Anganku menyusuri lorong waktu. Lagi-lagi mengembalikan ribuan memori.
Di lain tempat, aku geram pada memori kelam yang tak kunjung terhapus. Di sudut waktu, mengecap peristiwa lalu mengabadikan manis terakhir.
Dia hinggap di sudut anganku. Dia mencipta halusinasi dalam netraku. Dia menghangatkan kalbu dalam pertemuan kosong.
Tunggu. Ini kesalahan besar. Jurang lalu bukan untuk diangkat. Terjebak? Tidak. Hanya torehan kisah nan salah.
Lembar hening, 2 Agustus 2020
Rainysa Avaron
YOU ARE READING
Jerat Memori Mengukir Sajak
PoetrySerangkaian melodi mengalun Menyusuri angkasa pekat Mengelak rimbun memori Karena dianggap tak ada arti Kelahiran kata melintas sekilas Melepas bohong Bahwa nyatanya, pertemuan lalu kita sukar dibantah Padahal hanya menuai kisah ringan tanpa...