chapter 16

1.6K 96 0
                                    

.
.
.
.
.
.
.
.
.



Malam ini Vian baru menginjakkan kakinya kembali dirumah, setelah 3 hari ia berada dirumah sakit tanpa mengabari siapapun, toh untuk apa, mungkin jika ia mati sekalipun keluarganya tidak peduli.

Vian masuk lewat pintu utama di rumahnya, saat membuka pintu dan berjalan sebentar untuk masuk ke ruang keluarga, ia melihat Aziel dan kedua orang tuanya yang sedang berbincang dengan TV yang menyala.

"Selamat malam" Ucap Vian pelan, ia takut sebenarnya.

Semuanya menoleh ke arah Vian, Raffi tersenyum remeh, Risa dan Aziel pun sama saja memandang Vian dengan tatapan menusuk.

"Oww anak brandal rupanya baru pulang" Ujar Raffi meledek.

"Udah puas clubbing dia Yah" Balas Aziel pada Raffi. Mereka tertawa lepas, Vian pun melanjutkan langkahnya menuju kamar miliknya.

....

Vian merebahkan tubuhnya di atas kasur queen sizenya, walaupun ia diperlakukan berbeda tetapi Raffi masih baik memberikan kasur yang nyaman untuknya.

Vian memejamkan matanya, ia masih memikirkan ucapan dokter dan hasil lab sore tadi. Kenapa penderitaan seakan tidak surut baginya? Bahkan kasih sayang orang tua pun belum ia dapat, tetapi penyakit ini datang yang mungkin saja membuat ia mati lebih cepat.

"Hahhhhhh, kenapa harus gue ya tuhan" Monolognya dengan menatap langit langit kamar.

Tokk tokk tokk

"Masuk" Ucap Vian dari dalam

Seseorang itu membuka pintu, dan masuk ke dalam kamar Vian.

"Bi Asih" Vian tersenyum melihat kedatangan bi Asih dengan semangkuk sayur sup sapi dan nasi di nampannya.

Bi Asih ikut tersenyum, ia menaruh nampan tersebut di meja belajar Vian. "Den Vian sehat? Den Vian kemana. Aja udah 4 hari?" Tanya bi Asih khawatir.

Vian kembali tersenyum hangat, "Vian masuk rumah sakit lagi Bi, tapi Vian udah gapapa kok" Jawabnya meyakinkan.

Bi Asih menatap sendu Vian, ia mendengar ucapan majikannya saat Vian baru datang, "kuat ya den, berjuanglah buat mereka sayang lagi sama aden, ya? " Ujar bi Asih pelan.

Vian mengangguk, setelah itu ia memeluk bi Asih erat. "Makasih bi, doain Vian sehat terus ya" Bi Asih mengangguk dan membalas pelukan Vian, ia mengusap ngusap punggung Vian menenangkan.

"Vian laper" Celetuk Vian merusak suasana, mereka langsung melepaskan pelukannya, bi Asih menyolek gemas hidung Vian sebentar.

Bi Asih pun beranjak dan mengambil nampan berisi makanan tadi, dan meletakkannya di kasur Vian.

"Makan yang banyak ya, pasti kemarin 4hari makannya yang aneh aneh" Ucap Bi Asih dan mendapatkan gelengan keras dari Vian.

"Ngga kok, Vian makan makanan normal manusia, hehehe" gurau Vian dengan tawa singkatnya.

Bi Asih pun ikut tertawa mendengar jawaban Vian, "ya iya lah kamu makan makanan manusia, masa kamu makan makanan kucing" Balas bi Asih.

Setelah Vian menyelesaikan makannya, bi Asih keluar untuk sama sama menjemput mimpinya.

°°°°

Pagi ini Daniel sudah mendapatkan telpon dari Amar yang menyuruh untuk menjemputnya dirumah. Dengan malas Daniel menuju rumah Amar yang bisa memakan waktu 20menit dari rumahnya.

"Si teteh ngerepotin ye" Umpat nya saat memasuki mobilnya setelah berpamitan dengan orang tua Daniel.

Daniel memarkirikan mobilnya di halaman rumah Amar, saat ia hendak keluar dari mobil, terlihat Amar yang berlarian dan langsung memasuki mobil Daniel.

"Kenapa si?" Tanya Daniel sewot.

Amar hanya tersenyum memamerkan gigi rapihnya, "hayu berangkat Aa ganteng" Titah Amar polos, Daniel menatap Amar kesal.

Akhirnya Daniel melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang, sampainya di sekolah, kedatangan Daniel seperti biasa mengundang pujian karna oaras tampannya.

"Omg! Pangeran gue!!"

"Jodoh gue ganteng banget ya tuhan"

"Kak Daniel kapan jeleknya!"

"Jodoh orng ganteng kali lah"

"Ya Allah idung nya"

"Ka Daniel telpon aku ya"

Amar berjalan sambil melambaikan tangannya pada penggemar Daniel, sedangkan Daniel berjalan cool dengan pandangan lurus kedepan tidak memperdulikan ucapan ucapan disekitarnya.

"Bye Aa, teteh ka kelas heula nyaaa" (Bye Aa, teteh ke kelas dulu ya) pamit Amar sebelum memasukki kelasnya.

"Tolong tanyakan pada Tuhanmu

Bolehkah aku yang bukan umatnya, mencin-"

"WOYYY GALAU ISUK ISUK" Cerca Amar mengagetkan Vian yang sedang melamun dan menyanyikan sepenggal lagu.

Vian mendelik tajam ke arah Amar, "apaan si" Ujar Vian sewot.

"Bogoh ka si Qilla mah tembak lain ngagalau" (Suka sama si Qilla tuh tembak bukan galau) Ucap Amar lebih sewot. Vian mengangkat bahunya acuh.

Seperti biasa Vian yang tidak di perbolehkan pergi kekantin mau tak mau menunggu Daniel memesankan makannya.

Vian memainkan benda pintar persegi panjangnya yang menampilkan game online yang belakangan ini sedang marak di mainkan oleh anak SMA seperti dia.

Ceklek

"Hallo kak Reviano" Panggil seseorang di ambang pintu.

Vian mengangkat kelapanya, manatap seseorang yang baru saja memanggil namanya. "Aqilla?" Balas Vian binggung.

"Boleh masuk?" Tanya Aqilla yang tak enak hati.

Vian mengangguk memperbolehkan, karna saat ini hanya ada Vian didalam kelas.

Aqilla menghampiri Vian dan meletakkan kotak bekal diatas meja Vian. "Aku bikin Sushi tadi, makan ya kak" Ucap Aqilla dengan malu malu dan menundukkan kelapanya tak berani menatap mata Vian.

Vian menatap Aqilla dan kotak bekal itu bergantian, "thanks" Ucapnya singkat.

"Sama sama kak, aku balik ke kelas ya" Pamit Aqilla dan meninggalkan kelas Vian segera.

"Woww woow wowww, mau kemanaaa" Amar menyegat Aqilla dan menggiringnya kembali masuk.

"Kak, aku malu" Cicit Aqilla pelan, Amar dan Daniel tertawa mendengarnya.

"Udah gabung aja" Ucap Daniel dan meletakkan nampan berisi makanan yang ia pesan. Daniel pun memberi makanan jatah untuknya pada Aqilla tapi urung karna Vian yang terlebih dahulu memberikan makannya.

"Udah makan aja punya lo, gue ada ini" Ucap Vian dan memamerkan kotak bekalnya. Daniel mengangguk sebagai respon.

"Adehh kumaha cenah iye teh?" (Aduh gimana ini tu?) sindir Amar pada Vian dan Aqilla.

"Kenapa kak?" Tanya Aqilla yang tidak. Mengerti ucapan Amar.

"Ga udah di denger" Ucap Vian yang sedang memakan sushi pemberian Aqilla tadi.

"WOW! SUSHI DARI SIAPA TUUU" Pekik Amar sangat menyebalkan. Vian tidak menanggapinya dan tetap fokus pada makanan didepannya.

"Lo suka ya sama Vian?" Tanya Daniel tiba tiba pada Aqilla yang sedang fokus pada makannya.

"...... "



























Tbc ~~~~~~~

Yuhuuuuuu

Maaf ya banyak typo 😭

Sampai ketemu besokkk ❤

Amour • E-book ✔️✔️Where stories live. Discover now