Kala langit menangis
Kesenduan mengiris
Kau datang dari lapisan kabut
Memulai kata walau sejumputKala netra melempar tatapan asing
Pikiranku pecah berkeping-keping
Ulah seuntai kata perkenalan
Yang kau jerat dalam bualanSapaanmu di awal pertemuan
Bagai panahan sosok pahlawan
Melepaskan belenggu dari bualan
Namun sayang, itu hanya kebohonganSapaanmu di awal pertemuan
Berupa canda belaka
Senyum fana menerawang cahaya bulan
Menyulut kalbu meranaPerkenalan membentuk persahabatan
Berperan sebagai tiang awalan
Hilangnya daksa, hadirkan angan
Jua menegakkan titik penghancuranDetik kelenyapan, aku berdiri
Cerminmu justru menjatuhkanku lagi
Tak mampu kuteguk segala siksa ini
Aku kembali tersungkur rantaian sepiAngkasa kala itu, menyadarkanku akan luka
Menggores perkenalan
Mampu merobek atma
Menyulut trauma buih kehadiranAku bertanya pada bulan
menyelisik juang kebebasan
Melukis ketakutan
Sungguh gagal menyelamatkanAcap kali menoreh siksa
Berkenalan tidak perlu berkata
Sekadar pembual
kosong makna terpenggal
Lembar hening, 4 Oktober 2020
Rainysa Avaron
ŞİMDİ OKUDUĞUN
Jerat Memori Mengukir Sajak
ŞiirSerangkaian melodi mengalun Menyusuri angkasa pekat Mengelak rimbun memori Karena dianggap tak ada arti Kelahiran kata melintas sekilas Melepas bohong Bahwa nyatanya, pertemuan lalu kita sukar dibantah Padahal hanya menuai kisah ringan tanpa...