Chapter 13

5 2 2
                                    

Segera lelaki yang tadi mencuri dengar bersembunyi di sisi ruangan saat mendengar mereka akan keluar.

"Kunci saja, biar dikira dia tidak masuk!" usul Nara.

"Terserah." Daera melipat kedua tangan. Ia berjalan menjauh menuju kelas terlebih dahulu. Sedangkan Yujin mengunci Hyunjoo dari luar.

"Buka pintunya! Daera, kumohon buka pintunya!"

"Nanti setelah jam sekolah berakhir," kata Yujin setengah tertawa. Ia dan Nara lantas menyusul Daera.

Tim basket sekolah baru akan berangkat. Chanyeol merasa tak tenang karena belum melihat Hyunjoo. Ia berpapasan dengan Daera dan kawan-kawan, baru berbelok dari tempat penyimpanan. Chanyeol menatap ke arah gerbang, tidak ada tanda-tanda Hyunjoo masuk sekolah.

"Chanyeol, kau kenapa?" tanya Baekyun.

"Tidak apa-apa. Hoi, Daera!" panggil Chanyeol yang keketika membuat ketiga gadis itu berhenti. "Jika nanti Hyunjoo masuk, tolong katakan padanya aku sedang ada tanding."

Mendengar ucapan Chanyeol membuat tim basket yang lain mengerutkan dahi. Chanyeol bisa mengirim pesan atau menelepon gadis itu, kan?

Daera hanya diam, ia tak menanggapi. Lebih tepatnya kesal. Awalnya ia kasihan pada Hyunjoo jika harus dikunci di gudang. Namun, setelah melihat sikap Chanyeol ia tidak lagi bersimpati.

Biarkan saja dia di sana sementara waktu bersama tikus.

"Dia dingin sek-" ucap Chanyeol yang seketika dibungkam oleh Baekyun. Ayolah, tidak baik berurusan dengan Yujin, anak donatur di sekolah. "Kenapa?"

"Hoi, Chanyeol!" Yujin menatap muak, dasar bodoh sekali. Bagaimana Chanyeol bisa buta, jika selama ini Daera menyukainya?

"Oh Yu Jin! Ayo, kita ke kelas!" ajak Daera.

Di dalam gudang penyimpanan Hyunjoo masih menggedor-gedor pintu. Sesaat kemudian, ia memegangi kepalanya, potongan kenangan berusaha memberontak dari benaknya setelah melihat satu tikus. Tak jelas apa yang dilihatnya, selalu saja siluet lelaki yang sama.

Tak lama pintu terbuka, lelaki tadi memutuskan menolong. Sebenarnya ia tidak ingin melibatkan diri. Ia menebak jika salah satu dari mereka anak donatur sekolah.

'Mungkin gadis bernama Daera.'

Hyunjoo berusaha bersahabat dengan diri sendiri, rasa sakit di kepalanya akan hilang sebentar lagi. Ia membuka mata dan mendapati sosok lelaki tak dikenal.

"Kau baik-baik saja?"

Tidak ada jawaban untuk sesaat, dirasa kepalanya tidak lagi sakit Hyunjoo mengangguk. "Terima kasih."

"Aku tidak sedang menolong, aku hanya ingin mengambil meja dan kursi."

"Aah, akan kubantu."

"Tidak perlu, aku bisa mengangkatnya sendiri."

Mereka berjalan menuju kelas, sepanjang jalan tidak ada percakapan. Akhirnya, Hyunjo mulai beratnya, "Kau murid baru?"

"Eum."

"Kelas berapa?"

"2-2"

"Kita sekelas." Dingin sekali, Hyunjoo seperti berada di kutub utara. Ia kira Daera adalah orang terdingin yang pernah ia temui, ternyata masih ada yang lebih parah.
Ia memilih diam saja, lagian ia memang tidak pandai membuka topik. Hanya saja akan terasa tak tahu terima kasih jika ia diam saja.

Hyunjoo mengetuk pintu, saat itu pula Daera terkejut. Bagaimana Hyunjoo bisa keluar? Sesaat setelahnya ada yang mengetuk pintu.

"Tidak biasanya kau terlambat, Hyunjoo."

"Saya minta maaf, Bu."

"Dia tadi membantu saya,"

"Aah, kau murid pindahan dari Lost Angeles itu?" Seluruh murid dalam kelas membuka mulut tak percaya. "Angkat dulu mejamu ke belakang lalu perkenalkan dirimu!" Lelaki itu melakukan perintah guru di dalam kelas.

"Perkenalkan saya Mark Yi Eun Tuan, saya baru pindah dari Lost Angeles. Bahasa Korea saya belum terlalu lancar, mohon bantuannya." Lelaki bernama Mark membungkuk, ia lantas memusatkan perhatian pada Hyunjoo. Mereka duduk sebangku?

Daera melirik Hyunjoo. "Pindah tempat duduk!" katanya.

"Apa?" Daera tidak berucap lagi, gadis itu mengarahkan pandangan pada jendela.

~~~~

Tim basket kembali membawa kemenangan. Permainan Chanyeol sangat bagus, ia berhasil memasukkan bola dan mencetak goal dengan sempurna. Seluruh teman-temannya heran, ada apa dengan Chanyeol? Tampaknya semangat sekali.

"Aku baru kencan dengan Hyunjoo." Chanyeol menceritakan hari kemarin pada Sehun dan Baekhyun.

"Ada peningkatan," ujar Sehun.

"Sudah aku bilang tidak ada yang bisa menolak pesonaku."

"Kau tidak takut dengan Yujin."

"Ada Sehun," jawab Chanyeol yang seketika dibalas dengan kerutan dahi.

Di sekolah Sehun juga merupakan anak orang terkaya. Hanya keluarganya memang tidak menjadi donatur di DSS. Namun, pengaruh keluarga Sehun juga cukup besar. Lagian Chanyeol juga bukan anak biasa, keluarganya lumayan kaya.

Tidak ada yang perlu ditakutkan, lagian Chanyeol memang terkenal gila. Ia tidak peduli jika nantinya harus berhadapan dengan Yujin.

"Kenapa aku?"

"Ayolah, jangan menutup-nutupinya dariku. Yujin menyukaimu, kan?" Chanyeol tersenyum, khas sekali yang selalu menunjukkan gigi-giginya.

"Kau kata siapa?"

Chanyeol memang bodoh sekali, seluruh sekolah tahu jika Daeralah yang menyukainya. Inilah alasan kenapa Baekhyun selalu memperingat agar berhati-hati. Yujin tidak pernah main-main dalam tindakan, membuatnya marah bisa terancam di keluarkan dari sekolah.

~Tbc~

Has llegado al final de las partes publicadas.

⏰ Última actualización: Jul 28, 2021 ⏰

¡Añade esta historia a tu biblioteca para recibir notificaciones sobre nuevas partes!

Letting GoDonde viven las historias. Descúbrelo ahora