*9🌻

1.7K 265 45
                                    

.
.
.
.
.

Oikawa merasa seram dengan keadaan sekarang. Terutama kelas ini benar benar kosong dan sepi seperti sudah direncanakan. Sosok itu berbalik sambil masih memegang sebuah benda berbungkus hitam di lipatan kedua tangannya. Ia menatap dalam diam disana. Kedua matanya menatap tajam seperti biasa ke arah Oikawa.

"Ha..ha..siapa kau?" Tanya Oikawa berusaha tetap tenang. Nafasnya terasa berhenti sesaat. Ini menakutkan. Ia tidak dapat melihat dengan jelas sosok yang jauh lebih kecil darinya itu karena sudah mulai sore dan kelas ini gelap. Sosok itu terus saja mendekat. Dengan wajah ketus yang tampak seram itu. "Kageyama, senpai" seru nya pelan. Ia menatap lagi. ia mencoba tersenyum lagi yang malah membuat oikawa tambah ketakutan di depannya.

Oikawa ketakutan dan memucat saat Kageyama terus mendekat. Tanpa tau kalau dirinya ketakutan. Dan kini berada tepat di depannya. Ia mencoba tersenyum lebih lebar lagi. Kedua tangannya memegang bungkusan berisi kue itu. Berharap senpainya itu tidak lari. Itu yang dikatakan yachi kan?. Tapi Oikawa malah tambah ketakutan. Berpikir kalau dirinya yang salah.

Hingga Oikawa langsung berbalik dengan cepat karena tidak tahan lagi. Tepat saat itu ada kedua tangan mungil itu memeluk pinggangnya dengan kuat. Oikawa berusaha melepaskan diri ketakutan tapi kedua tangan itu terus memeluknya dengan erat. Oikawa menarik tangan itu tapi Kageyama tidak menyerah.

"Tooru senpai jangan lari..." Ringis Kageyama pelan. Oikawa berhenti sesaat. Ia menatap heran ke arah adik kelasnya ini. Kageyama menatap sayu. Dan tubuhnya berada tepat di belakang menempel dengan tubuh senpai nya itu. Ia tidak pernah sedekat ini. Tadi ia tidak mau sampai memeluk Oikawa. Tapi melihat nya ingin lari lagi darinya. Kageyama refleks memeluk Oikawa sekuat tenaga.

Oikawa menghela nafas. Menyerah.."ya ya. Ada apa, sudah lepas" seru Oikawa malas. Ia mengeser tangan yang jauh lebih mungil darinya itu. Tapi Kageyama tetap memeluk Oikawa. Kageyama mengesekan pipinya manja ke arah Oikawa. Ia takut..ia takut Oikawa akan lari lagi darinya seperti waktu itu. Ia tidak mau. Kali ini ia tidak mau Oikawa lari darinya.

"Hei tobio Chan lepaskan" seru Oikawa heran. Kageyama terus memeluknya. "Aku gak mau senpai lari lagi..." Rintih Kageyama pelan. Oikawa heran. Tadi... Kageyama memohon?.

Ia berhenti menarik tangan Kageyama. Dan hanya terhenti masih memegang lengan halus dan kecil dengan kedua tangannya. Membiarkan Kageyama memeluknya dari belakang. Kageyama menunduk polos dibelakang. Menghirup dalam dalam aroma Oikawa yang belum pernah sedekat ini. Kedua tangannya yang sedang memeluk itu meremas pelan baju Oikawa. Ia gugup.

"Tooru senpai"

"Ada apa?" Tanya Oikawa. Ia memang tidak peka. Kageyama melirik lagi ke arah bawah. Tadi ia baik baik saja. Tapi... Oikawa senpai dekat sekali. Tidak pernah ia merasa segugup ini. Perasaan aneh apa ini?. Kageyama menenggelamkan kepalanya lagi lagi ke dalam baju Oikawa dari belakang.

"Untukmu" singkat Kageyama pelan hampir tidak jelas karena ia mendadak menjadi gugup. Oikawa masih bisa mendengar nya. Ia menunduk. Melihat tangan kecil Kageyama perlahan terbuka. Menunjukkan sebuah bungkusan hitam yang tadi sempat ia takuti. Oikawa meraih itu dan membukanya. Kedua manik matanya melebar. Eh ini Kue?. Jadi sedari tadi Kageyama berusaha untuk memberikan nya ini. Untuk apa?.

.
.
.
.
.

Bruk!

Kageyama terjatuh tidak lama karena tidak tahan lagi. Oikawa langsung membalikkan tubuhnya dengan khawatir. Satu tangannya masih memegang bungkusan itu. Astaga adik kelasnya ini aneh sekali sekarang. Ia memang benci. Tapi sebenernya ia tidak terlalu membenci Kageyama. Oikawa menurunkan tubuhnya dengan khawatir. Bagaimana pun Kageyama adalah adik kelasnya. Ia tentu saja khawatir kan?.

Ia memgoyangkan pundak Kageyama yang dirasa gemetar itu. Kageyama terduduk disana. Oikawa semakin mendekati dirinya dan Kageyama semakin bersembunyi. Posisi mereka saat ini adalah Kageyama yang terpojok hampir terjatuh jika saja kedua tangannya tidak menahan tubuhnya itu. Oikawa berjongkok. Semakin mendekati Kageyama dengan tidak peka. Karena dirasa tidak dipedulikan. Oikawa menurunkan wajahnya dan lagi lagi adik kelasnya itu menghindari dirinya.

Ia menarik dagu kageyama yang sedari tadi menunduk tidak mau menatapnya langsung .Dan seketika wajahnya ikutan memerah. Kageyama sedari tadi menunduk karena ia malu. Rona merah menutupi seluruh wajahnya. Sehingga sama sekali tidak tampak seram. Badannya masih gemetar karena gugup. Ia tidak bisa bergerak karena Oikawa terus mendekat dan kedua tangannya digunakkan. Ia tidak berani menatap ke arah Oikawa dan mengalihkan pandangan nya ke arah kiri. Ja.. jadi sedari tadi ia seperti ini?!.

"Ka..kau kenapa?!" Seru Oikawa jadi ikutan gugup ketika melihat reaksi manis Adik kelas pendiam nya itu. Ia tidak menyangka kalau Kageyama akan tampak mengemaskan seperti ini. Kageyama diam. Ia berkeringat karena gugup. Kedua manik matanya menatap ke arah lantai. Kageyama seperti biasa!. Kau kenapa sih!. Aneh banget!.

"Too...ru senpai...a..aku ingin senpai memakan kue buatanku" seru kageyama pelan. Sedikit tersendat sendat karena gugup. Oikawa menahan nafas saat melihat Kageyama sedang malu malu seperti ini. Ia berusaha menghindar dan badannya gemetar tidak terkendali. Oikawa tersenyum dan menarik tubuh kecil Kageyama ke depan. Oikawa terduduk dan Kageyama mendarat di atas dadanya.

.
.
.
.
.

Blush!!!

Kageyama langsung memerah saat tau ia di tarik dan dipeluk begitu saja oleh Oikawa. Dan ia bisa mendengar desiran nafasnya perlahan menyapu ceruk lehernya perlahan. Karena kepala Kageyama tepat di atas dadanya dan Oikawa menunduk ke ceruk leher kirinya. Dadanya berdegup sangat kencang tidak bisa dihentikan. Apalagi posisi mereka yang sangat lah dekat.

Kageyama gemetar luar biasa. Ia tidak mampu bergerak dari kurungan Oikawa. Oikawa tersenyum lagi, ia memeluk Kageyama. Hingga kepalanya menempel pada dadanya, dan tubuhnya juga menempel pada oikawa. Ia bisa mendengar denyut jantung pelan kakak kelasnya itu. Hanya dengan satu tangannya. Ia menahannya agar tetap dalam posisi seperti ini. Kageyama memerah luar biasa. Ia tidak tau harus bagaimana. Ia bahkan tidak tau lagi reaksi tubuhnya sekarang ini.

Kageyama sampai seperti ini karenanya. Wajah dan sikapnya manis sekali. Sungguh tidak terduga. Ini sungguh sangaaat mengemaskan sekali. Kenapa ia tidak pernah sadar?. Bukan ia hanya terus dan terus mencoba menyangkalnya. Nyatanya Kageyama jauh dan jauh lebih manis dari siapapun. Ia tau itu. Jauh lebih manis daripada para wanita penggemarnya.

Oikawa melihat kue itu. Kue yang bersusah payah Kageyama ingin berikan padanya. Hampir saja ia melupakannya dan pergi begitu saja karena takut. Kedua manik matanya menyipit intens ke arah kue itu. Ia masih ingat betapa susahnya ia berusaha menarik perhatian dirinya itu. Kue Kageyama. Meksipun berbentuk berantakan tapi ia membuatnya sepenuh hati. Oikawa tersenyum dan mengigit kue itu. Manis seperti Kageyama, adik kelasnya itu.

"Hm enak kok. Kau pandai memasak Kageyama" puji Oikawa dengan nada biasanya. Kageyama melirik dari ujung matanya. Terdapat rona merah tipis disana karena ucapan Oikawa itu. Oikawa tersenyum lebar. Senyuman itu ditujukan untuknya. menatap Kageyama di pelukannya itu. Kageyama terdiam. Kedua bibirnya terasa beku seketika. Ia tidak tau harus bagaimana. Ia senang sekali.

Kageyama menunduk perlahan. Mengenggam erat dada Oikawa tanpa berkata apapun. Bisa terlihat jelas rona merah menjalar secara manis hingga ke telinganya. Oikawa tersenyum tipis dan mendorong pelan dari belakang Kageyama agar lebih dekat dengannya dalam posisi yang sama. Satu waktu. Di kelas itu. Kageyama akhirnya bisa lebih dekat dengan Oikawa. Dan Oikawa mengetahui betapa manisnya adik kelasnya itu.

.
.
.
.
.





Seniors!, Notice Me...Please? [OiKage, KaruAsa]Where stories live. Discover now