40. Pesantren

3.2K 517 37
                                    

Setelah teman-temannya pulang, kini Yoonbin kembali ke jeruji besi dan ia sedang memikirkan sesuatu. "Gue tau perlakuan gue tuh salah, gue pengen banget berhenti bunuh orang tapi nafsu gue buat bunuh orang selalu bertambah." ucapnya.

"Mending gue mati aja daripada banyak orang yang jadi korban dan ujung-ujungnya gue ke penjara lagi. Males banget anjir, polisinya jelek semua." lanjutnya.

"Apakah yang kau ucapkan barusan tadi itu berasal dari hati?" tanya seorang polisi yang mengejutkan Yoonbin.

Yoonbin kaget, "Benar. Aku mengucapkannya dengan serius dan benar-benar dari hati. Kalian semua jelek, lebih tampan aku si psikopat ini." sahut Yoonbin.

"Hm, Ha Yoonbin. Lelaki berumur 20 tahun yang lahir tanggal 11 Desember tahun 2000. Masih sangat muda untuk mu mati, Ben." kata polisi itu.

"Jangan memanggilku dengan panggilan itu!"

"Kenapa? Bukankah tadi pacarmu juga memanggilmu dengan nama itu?" tanya polisi itu.

"Panggilan itu memang boleh untuk siapa saja, tapi terkecuali untukmu! Aku tak menyukaimu! Kau jelek, dekil, hit—"

"Aku yang shining, shimering, splendind, glowing, nan tak minta di sleding ini kau sebut aku jelek? Dekil? Hitam?!" potong polisi itu.

Yoonbin tersenyum miring, "Benar. Tapi untuk hitam, aku tak mengatakannya karena kau memutus ucapanku. Kau itu polisi tapi tingkat kepintaran mu dibawah ku." ucapnya.

"Kalau kau bukan keponakanku, sudah ku bunuh kau dari kemarin-kemarin."

"Terserah, itu urusanmu, Koo Junhoe."

"Kau menyebalkan, Ha Yoonbin. Sangat menyebalkan! Kau memang patut untuk lenyap dari dunia ini! Argh!" ucap June sebelum ia pergi ke ruangannya.

"Kalah berdebat dengan seorang bocah? Sebut saja ia June, cih." gumam Yoonbin sebelum ia tertidur seperti cicak, menempel di dinding.


🚀🏫🚀


Keesokan harinya, 12 pria itu sudah siap dengan wajah tampannya. Halah, cuma mau ke pengadilan doang harus ganteng-ganteng. Padahal biasa aja tampilannya ganteng, hng.

"Kak Yoshi, gue udah ganteng belum?" tanya Jeongwoo menepuk pundak Yoshi. Sementara Yoshi mengacungkan jempolnya.

"Adek gue emang ganteng." ucapnya, lalu Jeongwoo tersenyum malu lalu berjongkok di tanah.

"Lo kenapa?" tanya Yoshi.

Jeongwoo mendongak, "Mules."

"ALAH ANJIR, KE PENGADILAN DOANG MULES LO!" teriak Haruto, Jeongwoo ingin melawan tapi apa daya rasa mules menyerangnya.

"Bahasanya, heh! Ada bocah disini." tegur Junkyu menoyor kepala Haruto.

"Ya maaf, abis Jeongwoo kasar-able banget." ucap Haruto.

"Untung lo temen gue, Har. Kalo bukan udah gue banting lo ke sungai Han atau sekalian sungai Amazon." kata Jeongwoo sekuat tenaga.

Jeongwoo menghela nafasnya lalu ia berdiri, "Kebiasaan gue kalau kelewat gugup pasti mules. Sekarang udah nggak lagi, ayo lah berangkat!" kata Jeongwoo lalu ia duduk di motornya.

"Skuy! Jeongwoo hati-hati mules di jalan lo!" kata Yoshi.

Jeongwoo mengacungkan jempolnya.

Scary SchoolWo Geschichten leben. Entdecke jetzt