Chapter 3

4.2K 878 74
                                    

"Kamu nyaman? Kamu sayang? Tapi cuma dianggap temen? Kadang gitu. Nyamanmu belum tentu nyamannya. Cukup dipahami aja." Hani Aulia

🌿

"Mel, lo udah dapat tempat magang belom?" tanya Hani pada Amel saat mereka makan siang di kantin kampus.

"Udah, bukannya lo juga udah dapat?" tanya Amel balik.

"Kayaknya gue mau ganti tempat magang aja deh."

"Kenapa? Bukannya yang ini deket sama rumah lo?"

"Gue mau magang di tempatnya bang Evan aja."

Evan lagi, Amel memutar bola matanya malas. Walau begitu ia tetap menanggapi curhatan Hani.

"Emang dia kerja di mana?"

"Di majalah Aphrodite,"

"Beneran? Kayaknya saudara gue ada yang kerja di situ, deh," ujar Amel sambil mengingat-ingat.

Hani senang dengan jawaban Amel. Ia merasa langit mendukung rencananya untuk mendekati Evan.

"Yakin lo? Tolongin gue, ya? Bilangin sama saudara lo buat masukin gue."

Mendengar permintaan Hani Amel jadi menyesal memberitahu Hani.

"Mau lo apa, sih? Ngikutin bang Evan
mulu!"

Hani bersiap memasang puppy eyes andalannya. Biasanya memakai cara ini Amel akan luluh.

"Namanya juga usaha."

Amel terlihat tak terpengaruh dengan trik Hani, ia kembali memutar bola matanya. Terlalu banyak diputar bola mata itu bisa menggelinding.

"Udah banyak kali usaha lo!"

"Please dong, Mel! Tolongin gue, lo kan satu-satunya sohib gue yang paling cantik, dermawan, dan rajin menabung."

Hani menggoncang tangan Amel, bagai anak yang merayu ibunya untuk dibelikan kinderjoy.

"Kenapa lo nggak minta tolong langsung sama bang Evan buat masukin lo?"

"Ntar ketauan banget modus gue, rencananya gue mau pura-pura nggak sengaja ketemu di kantor, biar kayak di sinetron-sinetron gitu," terang Hani sambil menghayal.

"Yaelah, kenapa juga gue harus terlibat dalam teori konspirasi ini?" gerutu Amel.

🌿

1 bulan kemudian ....

"Seriusan lo mau magang di kantornya Evan?" tanya Tora pada Hani yang sedang sibuk menyiapkan baju kerja buat esok hari.

"Iya, ntar rencananya gue mau pulang pergi nebeng dia. Ntar istirahat gue juga bakal nyamperin dia, trus kita makan bareng, deh. Kalau begitu terus gue yakin dalam sebulan gue bakal jadian sama dia." Hani mulai menghalu tentang Evan.

"Ati-ati lo, kadang ekspetasi nggak sesuai realita," cibir Tora.

🌿

Pagi ini Hani bersiap berangkat ke kantor Evan, tadi pagi Amel sudah menghubunginya. Amel mengatakan bahwa saudara sepupunya akan menemuinya di lobby kantor.

"Lo yang namanya Hani?" tanya seorang pemuda tampan akhir 20an yang katanya saudara Amel.

"Iya, Bang," jawab Hani sopan.

Pemuda itu meneliti penampilan Hani dari atas ke bawah. Begitupun Hani yang sibuk menscreening penampilan sepupu Amel ini.

'Kok, Amel nggak cerita kalau punya saudara high quality gini? Apaan,sih, gue? Sadar , Han! Bang Evan mau lo kemanain?' kata Hani dalam hati.

Pacar Magang (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang