Bag 22

5.2K 385 11
                                    

" haiiii thanks Udah baca cerita ini, jangan lupa vote nyaaa"

*********

"  Semua akan balik ke posisi nya masing-masing "

*********************

Caca kembali ke cafe setelah beberapa hari izin , ia cukup senang kembali bekerja , setidaknya ia tak perlu merasa kesepian lagi seperti di apartemen .

Seperti biasa Caca bertugas menjadi pelayan sekaligus bertugas bersih bersih di dapur .

" Ca meja no 4 " panggil bang aji .

Caca mengangguk " iyaaaa "

Caca mencuci tangan nya lalu bergegas membawa pesanan ke meja itu , saat ia ingin melangkah bang aji menahan tangan nya .

" Ca , Abang ga tau ada apa , tapi gue kasih waktu buat Lo " ucap bang aji sambil tersenyum.

Caca mengerutkan dahi nya tak paham , tapi ia kembali fokus pada tugas nya , dan bergegas ke meja no 4.

" Permisi ini pesanan nya , dua capuccino , dua nasi goreng pedas yang satu tanpa telur " ucap Caca tanpa menoleh dan sibuk menaruh pesanan itu di meja .

" Caca ?"

Caca membeku seketika , jantung nya berdegup kencang , dan nafas nya tercekat  , suara ini , suara yang sudah ia lupa bertahun tahun .

Caca menoleh ke samping kanan nya "ayah?!"

Pram tersenyum dengan mata yang berkaca kaca " maaf ayah telat " .

Tak terasa air mata nya jatuh begitu saja , tapi ia tetap diam , rasanya ia ingin sekali berlari dan menghindar dari situasi ini , tapi ia juga tak bisa berbohong pada diri nya sendiri , kalau ia merindukan keluarga nya .

Caca melihat ke belakang , dari jauh bang aji tersenyum sambil mengangguk seolah mengatakan kalau ia memberi nya waktu untuk mengobrol .

" Ca ?" Panggil chakra yang sejak tadi ada di situ .

" Ehm , yha kalau begitu saya permisi " ucap Caca , lalu pergi meninggalkan mereka begitu saja .

Caca berbalik lalu mengusap air mata nya , dan berjalan secepat mungkin ke arah dapur .

" Ca-"

Baru saja chakra ingin menyusul Caca , tapi Pram mencekal dan menghentikan nya .

" Ayah paham kalau Caca butuh waktu " ucap nya , walaupun hati nya berkata lain.

Caca mencoba menenangkan diri nya di dapur , jantung nya berdegup kencang tak karuan , nafas nya juga sesak , hingga tak terasa darah segar keluar dari hidung nya .

" Kenapa harus sekarang sih " kesal Caca ia menyeka darah nya kasar menggunakan tisu .

" Ca Lo ga papa ?!" Tanya bang aji yang kaget melihat kondisi Caca .

Caca menggeleng kecil " maaf ya bang , gue kaya nya pulang cepet"

" Ga papa , gue anter ya "

" Ga usah "

Caca langsung bergegas membereskan tas nya lalu pergi dari cafe , Caca duduk diam sembari menunggu taksi online yang ia pesan , kepala nya terasa pusing dan badan nya lemas .

Ia kembali mengingat kejadian beberapa menit yang lalu , jujur ia sangat merindukan Pram dan chakra , tapi entah kenapa ia selalu ingin menghindar dari mereka .

PERGI | New Story  ( END )Where stories live. Discover now