*7🌻

1.8K 283 56
                                    

.
.
.
.
.

Pelajaran terakhir hari ini adalah pelajaran memasak. Sebelum pulang sekolah tiba. Pada saat pelajaran ini laki laki maupun perempuan akan ikut dalam memasak. Termasuk Asano dan Kageyama. Mereka sama sama terlihat kesulitan dengan pelajaran kali ini. Setelah keributan sepanjang hari yang tidak lain dan tidak bukan karena kejadian kemarin.

Kali ini adalah pelajaran memasak secara tiba tiba. Untung saja peralatan dan bahannya di siapkan oleh guru. Asano menghela nafas gusar. Mengerutkan dahinya menatap ke arah bahan bahan di atas meja itu. Jujur ia tidak tau apapun tentang memasak.

Ia melirik lagi ke arah Kageyama di sebelahnya. Mereka berdua sekelompok untuk memasak. Mereka berdua memasak di bagian pojok. Asano yang menentukan nya. Sedangkan Kageyama sedari tadi hanya diam seperti biasa.  Kageyama hanya diam saja, tidak bergemimg memandangi peralatan memasak yang ada di depannya. Apa Kageyama tau soal memasak?. Ia terlihat tenang tenang saja saat di bagi kelompok memasak.

"Hei", Asano menatap ke sebelah kirinya. Asano jujur merasa sedikit risih karena perbedaan tinggi mereka yang mencolok. Dia hanya setinggi sebahu Kageyama. Ia benar benar tinggi. Tentu saja karena ia adalah atlet. Dan asano unggul dalam pelajaran. Mereka berbeda.

".." Kageyama memiringkan kepalanya menatap ke arah Asano dalam diam. Asano mengerutkan dahinya. Menatap ke arah wajah Kageyama yang lagi lagi Membuat orang salah paham. Pertama kali ia melihat Kageyama ia menyangka kalau ia preman yang sama seperti karma. Atau lebih buruk. Tapi, Kageyama adalah seorang yang pendiam sama seperti nya.

"Apa kau pandai memasak?" Tanya Asano kepada patner memasaknya itu. Kageyama melirik lagi dalam diam dengan kedua manik mata hitamnya ke arah peralatan masak di depannya itu. Asano masih menunggu disebelahnya dengan melipat kedua tangannya di dada dengan serius.

"Aku tidak pandai memasak" seru Kageyama seperti biasa. Asano menepuk dahinya. Ia menghela nafas kasar. Seperti nya ini akan menjadi sulit. Lagipula ia tidak ingin nilainya turun hanya karena pelajaran seperti ini. Terutama Kageyama tampak baik baik saja di sebelahnya tidak panik dan seperti biasanya. Benar benar.

"Sudahlah!. Ayo..kita harus segera mulai memasak" seru Asano. Ia meraih tepung yang ada di atas meja. Hari ini mereka akan membuat kue. Kageyama memandang polos. Sejujurnya ia malah sama sekali tidak mengerti. Ia malah tidak tenang sedari tadi. sejak awal. Tapi tidak ada satupun yang sadar. Tangan kageyama gemetaran. Ia meraih telur yang ada di atas meja.

Tak!

Telur itu jatuh karena ia memegangnya terlalu kuat. Kageyama menatap dengan tatapan datar telur itu. Dan Asano sudah memasang aura gelap di sebelahnya.

"Kalau kau gak bisa memasak!. Tidak usah memasak!" Seru Asano sinis. Ia sedang badmood hari ini. Dan Kageyama membuatnya semakin kesal saja. Sedangkan Kageyama hanya berdiam diri disana. Seperti kata Asano. Dia diam saja. Menatap datar ke arah Asano tanpa bergerak dengan aura gelapnya. Asano merasa terintimidasi dengan tatapan kageyama yang serasa memata-matai nya.

Kageyama terkejut saat Asano menyerahkan sebuah pisau padanya. Kedua mata ungu Asano masih mengerut sinis. Wajahnya dialihkan ke arah lain tidak menatap Kageyama. Dan tangan kirinya menyerahkan pisau itu pada Kageyama.

"Sana kerja. Kau harus kerja tau" seru Asano. Kedua matanya ia melihat ke arah lain. Kageyama bisa melihat wajah nya yang sedikit berkeringat karena malu. Kageyama menatap dalam diam dan meraih pisau itu pelan. Setelah itu Asano kembali melaksanakan tugasnya seperti tidak terjadi apa apa. Ia pandai dalam hal mengatur resep. Kageyama menatap dalam diam. Ia melihat lagi ke arah pisau itu. Ia juga harus berusaha. Asano sudah mengatakan itu tadi.

Mereka berdua berusaha keras memasak. Meksipun harus berlepotan tepung. Beberapa kali asano marah marah karena ada yang tidak sesuai dengan keinginannya dan Kageyama yang hanya menangapi dengan diam dan datar seperti biasa. Tapi beberapa kali pula Kageyama yang bisa membantu Asano dan membuat Asano kali ini terdiam tersipu malu.

"Itu...Asano...apa ini kue?" Seru Kageyama datar. Ia melihat lagi ke arah kue yang tampak sedikit berantakan. Tidak seperti kue  yang dilihatnya. Asano menatap lagi ke arah sana. Dan kali ini ia tidak marah. Malahan ia memegang mulutnya dengan satu tangan dan satu tangan lagi terlipat di dadanya. Berusaha menahan tawa di perut nya.

"Hahaha..., Apa apaan ini" seru asano tertawa geli. Kageyama menatap dari arah sampingnya. Biasanya ia akan biasa saja. Sama seperti biasanya. Tidak ada hal yang spesial sedikitpun. Tapi, Kageyama rasa kali ini cukup menyenangkan. Ia senang membuat kue. Dalam diam dan datar, ia meraih kue itu. Mendekatkan kue berantakan itu ke mulutnya. Asano menghentikan tawanya dan menatapnya heran. Kageyama memakan ujung kue itu dan menatap ke arah Asano.

"Enak kok" seru Kageyama datar. Menatap polos ke arah Asano sedikit memiringkan kepalanya. Kue itu dipegangnya dan di letakkan di samping pipinya dengan satu tangan. Ada sedikit bekas kue putih itu di sekitar mulutnya. Ia mencoba untuk menangapi dirinya. Asano terdiam. Betul. Kageyama itu manis dan polos. Ia hanya tidak tau dengan setiap perbuatannya. Hanya saja mereka selalu salah sangka.

Asano ikut tersenyum tipis. Sedikit memiringkan kepalanya dan membuat Kageyama yang ada di depannya itu menatapnya heran. Asano mengerakkan tangan kanannya. Dan satu tangan kirinya terlipat di dada. Ia menyentuh pipi Kageyama. Dan mulai mengerakkan jempol nya membersihkan bekas kue itu. "ngh.." Kageyama merespon dan sedikit bergumam, dengan otomatis menutup sebelah matanya saat Asano mulai mengerakkan jemarinya menghapus bekas kue di sekitar bibirnya itu. Ia menatap polos ke arah Asano di depan. Setelah itu Asano menarik tangannya dan menjilat bekas kue itu.

"Hum enak" serunya menatap intens ke arah Kageyama. Dan perlahan ia menjilati bibirnya dengan seksi setelah memasukkan jarinya ke dalam mulutnya untuk merasakan kue itu. Ia perlahan menatap ke arah Kageyama di depannya seraya tersenyum tipis menyeringai. Sedangkan Kageyama hanya terdiam di depannya masih menatap polos. Tidak mengerti dengan yang tadi di lakukan Asano. Ia hanya sedang mencicipi kuenya bukan...?. Pikirnya saat itu. Yah Kageyama masih sangat polos.

.
.
.
.
.


Seniors!, Notice Me...Please? [OiKage, KaruAsa]Where stories live. Discover now