2. Epilog

3.2K 526 31
                                    

Empat tahun berlalu, keadaan sudah berbeda sekarang. Dulu, saat kedua belas lelaki itu masih sekolah, suasana sekolah ini begitu gelap. Mendung tak turun hujan dan setiap paginya selalu disambut oleh para satpam yang terbunuh dengan anggota tubuh yang terpisah.

Sekarang, sekolah ini jadi terlihat lebih cerah dari biasanya. Tentram, aman, dan damai. Sejak empat tahun yang lalu pun satpamnya masih sama, Pak Tukiman.

Kenapa namanya Tukiman? Karena cowok, kalo cewek namanya jadi Tukiwoman.

Hehehe.

"Setelah kita keluar, sekolah jadi lebih makmur ya. Sekarang jadi lebih estetik," ucap Hyunsuk.

Jihoon melipat tangannya di depan dada, "Bener tuh anjir. Tapi gue yakin di toilet pasti masih bau pesing dan ada eek yang tidak disiram."

"Kak, please aku lagi makan lho ini." tegur Junghwan yang membuat kesebelas kakaknya tertawa. Lagian ada yang makan malah ngomongin eek, so fun kah begitu?

Kedua belas lelaki itu melangkahkan kakinya masuk ke sekolah mereka dulu, setiap langkah terdapat senyuman dan sambutan yang hangat. Setiap langkah selalu ada orang yang memanggil mereka.

Duh berasa jadi selebriti.

Mereka berjalan dan berhenti di pinggir lapang. Tempat dimana salah satu psikopat bernama Gon bunuh diri dulu. "Beneran estetik ini anjir, apa maksut warnanya ganti gini. Aku tak bisa menahan diri untuk tidak berfoto." ucap Jihoon dengan sok imut.

Untung Junghwan lagi gak makan, kalo makan auto muntah. Kan lebih imut dia wleee.

Junghwan membuang plastik bekas makanannya ke tong sampah, ya kali buang ke temen, gak baik. "Tong sampah aja ada tiga macam, waduh semakin kece saja." ujar Junghwan melihat tiga warna tong sampah. Ada yang hijau, kuning, dan merah.

Saat membuka tong sampah yang berwarna merah, lelaki itu terkejut mendapati sebuah pisau yang dilumuri warna merah di sana. Merah pekat. Dan bau amis pun menguar.

"Kok bau amis?" tanya Mashiho sambil menutup hidungnya. Suaranya pun jadi lebih cempreng. Membuat Junkyu yang ada disampingnya jadi merasa gemas pada adiknya yang satu itu.

Tatapan Jeongwoo terfokus pada Junghwan, lelaki itu tampak mematung. Jadi ia putuskan untuk menghampiri adik semata wayangnya dan menepuk bahunya. Tangan Junghwan gemetar. "A-ada pisau." ucapnya dengan gugup.

Jeongwoo membelalakkan mata begitu melihat isi tong sampah berwarna merah, kesepuluh lelaki langsung mengerumuni tong sampah itu dan terkejut. "M-masih berlanjut?" tanya Junghwan.

"HA! ANAK GANTENG NGAPAIN DISINI?!" teriak seseorang membuat mereka semua hampir saja terjungkal.

Kaget bung, lagi takut-takut nya lihat pisau di tong sampah tiba-tiba ada yang teriak. "Kenapa mengerumuni tong sampah kayak gini? Bau busuk, tahu." tanya seorang guru yang diketahui namanya Jisoo, kakak dari Kim Doyoung.

"Itu Kak, ada pisau dilumuri darah. Pembunuhan di sekolah ini masih berlanjut?" tanya Doyoung.

Jisoo mengernyit, wanita itu pun membuka tong sampah sambil menutup hidungnya. "Ooh, tadi pembantu sekolah potong daging, kan ada darahnya dikit. Dibuang soalnya pisaunya patah, jadi beli lagi." jawabnya yang membuat dua belas lelaki menghela nafas.

Scary SchoolWhere stories live. Discover now