Chapter 11

3 1 0
                                    

"Choi Hyun Joo?" tanya ibu Chanyeol.

"Eoh, dia murid baru dan sangat cantik." Mendengar Chanyeol sangat berantusias membuat wanita itu tersenyum lega. Mungkin itu yang terbaik membiarkan Chanyeol pergi bersama Hyunjoo.

"Jangan bilang Mama akan melangku pergi!" Chanyeol memasang raut wajah kesal.

"Tidak, pergilah! Tapi ingat, kau harus jaga diri."

"Ma, aku bukan anak kecil."

Wanita itu mengangguk, ia tidak akan peduli lagi mengenai permasalahan dengan suaminya. Chanyeol berhak bahagia, terlepas dari apa pun yang terjadi.

"Mama, tidak melarangku pergi?" Aneh saja jika tiba-tiba ibunya itu tidak melarang pergi. Biasanya wanita itu akan cerewet jika Chanyeol keluar rumah, tidak boleh terlalu lama, dan harus tetap memberi kabar.

"Kenapa? Apa kau ingin aku melarangmu?"

"Tentu saja tidak, aku bukan anak kecil, tapi selalu diperlakukan seperti anak kecil."

Di mata ibunya, Chanyeol tetaplah anak kecil, sosok penyemangat dalam hidup. Wanita itu tidak akan membiarkan siapa pun merenggut kebahagiaan putranya. Jadi, ia rela bertahan apa pun situasinya.

~~~~

Cuaca pagi ini sangat cerah, Hyunjoo baru saja membuka mata dikarenakan deringan jam waker. Tak lama setelah itu terdengar suara ibunya memanggil, memintanya agar segara turun untuk sarapan. Sebelum keluar, gadis itu membuka jendela dan pintu balkon agar siklus udara berganti.

"Anak gadis jam segini baru bangun." Youngae melotot sembari memegang penggorengan. "Siapkan di meja cepat!"

"Ya ... ya ... ya. Aku akan menyiapkan untuk Papa tercinta."

"Kau tidak mencintaiku?"

"Mama terlalu cerewet."

"Apa katamu?" Segera Hyunjoo berlari, ia tidak bermaksud bersikap kurang ajar. Memang seperti itu dirinya ketika bersama keluarga. Sebagai putri satu-satunya pasti akan selalu dimanja, meski sekarang tidak bisa memberikan barang-barang terbaik untuk Hyunjoo.

Hyunjoo mendapat pesan singkat di SNS-nya.

[Aku diperjalanan menuju rumahmu.]

Seketika matanya melebar, ia lupa jika akan pergi bersama Chanyeol pagi ini. Ia langsung berlari menuju kamar untuk mengambil handuk, lalu memasuki kamar mandi.

"Hyunjoo, siapkan makanannya!" teriak Youngae.

"Aah, maaf Mama aku harus mandi cepat." Hyunjoo menjawab ibunya sembari berteriak di dalam kamar mandi.

Youngae menggeleng, sesaat kemudian menghela napas. Kecemasan terlukis di wajah lelahnya. Meski sudah memiliki anak gadis yang menginjak remaja wanita itu tetap cantik dan anggun. Ada yang mengganggu pikirannya, khawatir jika terjadi apa-apa pada putrinya.

~~~

Chanyeol sudah sampai di depan rumah. Ia lantas menelepon Hyunjoo dan tak lama gadis itu keluar. Ia tersenyum melihat Hyunjoo mengenakan dress floral terusan selutut, sepatu flet warna krem, dan tas kecil tersampir di bahu kiri. Ia melambaikan tangan, Hyunjoo pun membalas lambaiannya sembari tersenyum simpul.

"Mau ke mana?" tanya Hyunjoo sesampai di dekat Chanyeol.

"Bagaimana kalau ke Wonderland?"

Sesaat, Hyunjoo berpikir, ia kurang suka mendatangi tempat keramaian. Ia pun mengangguk, lagian ia tak punya saran lain untuk mereka kunjungi.

"Baiklah." Hyunjoo setuju, ia tahu jika Chanyeol sedikit berbeda. Lelaki itu suka bermain game, melakukan hal-hal aneh yang terkadang membuat Hyunjoo risih. Hyunjoo kembali menyudutkan bibir mencentak senyuman sempurna di wajah polosnya.

Mereka memasuki mobil dan pergi menuju Wonderland. Sepanjang perjalanan tidak ada percakapan. Supir Chanyeol melirik tuan mudanya, tampak bodoh dengan salah tingkah.

Sesampai Wonderland, Chanyeol membeli dua tiket masuk. Kemudian, memberikan satu tiket pada Hyunjoo. Chanyeol menarik tangan Hyunjoo, ia mengajak gadis di belakangnya mengantri salah satu wahana. Hyunjoo menggeleng, ia tidak mau jika nantinya mual setelah menaiki permainan tornado.

"Kalau begitu kita naik itu saja." Chanyeol menunjuk Roller Coaster, kali ini Hyunjoo tidak bisa beralasan lagi.

"Baiklah." Keduanya mulai mengantri dengan berpegangan tangan. Hyunjoo melirik ke arah tangannya lalu mengabaikan, seolah tak terjadi apa-apa.

"Aku takut, Park Chan Yeol."

"Berpeganglah padaku," bisik Chanyeol sembari meletakkan kedua tangan Hyunjoo pada lengannya. "Tidak apa, aku akan tetap di sisimu." Chanyeol meyakinkan Hyunjoo.

Keduanya sudah duduk, Roller Coaster siap meluncur dalam hitungan detik. Awalnya memang pelan, lalu begitu kereta sudah berada di ketinggian, mereka pun meluncur dengan kecepatan tinggi.

Hyunjoo mencengkeram lengan Chanyeol. Ia memejamkan mata erat. Ia memang tidak berteriak, tetapi cengkeramannya menunjukkan jika gadis itu sangat ketakutan. Chanyeol tersenyum senang, pandangannya tak lepas dari Hyunjoo yang sibuk menahan rasa takut. Setelah kereta berhenti, Hyunjoo membuka mata. Mereka menjadi penumpang paling akhir turun. Baru saja, jantung Hyunjoo serasa berhenti berdetak, lalu dipacu kembali dengan denyutan kencang.

"Aku benar-benar ketakutan." Hyunjoo mengelus dada lega, ia memang senang hanya saja takut ketinggian. Hyunjoo mengatur napas, ia tersenyum menahan rasa malu pada Chanyeol.

"Ayo, kita ke sana!" Chanyeol menjulurkan telapak tangan, tanpa ragu-ragu Hyunjoo meraihnya. "Kau benar-benar takut?"

"Eeoo."

Chanyeol tidak pernah sekali pun melihat Hyunjoo tersenyum dan sebahagia seperti sekarang ini. Biasanya gadis yang satu itu terlihat melamun di atas bangkunya.

Chanyeol mengajak Hyunjoo memasuki rumah hantu. Sebenarnya ia takut, hanya saja berpura-pura berani. Hyunjoo akan memeluknya lagi, itulah yang biasa dilakukan seorang gadis di film-film saat diajak memasuki rumah hantu, pikir Chanyeol.

Bulu kuduk Chanyeol meremang, asap memenuhi ruangan. Suara cekikikan terdengar nyaring di telinganya. Sepanjang lorong Chanyeol menggenggam erat tangan Hyunjoo. Ia merinding merasakan embusan angin dingin di sekitar yang menembus ke tulang-tulang.

Chanyeol berteriak ketika tiba-tiba satu hantu memegang lengannya. Ia memeluk Hyunjoo dengan mengatakan. "Mama, Papa."

Hyunjoo terdiam di pelukan Chanyeol, kelebatan kenangan berusaha memberontak.

~Tbc~

Letting GoWhere stories live. Discover now