Chapter 1

19 7 0
                                    

~Enam Bulan Kemudian~

Suara teriakan demi teriakan terdengar nyaring di lapangan basket. Lelaki bertubuh tinggi, bermata tidak terlalu sipit dengan rambut pirang mendribble bola basket menuju ring. Tindik berwarna hitam menghiasi cuping telinganya. Ia berhasil memasukkan bola ke ring dengan mulus tanpa hambatan. Hal yang semakin membuat para murid gadis berteriak girang di pinggiran lapangan, ada juga beberapa di balkon lantai dua.

"Kak Chanyeol," panggil salah satu gadis, "fighting!"

Chanyeol menoleh pada sumber suara. Ia menyatukan jari telunjuk dan jari tengahnya, kemudian melepaskan ciuman jauh. Mengarahkannya pada beberapa gadis di lantai dua. Mereka semakin berteriak-teriak histeris. Pesona Chanyeol memang tak perlu diragukan lagi, dari ujung rambut sampai kaki sempurna tanpa cacat.

"Kerja bagus, Park Chan Yeol," ucap Sehun.

Ketua basket yang juga tak kalah tampannya itu menepuk pelan pundak Chenyeol. Ia juga mengangguk, pertanda latihan hari ini cukup sampai di sini. Akan ada pertandingan seminggu lagi. Jadi, mereka harus berlatih ekstra agar nantinya tidak mempermalukan sekolah.

Dwight School Seoul merupakan sekolah elit di Korea Selatan, tepatnya di Mapo-gu, Kota Seoul. Lulusan dari DSS tak pernah mengecewakan, mereka berpeluang tinggi memasuki universitas pilihan. Di sanalah para lelaki tampan itu menempuh pendidikan, masih berada di tahun kedua. Setiap hari mereka selalu mendapat perhatian lebih dari murid perempuan. Terlebih pada lelaki bernama Park Chan Yeol.

"Apa kalian punya rencana sepulang sekolah?" tanya Baekhyun.

Chanyeol hanya mengangkat bahu, sebenarnya ia tidak ingin ke mana-mana. Ia lelah dan ingin beristirahat.

"Terserah saja, aku ikut," katanya.

"Bagaimana kalau kita ke Cafe De One Piece?" Baekhyun meletakkan telunjuk di bibir sembari menyeringai. Di sana banyak gadis cantik, itulah yang membuatnya bersemangat untuk pergi.

Sehun berkata, "Aku tahu kenapa kau mengajak ke sana, Baek."

Baekhyun menunjukkan sederet gigi putihnya, lelaki yang satu ini memang gemar sekali mengoleksi gadis cantik. "Kau juga suka, kan?"

Sehun tak menanggapi, ia lantas mengucapkan beberapa patah kata pada timnya. Ia yakin jika timnya berlatih dengan giat, menang bukanlah hal mustahil. Setelah membubarkan latihan, ia mengajak kedua temannya pergi menuju ruang ganti. Anggota lain pun turut mengekor di belakang mereka.

Baekhyun membuka kostum, keringat mengucur di seluruh tubuhnya. Bukan hanya lelaki itu saja, tetapi yang lain juga melakukan hal yang sama. Ia memandang Chanyeol lalu bertanya, "Ngomong-ngomong, apa mamamu mengizinkan pergi, Chan?"

"Kenapa tidak?" Chanyeol menatap Baekhyun sembari mengancingkan kemeja. Ia juga mengerutkan dahi, menuntut penjelasan dari sahabatnya.

"Kau, kan—" Sehun menyenggol lengan Baekhyun agar tidak lagi melanjutkan kalimatnya. Seketika Baekhyun menggigit ujung bawah bibir, ia lupa jika tidak boleh mengungkit kejadian beberapa bulan lalu.

"Aku, kan, kenapa?"

"Cepat ganti pakaian kalian! Aku ingin segera ke cafe," titah Sehun.

Ketiganya telah berganti pakaian dengan seragam sekolah. Mereka siap pergi dengan menggunakan mobil milik Sehun. Si ketua basket di sekolah itu memang putra konglomerat, ayahnya juga merupakan anggota dewan. Maka, tak heran jika dirinya hidup dengan bergelimang harta. Lihat saja mobil pengeluaran terbaru bertipe SUV miliknya, sedang terparkir sempurna.

Bentley Bentayga berwarna Megnetic Mattalic yang dibandrol dengan harga sangat fantastik. Itulah mobil mewah milik Sehun, ia mendapatkannya bulan lalu. Kabar-kabarnya bukan sembarang orang bisa membelinya. Mobil berteknologi canggih keluaran pabrikan Inggris ini menawarkan segala kemewahan dari desain dan spesifikasinya. Ia membuka kunci mobil, mereka pun memasukinnya.

Kali ini Baekhyun yang akan menyetir, Sehun duduk di sampingnya, sedangkan Chanyeol duduk di delakang. Tidak butuh waktu lama bagi ketiga pelajar tampan itu sampai di cafe. Mereka mencari tempat duduk, kemudian memesan minuman dan beberapa menu makanan.

Cafe ini menyuguhkan konsep bajak laut, sesuai dengan namanya. Aksesoris-aksesoris yang digunakan juga tak lepas dari film animasi Jepang, One Piece. Seluruh aksen dibuat semirip mungkin dengan film, bahkan nama-nama dalam menu juga diambil dari potongan karakter. Bukan itu saja, Cafe De One Piece juga menyediakan toko souvenir. Jadi, pengunjung bisa membeli beberapa oleh-oleh yang mereka sukai.

Alasan kenapa Baekhyun bersemangat ke toko dengan harga fantastik itu, karena banyak mahasiswi Hongik pergi ke sana. Memang letak Cafe itu berada di gang depan Universitas Hongik, tepatnya di sebelah Starbucks.

"Kalian sudah mengerjakan tugas besok?" tanya Sehun.

Chanyeol mengacak-acak rambut, ia lupa mengerjakan. Kedua temannya tak heran, lelaki aneh dengan segala kekonyolannya itu memang tak pernah waras. Satu-satunya yang bisa menolong hanyalah ketampanan saja. Sifatnya tak mudah ditebak, terkadang tiba-tiba dingin dan pendiam, tetapi kebanyakan cerewetnya.

"Akan kukirim tugasku, kau bisa menyalinnya," ujar Baekhyun. Meski lelaki itu gila wanita, ia tetap bertanggung jawab setiap kali mendapat tugas-tugas sekolah. Ibunya akan mencincangnya jika sampai mendapat nilai jelek.

Chanyeol tidak satu kelas dengan Baekhyun dan Sehun. Namun, DSS selalu memberikan tugas mingguan yang sama pada murid-muridnya. Akan dikumpulkan seminggu sekali pada ketua angkatan masing-masing, lalu diserahkan pada Presiden Siswa. Meski tugas itu dibuat oleh anggota OSIS, seluruh murid wajib mengerjakan. Bisa gawat jika tidak, karena akan mempengaruhi nilai sekolah.

"Kau memang terbaik, Baek." Chanyeol mengacungkan dua ibu jarinya, tak lama kemudian pesanan pun datang.

~Tbc~

Tinggalin jejaknya, vote juga gratis kok.
Author: Atika & Jaemi

Letting GoWhere stories live. Discover now