2 || Jihan Sayang Angga

170 140 157
                                    



Aku selalu ngejar kamu, tapi kamunya cuek. Yaiyalah, aku kan ngejarnya dari belakang, makanya nggak kelihatan sama kamu
~Jihan Feiskha Aruna~

🍁🍁🍁

Pagi menjelang siang ini, Belva dan teman-temannya abdikan dikantin. Mereka duduk bersama-sama dimeja yang dibuat mengelilingi pohon sambil bercerita random tentang cewek yang lewat, awal mereka bertemu, sampai hal-hal kecil seperti cara bersin seorang cewek.

"Eh, ngomong-ngomong, gue jadi inget sebangor apa Jendrik dulu," kata Galang tiba-tiba.

"Gue inget, dulu pas kelas sepuluh gue lagi dengerin lagu diperpus. Terus, si Jendrik tiba-tiba dateng ngatain gue banci sambil ngebuangin buku yang mau gue baca. Padahal, waktu itu gue nggak kenal Jendrik," Martinus mengusap wajahnya. "Adoo... Dia maksa gue masuk Rakisma dengan jalan ngajak gelud."

"Belva lebih parah," Riki mengusap dahinya. "Dulu, lokernya dipilox tulisan 'Anjing', 'Cupu', 'Sok inti', 'Bangsat', 'Goblok' sama Jendrik. Pake segala nyembunyiin baju olahraganya. Abis itu mampos, kena bogem si Unyil."

"Hari pertama masuk kan kalau nggak salah mapelnya Pak Jaja. Dari waktu MOS, Pak Jaja emang udah paling galak kan?" Pertanyaan Riki diberi anggukan oleh yang lain. "Tapi cuma Jendrik yang berani ngelempar penghapus papan ke kepalanya Pak Jaja cuma karena Pak Jaja ngotot kalau dia bener."

"Haha... Kalau gue ingetnya waktu itu, gue juga mukulin Joshua karena dia kebanyakan narsis. Dari situ gue jadi akrab sama Joshua," Jendrik tertawa. "Gua juga nggak nyangka bisa digabungin Rakisma oleh Kak Rega. Dan sekarang malah kepilih jadi ketua penerusnya."

"Ada-ada aja. Rakisma kan sebenarnya cuma kata 'Karisma' yang huruf 'R' dan huruf 'K' nya ditukar. Simpel banget namanya," celetuk Joshua.

HP Riki yang berbunyi, membuat seluruh isi meja memusatkan atensinya pada buaya darat Horoscope itu.

"Hoi, ntar siang mau ikut bantu SMA Cendekia Tawuran nggak? Mayan, dikasih tip uang merah sepuluh lembar per dua orang, Bos." Riki memperlihatkan isi chatnya dengan salah seorang temannya yang berasal dari SMA Cendekia. Namun, Jendrik dengan cepat memasukkan kembali HP Riki ke saku baju cowok asal Sumatera Utara itu.

"Rakisma nggak tawuran untuk hal yang nggak bener, Rik. Kita terpaksa tawuran kalau emang udah kepepet dan keterlaluan," Jendrik langsung mengubah ekspresinya. "Tapi kalau sejuta bayarannya, boleh lah!"

"Sesat lo, Jono." Martinus memasukkan sesendok sambal ke mulut Jendrik.

"We anjir pedes goblok!"

"Gue hitung sampai tiga, ntar ada Jihan kemari sambil berbunga-bunga," gumam Martinus. Martinus mulai menghitung dengan tangannya.

"Jeno, Jono Fernando. Lo lihat Angga nggak?"

Sontak, Jendrik langsung menengok dan memberi senyuman pada gadis yang memanggilnya 'Jeno' itu. Gadis itu memberikan nama panggilan aneh pada seorang Jendrik Fernando dengan alasan 'Jendrik kalau senyum mirip kayak Jeno NCT deh! Mana pas sama namanya JE, Jendrik, NO, Fernando. KLISE!'.

Yang membuat sahabat-sahabat Belva kagum, adalah Jihan yang selalu ada untuk Belva meskipun Belva mengusirnya. Pernah saat itu Belva sedang membersihkan gudang, lalu Jihan datang membawakam minuman. Namun, Belva yang terkejut sontak menyemprot Jihan menggunakan obat nyamuk yang Ia bawa.

"Lo nyari si Unyil ya?" Jendrik menunjuk menggunakan dagunya. "Noh, lagi ngisi mental abis ngebelain elo."

Jihan mengangguk dengan polosnya.

MyBeWhere stories live. Discover now