(f) Elena

46.8K 395 43
                                    

Happy Reading

.
.
.
.

Elena merupakan salah satu wanita yang beruntung. Ia memiliki paras yang cantik, pekerjaan yang mapan, suami yang sangat mencintainya, harta yang sangat banyak, keluarga besar yang sangat menyayangi Elena. Namun satu hal yang belum ia dapatkan yaitu seorang anak.

Elena dan Aksa suaminya telah menikah selama 10 tahun. Selama itu mereka belum diberi momongan. Elena sudah beberapa kali berhasil hamil, namun saat kandungannya memasuki trimester yang kedua Elena mengalami keguguran.

Dokter memvonis kandungan Elena yang lemah dan susah memiliki anak. Elena bisa memiliki anak namun sangat kecil kemungkinannya. Dokter menyarankan Elena untuk tidak mengandung anaknya lagi. Hal itu membuat pasangan suami istri tersebut sangat-sangat terpukul.

Saat ini Elena sedang duduk termenung didepan meja riasnya. Memikirkan dirinya yang tidak bisa memberikan keturunan untuk suaminya. Elena menangis dalam diam. Dia menumpukan tangannya dimeja dan menutup matanya.

Tiba-tiba Aksa masuk ke dalam kamar. Dan menemukan Elena yang tertunduk di depan meja rias. Elena tidak menyadari bahwa Aksa baru saja masuk ke dalam kamar.

Aksa lalu memeluk tubuh Elena dari belakang. Aksa menyembunyikan wajahnya kedalam ceruk leher Elena. Tangis Elena pun semakin menjadi-jadi.

"Sayanggg udah dongg... Jangan nangiss.." ucap Aksa yang terus menenangkan Elena.

"Tttappiii... Tadi kata hikss dok hikss ter.. hiksss.. hiiksss.. hikss..." Ucap Elena dengan sesenggukan.

"Sayang dengerin aku ya. Walaupun kita tidak bisa punya anak aku enggak masalah. Kita bisa adopsi Yang." Ucap Aksa.

Elena tetap menangis dalam pelukan Aksa.

"Dokter itu bukan Tuhan sayang. Jadi bisa aja prediksinya meleset. Jangan sedih ya sayangg.. aku ikutan sedih ini liat kamu kayak gini..." Ucap Aksa lagi.

Akhirnya Elena sudah mulai tenang, dan Elena ternyata ketiduran dalam pelukan Aksa.
.
.
.
.
.
Hhooekk hhoeekk hoeekk

Pagi-pagi sekali Aksa terbangun karena mendengar suara orang muntah dari dalam kamar mandi. Ternyata yang muntah adalah Elena. Aksa membantunya dengan mengurut tengkuk Elena. Rutinitas seperti ini sudah berjalan 5 hari.

Setelah dirasa cukup, Aksa menggendong Elena lalu membaringkannya di kasur. Aksa mengoleskan minyak angin diperut dan dada Elena.

"Len jangan-jangan kamu hamil. Kamu udah hampir 5 hari lho kayak gini." Ucap Aksa yang masih mengelus perut Elena.

"Aku telat Mas, perut aku juga rasanya enggk enak, badanku lemes Mas. Tapi aku takut.. hikss.." ujar Elena

Akhirnya siang harinya mereka memutuskan untuk periksa ke dokter langganan mereka. Elena sangat takut, ia terus berpegangan pada lengan Aksa. Saat namanya disebut muka Elena menjadi pucat. Tapi Aksa terus meyakinkan kepada Elena bahwa semuanya akan baik-baik saja.

Dokter Alice menyambut Elena dan Aksa dengan senyum yang menawan. Kemudian Elena menceritakan kondisinya beberapa hari ini. Tangan Aksa masih menggenggam tangan Elena yang rasanya sangat dingin.

"Dok sebenarnya kemarin kami sempet berhubungan intim setelah Elena selesai masa haidnya. Dan saya lupa tidak memakai pengaman Dok. Padahal saya mengeluarkan nya di dalam. Hehehe..." Ucap Aksa sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

Elena melototkan matanya ke Aksa. Karena berani-beraninya hal kayak gitu diceritakan ke Dokter Alice. Dokter Alice hanya membalasnya dengan kekehan.

Dokter Alice mempersilakan Elena untuk berbaring di tempat tidur. Setelah itu Dokter Alice mengarahkan alat usg nya ke perut Elena.

Pregnant Birth StoryWhere stories live. Discover now