Chapter 6

4 3 0
                                    

Satu unit mobil baru memasuki area sekolah. Begitu Chanyeol turun para gadis langsung heboh. Si aneh yang selalu terlihat keren di hadapan murid gadis itu datang lebih awal. Hal ini mengundang tanya pada sebagian murid. Biasanya ia datang di saat para murid sudah memasuki kelas, atau terkadang saat mepet di bell pelajaran akan dimulai.

"Hyunjoo!" sapa Chanyeol setelah mendapati satu gadis memasuki gerbang sekolah. "Ayo, kita ke kelas!"

Hyunjoo memang mau ke kelas, tetapi kenapa dengan Chanyeol hari ini? Keduanya berjalan bersama, hal yang semakin mengundang tanya. Sederet pertanyaan demi pertanyaan mulai dilontarkan oleh murid lain. Seperti, apa hubungan Chanyeol dan Hyunjoo, kenapa mereka berjalan bersama, apa mereka berkencan?

"Hei ... mana mungkin," celutuk murid kelas satu pada temannya. "Aku dengar mereka hanya sekelas, lagian dia murid baru. Mungkin Kak Chanyeol hanya membantu saja."

"Mereka satu kelompok," ketus Daera membuat murid kelas satu itu menelan ludah. Tatapannya sangat menakutkan seperti Mamuna, siap membunuh siapa pun yang mengusik rawanya.

Ketiga gadis itu menunduk kemudian pergi secepat yang mereka bisa. Sungguh, tidak baik berurusan dengan Daera dan kawan-kawan. Seluruh murid di DSS takut padanya, terlebih kabar mengatakan bahwa tidak akan ada ampun jika sampai mengusik ketenangannya.

"Sepertinya akan ada permainan baru." Senyum menyeringai itu tampak bersemangat. Sahabat Daera bernama Yujin, si biang pembuat onar memang menyukai keributan. Ia adalah ketua Iljin (geng perundung), juga merupakan murid populer dan anak orang kaya di DSS.

"Terserah saja, aku tidak ingin mengotori tanganku." Daera menatap muak punggung Hyunjoo, di samping gadis itu ada Chanyeol. Mereka sedang membicarakan sesuatu yang sesekali membuat Chanyeol tertawa.

Sembari melipat tangan di depan dada Daera melangkah menuju kelas, meninggalkan si ketua Iljin. Yujin berada di kelas 2-3, sedangkan Daera berada di kelas 2-2.

"Tunggu aku!" kata Yujin dengan mempercepat langkah.

Menyebalkan sekali melihat wajah sok polos Hyunjoo. Daera mendapati Chanyeol duduk di bangkunya, di sebelah lelaki itu tentu saja ada si murid baru.

"Haruskah kurontokan rambutnya?" lirih Yujin.

"Tidak sekarang." Pagi ini mood Daera berantakan. Si dingin nan kejam itu benar-benar tak berminat melakukan apa pun. Jika sudah begini, lebih baik tidak usah berurusan dengannya. Yujin sangat menyukai temperamen Daera, itulah alasan kenapa dirinya mengajak Daera bergabung.

"Yujin!" panggil temen sekelas Yujin.

"Eum."

"Jadi dia yang sudah membuat si dingin Daera—"

"Diam kau!" titah Daera.

Oh Yu Jin, Kang Dae Ra, dan Jang Na Ra, lebih baik menjauh dari mereka. Terlahir cantik, populer, serta putri konglomerat tentu membuat mereka berkuasa di sekolah. Terlebih pada gadis bernama Yujin, putri donatur di DSS itu benar-benar tak memiliki rasa simpati sedikit pun. Jika kebetulan ada murid yang bermasalah dengannya, cepat atau lambat akan pindah dari DSS.

Nara menutup mulut dengan tangan, ia juga mengangkat alis. "Baiklah ... Yujin, ayo kita ke kelas!"

Kedua teman Daera berjalan menuju kelas. Ia pun melangkah menuju bangkunya, kemudian menyuruh Chanyeol agar segera pindah.

"Kejam sekali." Chanyeol memanyunkan wajah, ia beranjak kembali ke bangkunya.

~~~~

Pada jam pelajaran olahraga, seluruh murid kelas 2-2 menuju lapangan setelah mengganti seragam mereka. Sembari melipat tangan di depan dada, Daera melangkah menuju lapangan. Ia pergi sendirian, tidak repot-repot mengajak teman sebangkunya.

"Hyunjoo, kau mau ke lapangan bersamaku?" tanya salah satu murid perempuan.

"Oh tentu."

"Jika di DSS kau harus mau menyapa lebih dulu." Kini keduanya berjalan menuju lapangan, gadis bernama Juran itu menjelaskan seperti apa DSS. Murid di sana tidak begitu peduli dengan hal-hal baru, sesuatu yang barulah yang harus beradaptasi. Ia juga memberitahu bagaimana temperamen Daera. "Semua murid takut padanya." Padahal selalu Yujin yang bertindak dengan kejam, tetapi tatapan Daera lebih menakutkan.

"Aku sudah mendengar, semua murid membicarakannya." Tentu saja Hyunjoo menjadi bahan pembicaraan. Selama ini tidak ada yang berani duduk di samping Daera. Seharusnya ia pindah setelah tahu seperti apa Daera, bukan?

"Dia hanya berteman dengan Yujin dan Nara."

Chanyeol melambaikan tangan begitu melihat Hyunjoo berjalan ke arah lapangan.

"Memangnya dia mau denganmu, Chan?" kata Jongin.

"Tidak ada yang bisa menolak pesonaku." Chanyeol menaik-naikan alis, mencoba menyombongkan diri di hadapan Jongin.

~tbc~

Letting GoDonde viven las historias. Descúbrelo ahora