1 || Rakisma si Jawara

179 145 161
                                    



"Kalau Bapak bisa sendiri, ya jangan nyuruh kita, Pak!!!"

BRAK!!!

Koridor sekolah, diramaikan sekumpulan cowok yang melangkah keluar dengan bangganya dari ruang bertuliskan 'Bimbingan Konseling' itu. Masih pagi, tetapi mereka sudah membuat masalah saja.

Tampilan mereka terkesan sembrono dan awur-awuran. Sudah jelas terlihat dari beberapa siswa yang tidak memakai atribut sekolah yang lengkap.

"Banyak gaya kosong isinya~~ Sedikit kerja banyak maunya~~ Itulah Pak Jaja, banyak ngebo dikit kerja... Mau jadi apa Indonesia..."

"Riki, jangan kenceng-kenceng. Lo mau si bota—maksud gue Pak Jaja denger? Si Botak kan sensian," tegur cowok dengan kancing seragam yang dibuka.

"Jendrik, lo kok sensi sih?" sewot Riki pada orang yang menasehatinya.

"TAU NGGAK! TADI GUE DIGOMBALIN KAK GALANG DIDEPAN LOBBY!!!"

Dibarisan paling belakang, ada seorang siswa dengan seragamnya yang paling rapi diantara mereka berenam. Bandana putih yang ia pakai dikepalanya, membuatnya menjadi lebih mencolok dari biasanya. Yah, walaupun dia memang sudah mencolok dengan atau tanpa bandana itu.

"Belva, bandana baru, bro?" tanya Jendrik yang hanya dijawab anggukan singkat.

"Yoiks, babe... Kalian tau? Masa gue dibentak Pak Jaja!" adu pemuda dengan baju dikeluarkan. Pemuda bukan sembarang pemuda karena pagi ini Ia membawa 3 cewek sekaligus yang setia berada disampingnya.

Siapa cewek yang tak kenal dengan Galang? Cowok buaya darat kelas kakap SMA Horoscope yang biasa dipanggil Aa Gagal itu. Meskipun terkenal akan kebuayaannya, tapi cewek tetap saja mau menempel pada seorang Galang. Ck ck ck, benar-benar penebar pesona.

"HUWEE KAK GALANG!!!"

"Gal, bisa minta ko pu perempuan itu diam kah? Ko pu perempuan cakadidi se? Panasss setannn panassss sa pu otak..." keluh seorang pemuda dengan rambut keriting dan berkulit cokelat gelap.

"Martinus! Bomat sama cewenya Galang. Mana sambutannya buat gue, Joshua Kori tralala trilili!" teriak seorang cowok berambut jabrik dengan lantang.

"Huuu caper huuu..."

"Sabar, Josh. Ada kalanya lo Glow up," kata Jendrik menyemangati.

"Hiks... Gue kurang ganteng apa coba?" Paling narsis dan paling pas-pasan, Ia selalu memiliki impian dapat se-macho Brad Pitt agar dikejar banyak cewek.

"Babay babe, gue dkk mau ke kelas dulu," pamit Galang yang ditanggapi kepergian tidak rela dari 3 ceweknya itu.

"Geli, cok!" ujar teman-temannya kompak.

"Lo semua cuma iri," celetuk Belva tiba-tiba. Terkadang, Belva juga ingin ikut-ikutan menghujat sifat playboy Galang. Namun, dirasa-rasa seru juga melihat tanggapan geli teman-temannya terhadap kebucinan Galang.

"Weyyyy!!!"

Joshua, Galang, Jendrik, Riki dan Martinus langsung menoleh kearah suara—tidak terkecuali dengan Belva yang terus berjalan lurus menuju kelasnya, kelas XI MIPA-4.

"Oi, Jari, kenapa pagi-pagi udah jogging dikoridor?" tanya Joshua.

Semuanya bersiap mendengar penuturan Jari, alias Jaeri Minatya, Ketua Kelas XII MIPA-1.

"Bantu gue! Jihan—" Jaeri mengambil nafas dalam-dalam. "—lagi dibully sama si George! Mana Nagisa pake acara ngejambak!"

"Sama si George?!" pekik Galang.

MyBeWhere stories live. Discover now