65. Semua Berawal Dari Perebutan Suksesi

776 164 14
                                    

Mangaka isekai pt. 65

Warning! Long Chapter 📖

🌻 Enjoy Story~
________________________________

oO°Oo

Ini hari kedua aku berkemah, setelah banyak istirahat dan memastikan persiapan bertempurku ready perfect aku berangkat menuju ruangan tempat naga hitam itu.

Karena asap hitamnya yang mengepul padat, aku menyalakan dua dupa pemurnian untukku bisa berjalan melewati kepulan asap hebat di sekeliling tempat ini.

Setelah sampai di tempat naga itu, aku menyalakan semua dupaku dan menaruhnya melingkari naga besar itu. Aku lega ini cukup untuk melingkari naga itu, aku bergegas berjalan ke arah kepala naga itu dan mengusap wajahnya pelan.

Are?

"Wah~ kulitnya keras sekali.." gumamku terkagum pelan.

Suara dengkuran lemah balasan dari Dragter sang Naga hitam membuatku tersentak kaget, aku buru-buru menjaga jarak dan waspada.

"Master, naga itu sedang kesakitan.
Tolong selamatkan dia.."

Luna berdesing meminta tolong di pinggangku.

Aku kembali mendekati Dragter dan kembali mengusap-usap kepalanya pelan, aku berlahan mendengungkan nada [Sing Lullaby] dengan suara pelan.

Aku harap itu cukup untuk membuat Dragter kembali tenang selama dupa-dupaku mensucikan tempat ini.

"Dragter-san, apa yang membuatmu di kelilingi kepulan asap kegelapan?" tanyaku setengah berbisik.

Naga itu mendengkur lemah menjawabku.

Tentu saja aku tidak tahu atau sekedar paham apa yang dikatakan Dragter, dia hanya mendengkur menjawabku. Karena merasa sedikit penasaran, aku terpaksa menggunakan skill pensucian.

"[Include: The Pessquess of Darkness]." ucapku pelan.

Seketika kepulan asap di tubuh Dragter menghilang, tapi aku sengaja hanya mengusir asap kegelapan di tubuh besarnya saja, karena jika aku mensucikan semua area ini, aku sudah pasti akan pingsan.

Alasanku tidak pingsan seperti Hina-senpai karena aku berlevel 100 keatas saat mensucikan naga ini, sedangkan Hina-senpai berlevel 86 saat mensucikan naga itu.

Aku sedikit kelelahan, tapi apa boleh buat. Dibandingkan kelelahanku melawan Tredilo, ini bukan apa-apa.

Di situasi semacam ini, aku lega mendapatkan 20 dupa pemurnian yang berefek luar biasa pada gua runtuhan ini.

Dragter mengangkat kepalanya, dan berlahan-lahan membuka matanya. Mata kuning dengan iris merah tajam menatapku lemah, naga ini pasti masih sekarat kah?

"Halo, selamat siang.. Bagaimana perasaanmu, Dragter-san?" tanyaku mencoba tersenyum.

Dragter membungkukkan kepalanya anggun.

"Saya menghadap Dewi bulan agung, suatu kehormatan bisa bertemu dengan Anda."

Aku terkejut karena ternyata naga hitam ini mengenalku, kenapa dia bisa mengetahui identitasku ya?

"Naga hitam ini adalah hewan peliharaan dari Dewa kematian Ad-sama, Master..
Di jaman para dewa, Yui-sama sedikit akrab dengan Dewa kematian Ad-sama."

Jelas Luna yang berdesing menjelaskanku lagi, oh itu mengejutkanku. Dewa kematian yang galau karena surat cintanya ditolak oleh para dewi, ternyata hewan peliharaannya ada disini..

"Terima kasih, Dragter-san.. Bagaimana keadaanmu?"

"Saya baik, terima kasih.."

Aku sedikit cemburut membalas tatapannya.

I Woke Up In My Manga Work Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt