BTS #10: Okashi - Fitur Unik yang Hanya Ada Pada Karya Sastra Jepang #4

44 1 14
                                    

Behind The Scene #10: Fitur Unik yang Hanya Ada Pada Karya Sastra Jepang #4: Okashi

OKASHI

Okashi berbeda dengan "Okashii" yang dalam bahasa Jepang modern berarti "aneh" atau "ganjil". Istilah klasik "okashi" merujuk pada hal-hal yang bersifat imut, menyenangkan, atau menghibur dan lucu. Okashi menunjukkan apreasiasi riangnya terhadap objek dan peristiwa. Dalam kaitannya dengan sastra, konsep okashi muncul bersama dengan mono no aware. Okashi adalah lawan dari aware yang lebih identik dengan perasaan sedih. Makna okashi bisa berarti "perasaan atau kesadaran dalam menangkap seluruh hal, peristiwa, dan kejadian secara objektif dari kacamata intelektual. Istilah ini sering sekali dipakai oleh Sei Shonagon dalam karyanya yang berjudul Buku Bantal (Makura no Soushi atau Pillow Book).

Okashi adalah konsep ideal keindahan yang santun yang menonjol di era Heian. Konsep ini menekankan pada bentuk, warna, suara, atau bau dalam usaha untuk memahami hidup dan alam secara lebih mendalam. Istilah ini muncul di dongeng-dongeng prosa pada awal era periode Heian seperti Hikayat Putri Ochikubo (Ochikubo Monogatari) dan Hikayat Utsubo (Utsubo Monogatari). Tapi pengekspresian pamungkas okashi ada pada Buku Bantalnya Sei Shonagon. Okashi juga muncul sebagai penilaian kritis hanshi pada perlombaan puisi utaawase-e, yang berarti kehalusan dan kesantunan dalam hal tema, diksi, atau kecerdasan dalam naskah.

Di awal periode Kamakura, Okashi ada sebagai penanda humor. Kata ini juga muncul dalam naskah drama Noh yang ditulis oleh Zeami Motokiyo dan sering digunakan untuk menjelaskan elemen komedik yang menyenangkan atau blak-blakan dalam kyougen. Ciri khas okashi yang lucu ini sangat berpengaruh pada beberapa kesenian di era Heian. Okashi mewarnai latar belakang estetika untuk oko-e seperti gulungan Para Hewan dan Manusia yang Tengah Bermain-main (Choujuu jinbutsu giga). Selain itu, semangat dari okashi bisa terasa dalam keseluruhan sejarah giga. Oko-e adalah lukisan lucu yang bersifat satir dan populer di kalangan aristocrat era Heian. Giga adalah lukisan, sketsa, atau gambar lucu dan satir yang dibuat dengan menyenangkan. Biasanya giga memiliki elemen sosok manusia dan hewa yang dilukis dengan teknik sapuan kuas cepat yang sederhana.

Di internet, aku menemukan sebuah blog dengan alamat hahakigi.wordpress.com yang berisi beberapa informasi menarik tentang sejarah Jepang, terutama periode Heian ini. Pada sebuah artikel yang ditulis oleh Annise Mahnoor, aku menemukan terjemahan bahasa Indonesia dari beberapa fragmen dari Makura no Soushi atau buku bantal yang versi Inggrisnya diterjemahkan oleh M. Mckinney dan diterbitkan oleh Penguin Books. Sang blogger sendiri yang berinisiatif untuk menerjemahkan fragmen-fragmen tersebut ke dalam bahasa Indonesia.

Berikut aku lampirkan isi terjemahannya dari artikel yang berjudul Hal-Hal yang Langka. Dari isi fragmen-fragmennya, kurasa inilah bagian yang dianggap mewakili elemen okashi atau lucu dari Buku Bantal. Mungkin fragmen-fragmen ini sifatnya seperti sekumpulan one liner atau ungkapan komedi-komedi pendek dalam pertunjukan Stand Up Comedy. Dalam Buku Bantal ini, semua one-linernya membentuk satu kesatuan dalam satu tema yang sama. Kubayangkan konteksnya seperti seorang kawan yang memberikan teka-teki ringan: "APA SAJA HAL YANG LANGKA DI DUNIA INI?"

Dan berikut jawabannya menurut naskah Buku Bantal. Biar "rame", beberapa fragmen akan kutambahi dengan komentar-komentar GJku:

Menantu laki-laki yang mendapat pujian dari ayah mertuanya. Demikian pula menantu perempuan yang disayang oleh ibu mertuanya.

[Komentarku: Ya Allah... segitunya... Rupanya perang antara para menantu dengan ayah atau ibu mertua ini sudah berlangsung bahkan saat era Jepang Klasik. Jika pertentangan menantu versus mertua ini terjadi hingga sekarang, bisakah kita menyebutnya sebagai usaha untuk melestarikan ketidakarifan lokal? Ya ampun, moga penulis dan pembacanya ini termasuk dalam spesies langka yang bakal disayang-mayang oleh mertua ya. Aamiin YRA. (memanjatkan doa dengan gaya "Ya Tuhan Tolong Baim" sambil bercucuran air mata ala sinetron-sinetron kesayangan emak-emak.]

RISET Harukaze no Sekai - The World of HarukazeWhere stories live. Discover now