Chapter 9

8 3 1
                                    

Choi Hyun Joo meremat pensil, gadis itu sangat geram. Ia memejamkan mata dengan erat menahan agar tidak menangis. Dengan mudah ia dapat mengerjakan soal matematika di bukunya. Ia mengingat semua mata pelajaran, tetapi tidak untuk kehidupannya. Kenapa aku bisa lupa kenangan masa laluku?

Sejak kecil ia memang dibekali kepandaian dalam mempelajari mata pelajaran. Untung saja ia tidak kehilangan kemampuannya ini. Ia sama sekali tidak kesusahan dalam mengerjakan soal.

Hyunjoo menunduk, ingin rasanya mengobrak-abrik seluruh kelas. Ia marah, kecewa, dan sedih karena tidak dapat mengingat apa pun. Siapa dirinya dan bagaimana kehidupannya sebelum pindah ke DSS? Ditambah lagi seluruh murid menjauhinya, mendapat teman di DSS terasa mustahil.

Tak satu pun mau berteman dengannya, beberapa marah karena Chanyeol, dan beberapa takut pada Yujin.

"Hyunjoo, kau baik-baik saja?"

Hyunjoo menoleh, ia tahu siapa pemilik suara tersebut.

Chanyeol tersenyum, lelaki itu tahu cara menunjukkan deretan gigi-gigi putihnya yang rapi pada Hyunjoo. Beberapa minggu menjadi anak baru dan selalu terjebak satu kelompok dengan Chanyeol, sedikit membuat Hyunjoo membuka diri. Dalam pembagian tugas berkelompok mereka pasti menjadi satu tim. Tidak hanya pada guru wali saja, melainkan kebanyakan guru selalu mencoba menyatukan mereka. Terlebih pada guru Matematika.

Awalnya Hyunjoo merasa aneh dan kini ia tahu alasan kenapa semua guru mencoba menyatukannya dengan Chanyeol. Cantik dan tampan, bukankah mereka akan menjadi pasangan paling romantis? Iya, jika Chanyeol tidak tolol. Iya, jika Chanyeol sedikit bisa menahan diri untuk tidak banyak bicara. Chanyeol sangat tampan, dan Hyunjoo mengakuinya. Hanya saja tingkah Chanyeol, Hyunjoo menghela napas. Eum ... sedikit kekanak-kanakan. Hyunjoo tersenyum pada Chanyeol, ia juga menggeleng. Berbohong bahwa semua berjalan lancar, tidak ada yang terjadi dan dirinya baik-baik saja.

Ibunya melarang mengatakan pada orang lain mengenai kondisinya. Tidak ada yang tahu watak seseorang, kan? Bisa saja ada yang mengaku-ngaku teman baik Hyunjoo atau yang lebih parah mengaku menjadi kekasihnya. Jadi, demi menghindari kemungkinan terburuk, ibunya melarang memberitahukan pada siapa pun mengenai hal tersebut. "Kau baru di sekolah itu, dan tidak ada satu pun yang mengenalmu." Perkataan ibunya terus saja terngiang dalam benaknya.

"Eum, Hyunjoo, kau ada waktu lusa?"

Hyunjoo berpikir sesaat lalu menggeleng.

"Kau mau keluar?"

"Boleh." Hyunjoo tersenyum pada Chanyeol, meskipun Chanyeol tolol setidaknya lelaki itu banyak membantu selama ia menjadi anak baru.

~~~~

Daera berada di kantin bersama kedua temannya. Sungguh, ia ingin pindah kelas saja. Ia tidak tahan  melihat Chanyeol dan Hyunjoo.

"Aku sudah mengajakmu untuk membuat Hyunjoo jera," kata Yujin.

"Jika kau diam saja, si anak baru akan semakin dekat dengan Chanyeol." Nara mengatakan kalimat sembari menyuapi mulutnya.

"Tidak sekarang, aku sedang malas."

Kedua temannya menghela napas panjang, ia hanya tidak mau jika nantinya Chanyeol akan membencinya. Beberapa waktu lalu saja, ia sangat menyesal berkata dingin pada Chanyeol.

Dulu Daera dan Chanyeol sering berada di kelompok yang sama. Menurut guru Matematika akan seru jika si dingin dan si tingkah aneh bersama. Mungkin Daera bisa belajar dari Chanyeol bagaimana cara mencairkan suasana. Akan tetapi, mereka hanya mengerjakan tugas saja. Sepertinya Chanyeol kesulitan meluluhkan benteng yang dibangun Daera.

Daera ingat saat dirinya dihukum membersihkan kaca bersama Chanyeol karena gagal ketika presentasi di depan kelas. Saat itu Chanyeol sangat cerewet dan menyalahkan Daera.

"Semua salahmu, jika saja kau itu tak terlahir dingin mungkin aku tidak akan dihukum."

Sembari membersihkan kaca, Chanyeol terus membeo. Ia tidak bisa membayangkan membersihkan seluruh kaca di sekolah. Memang tidak untuk dibayangkan, melainkan dikerjakan. Daera tersenyum, ia pun mulai tertarik pada Chanyeol. Ada perasaan aneh tatkala bersama lelaki itu.

"Seharusnya kau tersenyum seperti itu tadi."

"Kapan aku tersenyum?"

"Selain tak pandai tersenyum, rupanya kau juga tak pandai berbohong."

"Kerjakan saja, jangan banyak bicara!"

Berawal dari hukuman Daera mulai menaruh hati, tetapi ia terlalu gengsi untuk mengutarakannya. Jadi, ia selalu bersikap lebih dingin pada Chanyeol untuk menutupi perasaannya. Tidak tahunya, hal itu malah justru membuatnya jauh dengan Chanyeol.

~Tbc~

Letting GoOnde histórias criam vida. Descubra agora