PART 6 ; FIRE, Burn It All !

823 125 7
                                    

Seulgi menghitung detik detik jam di kepalanya ketika ia duduk di kursi penumpang mobil Jimin. Kepalanya menempel di dashboard. Tubuhnya bergetar. Ia tidak membutuhkan kantung kertas untuk bernafas, tapi tetap saja, Seulgi perlu menenangkan diri. Dia harus mengulang ulang bahwa dia aman sekarang. Dia aman.

Suara ketukan terdengar di kaca sebelahnya dan ia memekik kaget. Tapi ketika dilihatnya Jimin yang datang, Seulgi membuka pintu mobil.

"Kau baik baik saja? Apa kau terluka?"

Seulgi menggeleng, "Kau?"

Rambut Jimin yang tadi rapih kini terlihat berantakan. Jasnya tidak terkancing dan kemeja putihnya terlihat Kotor di beberapa bagian. Sudut bibir Jimin sedikit terluka dan ada memar yang baru terbentuk di pelipis pria itu.

"Tidak ada yang serius." Jawab Jimin.

Tangan Seulgi terangkat hendak menyentuh luka Jimin. Tapi ia mengurungkan niatnya, "Aku minta maaf." Ucapnya lirih.

Jimin menatap tangan Seulgi yang tadi terulur. Ia tak menjawab, hanya menutup pintu mobil lalu memutar ke sisi pengemudi dan masuk. Jimin tak langsung menyalakan mobilnya. Ia diam dulu menatap ke depan. Lalu ponselnya berbunyi. Jimin mengangkatnya.

"Ada apa sebenarnya?" Suara Yoongi, "Kau dimana sekarang?"

"Arah pulang. Aku minta maaf Hyung, bisakah kau menangani ini untukku?" Tanya Jimin, "Aku melihat ada CCTV di Lorong itu, coba periksalah."

Yoongi mendesah, "Kan sudah kubilang tadi jangan buat masalah."

"Yah, kau tidak bisa selalu mendapatkan keinginanmu." Jawab Jimin datar, "Bisakah kau membantuku Hyung? Aku minta tolong."

"Akan ku kabari lagi." Yoongi menutup telepon.

Jimin menyimpan kembali ponselnya. Lalu menoleh menatap Seulgi, "Dimana mantelmu?"

"Di mobil.. Jae Beom."

Tanpa berkata kata lagi, Jimin melepas jasnya lalu menyerahkannya pada Seulgi. Seulgi menerimanya dan langsung memakainya.

"Terimakasih. Aku benar benar minta maaf."

"Diam sajalah." Jimin menyalakan mobilnya, "Aku membencimu sekarang, lebih daripada membenci bajingan bajingan tadi. Tidak ingin mendengar suaramu."

Sesuatu menyengat mata Seulgi. Air mata. Ia segera memalingkan muka menatap keluar jendela.

Tidak ada yang bersuara di mobil selama beberapa saat sampai suara Ponsel Seulgi berbunyi. Dari Jae Beom. Seulgi melirik Jimin. Pria itu tidak berekspresi apapun, hanya melihat jalanan di depannya. Seulgi mengangkat telepon, "Hallo."

Dia tak melihat tangan Jimin terlihat lebih erat memegang kemudi. Seolah itu leher seseorang.

"Aku.. tiba tiba tidak enak badan. Aku pulang duluan. Maafkan aku."

Jimin mengetuk ngetukkan jarinya ke kemudi.

"Aku benar benar minta maaf. " Seulgi menutup telepon, menyimpan kembali ponselnya.

"Apa dia terfikir olehmu, saat kau berada di situasi tadi?" Jimin tiba tiba bertanya. Apa kau bahkan berfikir mendatanginya untuk mencari perlindungan?

"Tidak." Bisik Seulgi. Jimin terlalu mengenalnya hingga ia tak ingin berbohong.

"Benar." Ucap Jimin sinis, "hubungan kalian seperti itu."

Tak ada yang berbicara lagi sampai mereka tiba di gedung apartemen Seulgi.

"Aku benar benar berterima.. "

TOXIC LOVE (COMPLETED)Where stories live. Discover now