

Setelah 30 menit Vian baru keluar dari ruangan yang mungkin tadi ia. Pakai meditasi.

Ia keluar dengan handuk yang dililitkan di pinggang, netranya terkunci dihadapan kaca yang menyuguhkan. Cerminan dirinya. Ia menatap lama perutnya yang sedikit memar, dan lagi di daerah lutut ada beberapa bengkakkan yang membuatnya geli sendiri

"Penyakit aneh, body goals gue jadi ternodai" Monolognya dengan mengusap ngusap perutnya pelan.

Ia bersiap untuk pergi kesekolah, ahh jika kalian lupa ia sekarang harus menjemput Aqilla yang notabene nya sekarang mungkin sudah bisa di bilang 'pacar' nya.

"Laperrrrr" Rengek Vian entah pada siapa. Ia berjalan kearah alat pembuat Kopinya, dan perlahan membuat kopi, kali saja ini bisa untuk mengganjal perutnya.

Tok tok tok

Ketukan pintu mengalun ditelinganya, ia berjalan dan membukkan pintu, ia tersenyum melihat siapa yang datang dengan nampan berisi beberapa helai roti dengan selai strawberry diatasnya.

"Hehehe bi Asih, tau aja Vian laper" Ucap Vian dan langsung menyomot satu rodi di piring. Bi asih menggeleng melihatnya, ada ada saja, pikirnya.

"Tumben bibi kesini udah bangun" Goda Bi Asih, Vian merenggut kesal ia memajukan binirnya beberapa senti tanda ia merajuk.

"Emm jelek" Cerca Bi Asih dan mencubit pipi Vian pelan.

"Vian ganteng bi" Ucap Vian di sela sela lahapnya makan.

"Iyaaa den Vian ganteng, tapi ga punya pacar hahaha" Tawa Bi Asih

Vian diam, sedetik kemudian ia ikut terbahak-bahak, "Vian punya pacar wleee" Cerca Vian dan menjukurkan lidahnya mengejek. Bi Asih terdiam, sejak kapan Vian mempunyai pacar? Membawa teman sebayanya pun mungkin hampir tidak pernah, seingat Bi Asih.

"Udah ah, Vian mau berangkat sekolah dulu, byee" Pamit Vian dan keluar dari kamarnya, ia berjalan menuju rumah Aqilla.

"Lama? " Tanya Vian saat sudah melihat Aqilla yang berdiri di depan pagar rumahnya.

"Yuk berangkat" ajak Vian, Aqilla naik keatas motor Vian dengan susah payah karna sungguu motor sport nya membuat Aqilla repot.

"Pegangan" Titahnya, Aqilla dengan ragu melingkarkan tangannya di pinggang Vian.

Setelah sampai di sekolah, lagi lagi tatapan emooh yang di dapatkan Vian, dengan cepat Aqilla mengeratkan tangannya pada genggaman mereka.

"HEYYY AYA NAON SIAH ETA GANDENGAN KITU KOS TELETABIS" (heyy ada apa lo, itu gandengan kaya teletabis) pekik Amar heboh, di samping Amar ada. Daniel yang sedang menatap curiga mereka berdua.

"Mau di Anter? " Tawar Vian, tetapi Aqilla menggeleng sebagai penolakan.

"Bye" Ucap Vian akhirnya, Aqilla pun melambaikan tangannya dan tersenyum manis.

"Jelasin" Ucap Daniel dan Amar kompak, Vian menatap malas sahabatnya bergantian, Vian melenggang melewati mereka, mendudukkan dirinya dikursi dan menenggelamkan kepalanya di lipatan tanganya.

"Yan ga lucu lo maen rahasia rahasiaan" Ujar Daniel mengguncang tubuh Vian pelan.

"Hmmm" Gumam Vian sebagai respon.

"Aya naon maneh jeung si Aqilla?" (Ada apa lo sama si Aqilla) tanya Amar penuh selidik.

"Gue pacaran! Puas? Hah?" Jawab Vian sewot.

°°°°°

Aqilla berjalan di Koridor sekolahnya dengan tenang ia kembali mengingat percakapan malam tadi dengan Vian, ahh sangat manis.

"WOY! " teriak Annisa memanggil Aqilla dengan tidak. Santainya.

"Kelasnya disini CANTIK" sinis Annisa dengan penekanan di akhir kalimatnya.

"Eheheh maap kelewat" Ucap Aqilla sambil terkekeh menertawakan kebodohannya pagi ini.

"Lo kenapa si? " Tanya Annisa horror saat melihat Aqilla yang sudah tersenyum seyum sejak tadi.

"Ngga sayang" Ucap Aqilla dan memeluk Annisa erat, sungguh suasana hatinya bagus sekali pagi ini.

Annisa melepas paksa pelukan mereka, "napa si? " Tanya Annisa kesal. Aqilla hanya tersenyum sebagai respon, dan enggan menjawab pertanyaan katers.

"Heheheheheh" Tawa Aqilla, dan tetap saja itu membuat Annisa takut karna kesurupannitu pun pasti sangak. Menyeramkan.

"GuejadiansamakakVian" Ucap Aqilla dengan cepat karna malau.

"Yang jelas dong" Balas Annisa kesal karna tidak mendengar jelas ucapan Aqilla.

"gue pacaran Sama kak Reviano" Ucap Aqilla pelan, ia tak mau semua tahu tentang hubungannya

"WHATT!!! HHHMMMMPPP" suara pekikkan Annisa menggema diruang kelas. Dan dengan cepat mulut nya dibekao oleh Aqilla.

"Berisik, cuman lo yang tau di kelas ini" Titah Aqilla dan melepaskan tangannya menjauh dari wajah Annisa.

"Lo buang buang waktu tau ga si kaya ginia ? " Sarkas Annisa hati hati, karna takut Aqilla tersinggung

Aqilla menganggat bahunya. Malas, " Kadang gue juga mikir gtu, tpi hati gue ga bisa bohong Nis" Balas Aqilla lirih.

"Lo sumpah buang buang waktu" Ucap. annisa sekali lagi.

"Kok jadi lo yang ribet?! " Ucap Aqilla kesal.















Tbc~~

Sampai ketemu. Bsok yaaa

Amour • E-book ✔️✔️Where stories live. Discover now