Chapter 4

10 3 0
                                    

Sudah dikatakan jika guru wali kelas 2-2 di DSS itu sangat menyukai kisah romantis. Akibat terlalu sering menonton drama Korea, ia sering sekali menjodoh-jodohkan mereka yang tampan dan cantik. Hari ini saja ia langsung membuat Chanyeol dan Hyunjoo berada di satu kelompok. Setelah memberikan tugas, ia lantas keluar kelas karena ada urusan di kantor.

"Hei!" sapa Chanyeol.

Hyunjoo tersenyum, dari banyaknya murid kenapa ia  harus satu kelompok dengan Chanyeol? Sungguh, bagi gadis pendiam sepertinya sangat sulit mendapat teman. Bahkan teman sebangkunya pun tidak pernah mengajaknya bicara.

“Hei,” balas Hyunjoo, “ada apa, Chanyeol?”

Chanyeol menggeleng sembari memasang senyum. Jujur, ia sangat senang karena berkesempatan menjadi teman kelompok Hyunjoo. Ia tak mau munafik, gadis yang duduk di belakangnya itu memang cantik.

"Kita satu kelompok.” Semua murid juga tahu  kalau mereka satu kelompok. Guru wali kelas baru saja mengumumkannya.

“Iya, lalu?”

Chanyeol jadi salah tingkah, sebenarnya bukan hal itu yang ingin ia katakan. Ia hanya tidak tahu harus mengawali percakapan dari mana. Jadi, ia berbasa-basi terlebih dahulu yang itu membuat Daera menatap muak.

“Aku hanya ingin bertanya, apa kau merasa kesal sekelompok denganku?”

“Maksudnya? Kenapa aku harus merasa kesal?” Kening Hyunjoo berkerut, ia bahkan belum tahu seperti apa lelaki di depannya. Lalu, kenapa Chanyeol berkata seperti itu?

“Tidak, takutnya kau tidak nyaman satu kelompok denganku.”

Daera beranjak dari tempat duduk, ia tak tahan lagi mendengar rayuan Chanyeol yang sangat basi.

“Kenapa begitu?”

"Tidak, aku hanya takut kau merasa tidak nyaman karena akan berurusan dengan lelaki tertampan di sekolah.”

Hyunjoo semakin tak habis pikir, astaga dari mana datangnya lelaki itu? Ia berdecak, sesaat kemudian ia tersenyum setengah tertawa. Menurutnya Chanyeol adalah lelaki yang terlalu percaya diri.

"Chanyeol!" Panggil Baekhyun. Lelaki itu berada tepat di depan pintu kelas. "Ayo, kita ke lapangan basket! Sehun dan yang lain sudah menunggu di sana."

Sesaat, Chanyeol memejamkan mata. Kesal kenapa Baekhyun tiba-tiba datang dan merusak suasana? Ia tersenyum pada Hyunjoo lalu berkata, “Aku akan pergi sebentar, selama tidak ada aku jaga dirimu.”

Hyunjoo mengangguk, ia masih bingung dengan sikap aneh Chanyeol.

"Bukannya hari ini tidak ada jadwal latihan?" tanya Chanyeol sembari memasang wajah kesal.

"Apa semalam kau tidak melihat grup chat?" Chanyeol menggeleng.

Semalam ia terlalu sibuk merangkai kata yang tepat untuk mendekati Hyunjoo. Siapa sangka jika keberuntungan malah berpihak padanya. Sekarang ia tak perlu alasan apa pun untuk mengajak gadis itu berbicara. Bukankah ia sudah satu kelompok dengan Hyunjoo? Ia akan menjadikan hal tersebut sebagai alasan untuk mendekati Hyunjoo.

"Sepulang sekolah, aku langsung tidur dan tidak sempat membuka ponsel."

Baekhyun mengacak-acak rambut, merasa frustasi dengan teman di sebelahnya itu. Untung saja tertolong wajah tampan, jika tidak mungkin akan sulit bagi Chanyeol menjalai hidup. Lelaki itu memang tampan, hanya tolol di setiap tindakan dan ucapan. Para gadis yang mendekatinya hanya merasa kagum akan ketampanannya saja. Untuk sifat, Chanyeol jauh dari kata sempurna. Ketololan lelaki itu mencapai 90% dan jenius hanya 10% saja.

"Kita ke lapangan saja, nanti juga kau akan tahu sendiri."

Tidak lama Chanyeol dan Baekhyun sampai di lapangan basket. Di sana sudah ramai, ada senior, teman seangkatan, dan juniornya.

"Chanyeol, Baekhyun kalian telat lima menit!" ujar Sehun.

"Kenapa tiba-tiba menyuruhku ke sini? Kita mau rapat atau mau latihan?" tanya Chanyeol, membuat semua orang yang ada di sana meliriknya bingung.

Sehun sengaja mengumpulkan semua anak yang ikut ekstra Basket. Ia akan membicarakan perlombaan yang akan diikuti oleh timnya. Ia butuh tim pendukung untuk membantu tim inti. Butuh kekompakan jika ingin menang. Pihak sekolah berharap besar pada mereka atas lomba tersebut.

“Baiklah, aku akhiri sampai di sini. Terima kasih sudah berkumpul.” Sehun segera membubarkan rapat karena jam pelajaran masih berlangsung. Jika saja bukan karena permintaan Presiden Siswa, ia tidak akan mau meninggalkan kelas.

“Sudah segitu saja?” Chanyeol mengernyit, astaga mereka bisa membahasnya melalui grup chat.

Baekhyun menyenggol lengan kanan Chanyeol. Di sana sedang ada presiden siswa. Do Kyung Soo, lelaki disiplin serta penuh tanggung jawab. Ia sedang mengontrol kinerja seluruh esktrakulikuler. Di sekolah tak ada yang berani padanya, lelaki itu suka sekali mengurangi poin sebagai hukuman. Berbahaya jika sampai poin mereka rendah karena berpengaruh pada nilai.

Sehun merangkul pundak Chanyeol yang bertubuh jangkung sambil berjalan menuju kelas.

"Hei! Tunggu!" teriak Baekhyun. Semula ia sibuk dengan memperhatikan murid perempuan kelas satu.

"Sampai jumpa nanti," kata Sehun, "aku ingin keluar."

"Aku tidak bisa, aku ke kelas dulu." Chanyeol mempercepat langkah, ia ingin segera bertemu Hyunjoo.

"Kenapa dia?"

"Entahlah! Ayo, kita masuk! Kyungsoo memperhatikan." Baekyun menarik lengan Sehun memasuki kelas 2-3.

Guru wali yang semula meninggalkan kelas, kini sudah terduduk di bangkunya. Chanyeol mengetuk pintu. "Dari mana saja kau, Chanyeol?"

"Saya tadi dari lapangan, Bu. Ada rapat singkat," jawabnya sembari menunjukkan sederet gigi rapinya.

~Tbc~

Letting Goजहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें