Chapter 20

3.2K 555 22
                                    

"Lebih baik bertengkar karena cinta
daripada diam kesepian menanggung benci. Sebab, hidup dengan seseorang yang dicinta memang tidak sunyi dari sakit di raga. Tapi, hidup tanpa seseorang yang mencinta membuat orang mengundang rasa sakit di jiwa," Remy Sylado.

🌿

Saat jam makan siang Hani tidak berani makan di kantin. Ia merasa malu jika berpapasan dengan orang-orang. Pasti berita tentang dirinya jadi viral sekarang.

"Ini semua gara-gara Bang Denis bahlul!" Hani menggerutu seorang diri.

"Nggak makan lo?" tanya Dinda.

"Nggak, gue makan di sini aja."

"Kenapa? Lo malu, ya? Udah, santai aja. Lagian orang-orang belum tentu ngeh, kalau yang difoto sama yang di video itu lo," hibur Dinda. Ia sudah mulai baik lagi karena sudah dibawain oleh-oleh.

"Nggak ah, lo duluan aja," tolak Hani.

"Ya udah kalau nggak mau, gue tinggal, nih!" pamit Dinda.

"Iya, udah sana pergi!" usir Hani.

Setelah Dinda pergi, Hani menatap hampa pada kotak makan yang sudah disiapkannya untuk Axel. Rencananya ia akan makan di kantin bersama Axel, tapi sepertinya keadaan tidak memungkinkan.

🌿

Saat Dinda memasuki lobby ia berpapasan dengan Axel. Ia keheranan melihat Dinda berjalan seorang diri.

"Din, kok lo sendirian? Hani mana?" tanya Axel sembari mencegat Dinda.

"Nggak mau keluar dia, katanya malu videonya udah kesebar," terang Dinda.

"Mulut lo! Kayak gue sama dia bikin video apaan aja," gerutu Axel.

"Mau ke mana?" cegah Dinda saat melihat Axel beranjak meninggalkannya.

"Nyamperin dia lah!" jawab Axel kesal.

"Jadi kalian beneran pacaran?" tanya Dinda kepo.

"Serah lo mau nganggep apa," jawab Axel sembari meninggalkan Dinda.

"Sombong! Gitu aja nggak mau jawab," gerutu Dinda seorang diri.

***

Axel mencari Hani di ruangannya. Benar saja, ia melihat Hani sedang makan sendirian.

"Kok makan di sini? Dari tadi aku tungguin di kantin, tau!" ujar Axel kesal. Ia menarik kursi Dinda dan duduk di sebelah Hani.

"Kamu ngapain ke sini? Kalau ada yang lihat gimana?" ujar Hani sambil melihat ke kanan dan ke kiri.

"Biarin aja, emang kenapa?" jawab Axel cuek.

"Malu, tau!" seru Hani.

"Kenapa, sih? Udah, cuekin aja. Ayo ikut aku!" ajak Axel seraya bangkit dari duduknya.

"Ntar diomongin orang-orang, Bang!" tolak Hani.

"Emang kita ngapain? Kita 'kan nggak bikin video bokep? Kalaupun mereka ngira kita pacaran biarin aja. Bukannya biasa orang pacaran? Kecuali aku pacarannya sama Denis," terang Axel panjang lebar.

"Nggak ah, di sini aja."

"Justru kalau kita mojok berdua kayak gini malah diomongin," ujar Axel yang kembali duduk di samping Hani.

"Ya kamu pergi, dong!" usir Hani.

"Oh, aku diusir nih ceritanya? Oke, aku pergi. Btw siapa, ya? yang kemarin bilang kalau aku nggak usah bawa bekal lah! Ntar dibawain lah! Mana dari tadi aku tungguin sampai kelaperan. Kayaknya aku cuma di PHP aja deh!" sindir Axel.

Pacar Magang (Complete)Where stories live. Discover now