Chapter 33

2.4K 410 12
                                    

"Udah, selingkuhnya?" ujar Axel dengan tatapan dingin.

"Bang Axel?"

Sepulang kerja Axel melihat Hani yang sedang berjalan berpelukan bersama Evan.

Sebenarnya ia ingin langsung saja menghajar Evan. Tapi dia lebih memilih mengontrol emosinya. Axel memutuskan untuk mengikuti mereka sampai ke kamar.

"Bang, dengerin penjelasan aku dulu ...."

"Jadi ini alasan kamu nggak mau menikah sama aku? Kamu masih berharap sama dia? Kamu nggak tega jujur sama aku? Kamu kasihan sama aku?" potong Axel.

"Bukan gitu, Bang ...."

"Han, seharusnya kamu ngomong aja yang sebenernya sama aku. Jangan kayak gini. Aku ikhlas kalau kamu mau kembali sama dia, apalagi sekarang dia mulai membalas perasaan kamu. Ini 'kan yang kamu harapkan dari dulu?" ujar Axel tanpa memberi Hani kesempatan untuk bicara.

"Bang, kasih aku kesempatan buat ngejelasin."

"Udahlah, Han. Aku ngerti kalau aku bukan siapa-siapa buat kamu. Aku ini cuma pelarian kamu aja 'kan?"

"Bang ...."

"Kamu nggak perlu merasa bersalah sama aku. Aku ngerti kok, cinta emang nggak bisa dipaksakan. Mulai sekarang kamu bebas kembali sama dia," Axel nyerocos tiada henti.

"Bang! Gue straples juga mulut lo! Kasih gue kesempatan ngomong, dong! Dari tadi nyerocos mulu, ya elah gue cium juga, nih!" ujar Hani kesal.

"Nggak ada lagi yang perlu diomongin," tolak Axel.

"Enak aja! Lo udah puas ngomong, sekarang giliran gue."

"Aku nggak mau denger!" Axel pergi meninggalkan Hani.

"Bang! Oy ... Main kabur aja!" Hani mengejar Axel sampai ke lift.

"Kampret! Kenapa ini lift ngadat disaat yang nggak tepat?" umpat Hani, karena pintu lift tak mau terbuka setelah ia menekan tombolnya dengan membabibuta.

"Ya Allah, ngimpi apa gue malem-malem latihan kardio mulu," gerutu Hani yang memilih mengejar Axel menggunakan tangga darurat.

"Untung kamar gue lantai 5, kalau lantai 50 bisa gempor gue. Jangan sampai ada tante Kun yang nyapa! Mana gelap banget. Ya Allah, ngapa gue jadi bucin banget, ngejar cowok sampai berlantai-lantai!" gerutu Hani disepanjang perjalanan, hal itu membuat nafasnya semakin ngos-ngosan.

Sesampainya di lantai 5, ia segera menuju lift. Rupanya Axel masih tertahan di dalam lift.

"Abis ini gue bakal pindah ke penthouse, nggak sudi lagi gue tinggal di flat bobrok gini, mana liftnya ngadat mulu! Abis ini gue bikin petisi buat gusur ini flat," omel Hani seorang diri.

Hani menghampiri petugas servis yang sedang memperbaiki lift.

"Pak, tolongin calon suami saya, dia masih di dalem!" ujar Hani sok-sokan ngaku jadi calon istri Axel.

"Tumben, biasanya berdua?" sindir petugas tengil yang mukanya minta disleding.

"Lagi berantem, ya?" imbuhnya sambil tersenyum mengejek.

Petugas itu yang memergoki Axel dan Hani saat terjebak dalam lift tempo hari.

"Kalau dia gue sleding sekarang, ntar siapa yang benerin ini lift? Sabar ...." geram Hani dalam hati.

"Buruan, Pak! Selamatkan calon suami saya," ujar Hani seolah dia sedang berdialog dengan dokter yang sedang mengoperasi Axel.

10 menit kemudian lift sudah selesai diperbaiki. Axel keluar dengan wajah super lempeng.

Pacar Magang (Complete)Where stories live. Discover now