O1 | ARASHEL, PERI TANPA SAYAP

362 155 279
                                    

☘☘☘

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

☘☘☘

Pagi baru saja dimulai. Setetes embun jatuh ke tanah setelah sebelumnya meluncur indah dari daun lebar berwarna putih kehijauan. Bagaskara juga tampaknya baru saja absen untuk melaksanakan tugasnya. Namun, kegaduhan terdengar dari sudut istana sejak pukul lima pagi tadi.

Entah apa yang terjadi, tapi setelah itu muncul Arashel dari balik pintu khusus rumah hewan. Gadis itu berlari mengejar kucing peliharaannya. Hahhh ... lagi-lagi perkara Meelo. Kucing lucu berwarna putih itu memang selalu menolak untuk makan di pagi hari. Dan jika dipaksa, maka Meelo akan memuntahkannya kembali.

"Meelo! Dengar aku! Aku pemilikmu, kau harus menurut pada perintahku!" Teriakan menggelegar milik Arashel tak lantas membuat Meelo menghentikan langkahnya. Malah semakin liar berlari meninggalkan area istana. Hingga akhirnya ia dan Meelo benar-benar sudah berada di halaman luar istana.

"Haishhh ... dasar kucing nakal!" keluhnya ketika melihat Meelo baru saja mengacaukan kebun kecil yang ia bikin kemarin sore.

Jadi, kemarin sore Arashel sedang tidak ada kegiatan dan ia bingung harus melakukan apa untuk mengusir rasa bosannya. Dan ketika ia melihat kantung biji bunga matahari yang tergantung di tembok ruang bunga, akhirnya ia tahu harus berbuat apa. Tapi kini mahakarya miliknya sudah hancur diinjak-injak Meelo.

Emosi Arashel naik beberapa tingkat dari sebelumnya. Apalagi saat ia melihat Meelo menoleh padanya dengan tatapan tanpa dosa. Geram sekali rasanya. Tanpa sadar langkahnya sudah bergerak mendekati kucing putih itu. Dan saat ia ingin meraih ranting kayu yang terletak tak jauh dari kebun kecilnya, sebuah tangan menahan pergerakan Arashel.

"Hei, jangan! Kenapa kamu mau mukul kucing ini?"

Arashel tidak tahu apa ia sedang berhalusinasi atau tidak. Jelas-jelas beberapa detik sebelumnya hanya ada ia dan Meelo di sini. Istana juga sedang sepi karena orang tuanya sedang menghadiri pesta di kerajaan bintang---Kerajaan Orionis. Dan pengawal serta prajurit tentu ikut dengan mereka. Hanya ada beberapa pelayan wanita yang sedang sibuk membersihkan bagian dalam istana.

"Apa ucapan saya bikin kamu nggak bisa bicara lagi? Atau kamu emang ... emm, maaf. Kamu tidak bisa bicara ya?" Seseorang itu dengan lancang berbicara demikian di depan putri tunggal Kerajaan Dominica.

Arashel gemas sekali ingin menjawab pertanyaan kurang ajar itu, tapi ia ingat pada pesan orang tuanya yang mengingatkan Arashel untuk tidak berbicara pada orang asing. Dan orang ini benar-benar asing. Bukan karena Arashel tidak mengenalnya, melainkan juga penampilan seseorang itu seperti bukan dari dunianya.

Dia tidak terlihat seperti seorang peri. Itu yang kini ada di dalam kepala Arashel.

"Maaf, sebelumnya saya mau nanya. Ini di mana ya? Setau saya rekreasi taman bunga nggak ada bangunan istananya gini. Apa baru dibangun kali ya? Saya udah lama, sih, nggak ke sini. Terakhir kali ke sini pas ulang tahun ke-tujuh saya."

[✔] Dominic's WorldWhere stories live. Discover now