chapter 7

3.4K 727 53
                                    

"Perempuan, kau pasti tahu sakitnya cinta yang tak terkatakan. Cinta yang hanya mampu didekap dalam bungkam, kata orang bahkan diam berbicara," Emak Ingin Naik Haji, Asma Nadia.

🌿


"Han, lo mau setiap hari bawain si Evan makan siang? Udah kayak tukang ketering lo?"

Dinda memperhatikan Hani yang sedang merapikan penampilannya, kegiatan rutin sebelum menemui Evan untuk mengantar makan siang.

"Ini bagian dari perjuangan gue, udah gue bela-belain masak dari subuh," ujar Hani.

"Yaelah, gigih banget lo," ledek Dinda.

Axel menghampiri kubikel Dinda, ia sempat memperhatikan Hani yang sedang asyik bersolek.

"Din, besok lo ikut gue ke Bandung, ya?"

Dinda memeriksa filenya yang bejibun, ia merasa sangat stres dibuatnya. Sekarang Axel malah mengajaknya pergi.

"Kerjaan gue belum beres nih, Bang. Ajakin bang Denis ajalah," tolak Dinda.

"Si Denis juga lagi ngejar deadline."

Axel melirik ke arah Hani yang masih asyik berdandan tanpa memperdulikan keberadaannya.

'Niat amat sih dandan? Pasti mau nyamperin Evan,'  ujar Axel dalam hati.

"Atau lo bawa aja si Hani?" saran Dinda.

Hani yang mendengar namanya disebut menghentikan kegiatannya bersolek. Ia memprotes saran Dinda.

"Kok jadi gue?"

"Nggak deh, yang ada ntar dia ngerepotin gue," tolak Axel.

Hani masa bodoh dengan percakapan dua orang itu. Ia kembalI melanjutkan kegiatannya bersolek.

"Kan lumayan buat bantu-bantu lo, Bang?"

Axel tampak berpikir sejenak, ia melirik ke arah Hani. Seolah meminta pendapatnya. Hani mengehentikan kegiatannya, ia berdecak sebal.

"Pake nginep nggak?"

Hani bertanya polos. Ia merasa takut jika pergi berdua saja dengan Axel. Ia masih trauma dengan peristiwa di lift tempo hari.

"Emang kenapa kalau nginep?" tanya Axel.

"Gue ijin mama gue dulu."

Hani menjawab santai, Axel dan Dinda berpandangan. Pakai ijin segala, dipikir karyawisata anak SD? pikir Axel.

"Kita ke Bandung urusan kerjaan, gue bukan ngajak lo nginep di villa."

"Tetep aja. Gue takut sama lo."

"Gue kenapa?"

"Lo mesum."

Dinda tertawa mendengar penuturan Hani. Axel meliriknya agar diam. Seketika Dinda menghentikan tawanya.

"Kalau mama nggak ngijinin, gue nggak pergi."

🌿

"Nyari Evan, ya?"

Davin melihat kedatangan Hani. Ia sudah hafal kegiatan rutin Hani saat jam istirahat.

"Dia lagi sibuk?" 

Hani mengintip ke dalam ruangan Evan. Davin tersenyum melihat tingkah Hani yang menurutnya sangat imut.

"Lumayan, masuk aja."

Hani tampak berpikir, ia memutuskan untuk tak mengganggu Evan yang sedang sibuk.

"Gue nitip ini bisa nggak?"

Pacar Magang (Complete)Where stories live. Discover now