*15🌻

1.5K 187 16
                                    

.
.
.
.
.

"Kageyama, apa aku boleh memegang tanganmu♡?"

"Iya"

"Jangan pegang tangannya!!!"

Semua keributan itu terjadi begitu saja kayano sudah ketakutan disana. Wajah nya memucat dan ia berusaha terlihat baik baik saja disana. Bertahan sebisa mungkin. Asano sudah membuat perempatan di dahinya. Apa ia mau membodohi nya?!. Sialan?!. Pelajaran yang hendak dibacanya terasa buyar.

"Ck diam!. Ini perpustakaan bukan tempat orang bodoh!" Umpat Asano. Biasanya ia akan menahan diri. Tapi saat marah selalu seperti ini. Langsung saja mereka bertiga berhenti bertengkar. Karma menyeringai ketika melihat Asano akhirnya mulai terpancing.

Ia mengambil sebuah buku tentang olahraga diatas lemari dan menyerahkan nya sengaja mendekatkan dirinya dengan Kageyama. "Kau suka kan?" Seru karma di belakang berbisik di telinganya. Padahal ia tidak perlu melakukan seperti itu.

"Iya", ia mengambil buku itu tanpa mempedulikan kalau karma sangat dekat. Sesuai dugaan. Asano meliriknya perlahan dengan tatapan sinis. Karma menyeringai diam diam, ia malah sengaja mendekat. Membuat oikawa juga menjadi cemburu. Terlebih Kageyama yang sama sekali tidak masalah. Ia seperti biasa. Bahkan mulai membaca buku dengan tenang. Ia benar benar tidak peduli dan terpengaruh oleh apapun.

"Ini Kageyama" seru karma. Sengaja duduk di sebelah Kageyama dan menyerahkan buku tentang voli lagi. Kageyama hanya mengangguk dan menerima saja. Sedangkan Asano yang duduk disana sudah diam diam marah. Ia melirik ketus ke arah mereka. Dan Oikawa jangan ditanya. Ia malah ikutan memberikan Kageyama buku dengan senyuman nya. Kageyama sama sekali tidak sadar sama sekali. Dengan kemarahan Oikawa yang dapat dilihat dengan jelas.

"Ini Kageyama♡" karma tersenyum penuh arti lagi lagi meletakkan buku itu.

"Jangan berikan dia buku lagi!, Dia pasti mau buku ku kan?!" Oikawa sudah muak. Ia kesal dengan tingkah sok perhatian dari karma. Dan Kageyama sama sekali tidak sadar. Kageyama kan sekarang adalah kekasihnya. Oikawa menatap penuh harapan ke arah Kageyama. Ia pasti mau darinya!. Pasti!. Ia pastikan itu!.

"Aku mau dua duanya kok" dan lagi lagi Kageyama menjawab nya dengan wajah polos biasa. Tidak tau kalau Oikawa sudah mengeluarkan aura hitam. Dan kembali lanjut membaca buku di depannya. Ia lupa kalau kekasihnya ini underrated. Dan ia bisa melihat karma tersenyum seolah mengejek ke arahnya.

.
.
.
.
.

Sementara itu Asano sudah marah besar disana. Ia berkali kali berusaha seperti biasa. Tapi tidak bisa, Asano menatap kesal dan menarik tangan kayano yang ada jauh di sebelahnya hingga ia duduk di sebelahnya. Asano ikut memberikan buku pelajaran itu dan tersenyum tipis menatap kayano.

"Ini kayano, silahkan baca. Aku yakin kau butuh saat ujian nanti" seru Asano. Ia menatap kayano dengan tatapan seperti biasanya yang selalu bisa meluluhkan hati wanita. Asano selalu berkarisma. Kayano terpaku dan dia menatap ke arah karma lagi dan menunduk ke arah buku pelajaran itu.

"Terima kasih...Asano" seru kayano dengan suara nya yang memang sangat pelan. Asano memaksa tersenyum seperti biasa. Ia merangkul pundak kayano dan tersenyum penuh kemenangan ke arah karma.

"Tentu saja kau adalah kekasihku kayano" serunya dengan nada datar, tersenyum tipis khasnya. Kedua manik ungunya menatap tajam ke arah karma. Dan lagi lagi itu di runtuhkan seketika. Karma sama sekali tidak peduli dan malah fokus menyenangkan Kageyama. Sial. Ia kesal sekali. Ia tidak minat lagi. Asano berdiri menyisakan kayano yang hanya duduk disana lagi lagi sendirian disana. 'Ia sudah biasa' pikirnya tersenyum miris.

"Ck!. Mendingan aku pergi cari buku lain saja!" Seru Asano kesal. Ia meninggalkan kayano seorang diri disana. Tidak lama karma berdiri dari tempatnya dan segera mengejar Asano dengan santai dari belakang. Kayano diam menatap mereka dan perlahan berdiri. Menghela nafas dan saat itu tidak sengaja hapenya jatuh dari kantongnya sebelum ia beranjak pergi dari sana. Dengan raut wajah sedih. Kedua mata hijaunya masih menatap ke arah depan dan sedikit menunduk sedih.

.
.
.
.
.

Dan saat itu. Yachi baru saja masuk ke dalam pustaka untuk mencari buku novel yang biasa ia jadikan bahan untuk membuat novel yaoi nya. Ia suka membuat karya tulis tentu saja yang berhubungan dengan homo. Lumayan banyak juga penggemarnya. Yachi sudah bersemangat dan membawa beberapa novel normal disana. Bisa dilihat ia sangat ceria seperti biasa. Wajahnya bersinar sinar manis.

Ia berjalan ke arah meja disana untuk membaca buku buku itu hingga pulang sekolah. Ia duduk disana. Dan tanpa sengaja ia melihat ada sebuah hape tergeletak begitu saja di bawah meja. Yachi menatap heran. Ia melihat layar nya dan seketika tersenyum saat melihat gambar yang ada di layar hape itu. Ia tau ini milik siapa karena ada nama di belakang hapenya.

Ia berjalan begitu saja setelah menyelesaikan semua tugasnya. Kedua mata kuningnya segera berbinar saat melihat sosok bersurai hijau disana. Yang duduk sendirian seperti biasa. Ia menunduk dan menghabiskan waktunya sendiri disana. Yachi segera mendekat dengan senyum lebarnya seperti biasa. Kayano langsung mendongak heran. Ia langsung panik.

"A..ada apa?" Seru dia malu. Suaranya sangat pelan. Nyaris tidak terdengar. Ia biasanya tidak pernah seperti ini. Di dekati oleh orang-orang. Yachi tersenyum. Ia menepuk kedua pundak kayano hingga kayano menatapnya bingung.

"Apa kau mau makan bersamaku?" Tanya yachi. Ia tersenyum lebar. Membuat wajahnya itu semakin manis saja. Kayano tanpa sadar memerah tipis. Ia mengangguk. Yachi tertawa riang dan duduk di sebelahnya. Mereka makan siang bersama di bawah pohon ini. Hari ini terasa berbeda dari biasanya. Karena ada yachi.

Kayano menatap yachi yang sangat hiperaktif. Ia begitu ceria dan memiliki banyak warna. Sedangkan dirinya?. Ia begitu menyedihkan dan susah bergaul. Ini baru pertama kalinya ia bersama seseorang. Tidak ada yang mau dekat dekat dengan dirinya yang pemalu ini. Yachi tersenyum memiringkan kepala nya ia meletakkan kotak makan siangnya dan menunjukkan hape itu di depannya.

"Eh?. Hapeku" seru kayano kaget. Ia menatap tidak percaya. Yachi tersenyum lagi. Kayano memerah. Ia menunduk. Ia sudah tau... sekarang ia juga akan meninggalkan nya juga.

"Wah! ..Aku gak nyangka kamu itu Fujoshi"

"Ma.. maaf kan aku"

"Eh kenapa?, Aku juga kok. Kita sama hehe" kayano tidak percaya. Ia menengadahkan kepalanya melihat ke arah yachi.
Yachi tersenyum begitu manis disana. Meksipun ia sudah tau. Kayano tersenyum tipis. Ia memeluk yachi sontak. Di elusnya kepala nya menghirup dalam aroma manis dan menyegarkan milik yachi.

"Terima.. kasih" serunya pada sosok bersurai kuning yang memiliki tinggi sebahu darinya itu. Ia menutup kedua matanya dan tersenyum tipis.

"Oh hahaha! Sama sama!"

Yachi diam diam memerah tapi berusaha tetap bersemangat seperti biasanya. Kayano sadar dan segera melepaskan pelukannya itu. Ia memerah luar biasa. Dan yachi juga sudah memerah dan malah ikutan memerah saat melihat kayano malu malu di sebelahnya. Ia meraih bekalnya. Menyodorkan salah satu makanannya di atas bekal milik kayano.

"Untukmu"

Kayano sedikit membesar kan matanya. Ia tersenyum tipis. Dan mulai meraih makanan itu. Melahapnya. Enak. Melihat ke arah yachi yang sudah memerah disana. Dia memang manis sekali. Ia tadi tiba tiba saja ingin memeluk nya. Tubuh yachi begitu hangat dan lembut. Ia ingin...melakukannya lagi..ugh.., apa ini?... Kayano diam diam memerah juga karena perasaan yang tidak diketahui.

Yachi tidak bisa mengendalikan tubuhnya. Karena ia tidak pernah diperlakukan seperti itu. Dipeluk tiba tiba..dan perasaan mendominasi itu .. Dan jujur ia benar benar merasa malu sampai sekarang ini. Apalagi tubuh kayano yang lebih besar darinya...ugh kau kenapa yachi?. Kau itu Fujoshi bukan?. Fokus saja dengan kisah cinta Kageyama dan Oikawa!. Kenapa kau malah malu malu!. Dengan sesama perempuan lagi!. Tapi berapa kali pun ia mengatakan itu. Ia tidak bisa menghilangkan itu dan membuat yachi benar benar merasa pusing dan senang di saat bersamaan.

.
.
.
.
.





Seniors!, Notice Me...Please? [OiKage, KaruAsa]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora