Bonus Chapter

61.5K 5.9K 776
                                    

Hallo, do u miss this story? Or miss me maybe? Haha

.

.

.

4 tahun kemudian...

"Ayo bangun jagoan!" Jaehyun berucap lembut berusaha membangunkan kedua anaknya yang masih tertidur lelap.

"Eung..Daddy!" Mark dan Jeno mengerjap-ngerjapkan matanya lucu.

"Ayo bangun!" ucap Jaehyun lagi. Kedua anak itu membuka matanya dan beringsut duduk dipinggir tempat tidur seraya mengumpulkan nyawa.

"Mau mandi dulu atau sarapan dulu hm?" tanya Jaehyun.

"Mandi daddy!" jawab keduanya kompak.

Jaehyun tersenyum dan mulai membukakan pakaian anak-anaknya. Setelah itu ia menggendong Jeno dan menuntun Mark ke kamar mandi dan meletakkan kedua anaknya di dalam bathub yang berisi air hangat dan bola-bola kecil lalu memandikan keduanya dengan telaten.

.

.

.

Tok..Tok..Tok..

Taeyong yang sedang bersantai sehabis membersihkan rumah langsung beranjak menuju pintu utama ketika mendengar ada yang mengetuk pintu.

"Iya tunggu se--

Taeyong tak bisa melanjutkan ucapannya ketika tahu siapa yang bertamu ke rumahnya.

"MAU APA KAU?!" sungutnya.

"Taeyong tunggu!" tamu itu, Mingyu menahan tangan Taeyong yang ingin menutup kembali pintunya.

"APA LAGI?!" tanya Taeyong.

"Sayang siapa?" Mendengar adanya keributan Jaehyun pun menghampiri keduanya. Rahangnya mengeras begitu tahu siapa yang datang.

"MAU APA LAGI KAU DATANG KE SINI BRENGSEK?!" sungutnya dengan mencengkram kerah Mingyu.

"Aku kesini hanya untuk minta maaf. Kumohon maafkan aku." ucap Mingyu jujur membuat Jaehyun dan Taeyong saling berpandangan karena bingung.

"Aku tau kesalahkanku sangat sulit di maafkan. Tapi--

--kumohon maafkan aku!" Jaehyun dan Taeyong membelalakan matanya ketika Mingyu berlutut di hadapan keduanya. Mingyu tak pernah memohon sampai seperti ini kepada siapapun seumur hidupnya, ini yang pertama kali. Rasa bersalahnya pada Taeyong dan keluarga membuatnya merasa harus melakukan ini semua. Ia tak mau hidup dihantui rasa bersalah.

"Jangan seperti ini." Jaehyun menarik bahu Mingyu agar kembali berdiri.

"Kalian mau memaafkanku kan? Aku benar-benar merasa bersalah, kumohon maafkan aku." mohon Mingyu lagi.

Jaehyun dan Taeyong saling tatap sebelum mengangguk bersamaan, "Kami memaafkanmu."

Mingyu menghela napas lega, rasa bersalah dan beban yang ditanggungnya kini hilang. "Terimakasih terimakasih. Kalian memang sangat baik."

Jaehyun tersenyum seraya menepuk-nepuk bahu Mingyu, "Kuharap kau tidak akan mengulangi kesalahan yang sama."

"Tidak akan. Aku janji." balas Mingyu berjanji. "Oh ya selain meminta maaf, aku ke sini untuk memberikan kalian ini." Mingyu menyerahkan sebuah undangan pada dua orang di depannya.

"Undangan apa ini?" tanya Taeyong.

"Undangan pernikahanku. Aku akan menikah minggu depan, dan aku harap kalian datang." jawab Mingyu.

"Oh ya ya kami pasti datang." balas Jaehyun membuat Mingyu tersenyum senang.

"Terimakasih. Kalau begitu aku pergi dulu." pamit Mingyu.

"Hati-hati Mingyu!" ingat Jaehyun.

Mingyu tersenyum dan mengangguk lantas pergi dari kediaman keluarga Jung.

.

.

.

(Minggu depan...)

"Selamat ya Mingyu!" Taeyong memberikan ucapan selamat pada Mingyu yang sedang melangsungkan resepsi pernikahan.

"Terimakasih Taeyong. Terimakasih juga kalian sudah mau datang." balas Mingyu.

"Selamat ya em--

"Wonwoo, namaku Kim Wonwoo." istri dari Mingyu memperkenalkan dirinya pada Taeyong dan Jaehyun.

"Oh selamat ya. Semoga kalian bahagia terus!" ucap Taeyong mendoakan.

"Terimakasih Taeyong." balas Wonwoo. "Tolong maafkan kesalahan Mingyu pada kalian di masa lalu ya."

"Eoh? Kau mengetahuinya?"

Wonwoo terkekeh pelan, "Tentu saja aku tau."

"Tenang saja, kami sudah memaafkan Mingyu." sahut Jaehyun. "Iya kan dear?" Jaehyun menyenggol tangan Taeyong di sebelahnya.

"Tentu." balas Taeyong dengan senyum manisnya.

"Oh iya anak kalian kenapa tidak ikut?" tanya Mingyu.

"Mark dan Jeno tidak suka pergi ke acara-acara ramai seperti ini, jadi mereka memilih tidak ikut dan menunggu rumah." jawab Taeyong dan Mingyu hanya ber'oh'ria.

"Kalau begitu kita harus segera pulang karena ada urusan lain." ucap Jaehyun.

"Oh begitu. Ya sudah hati-hati di jalan kalian!"

.

.

.

"Jae menurutmu Mingyu benar-benar bisa berubah atau tidak ya?" tanya Taeyong sembari memainkan helaian rambut suaminya.

"Aku tidak tahu sayang." jawab Jaehyun, "Tapi tidak ada salahnya kan jika kita mendukung orang yang sudah memiliki niat untuk berubah menjadi lebih baik." Taeyong menganggukkan kepalanya menyetujui ucapan Jaehyun.

"Jae kau tau tidak, Jungwoo sedang hamil lagi lho!" ucap Taeyong semangat.

"Oh ya?" Jaehyun bertanya dengan menaikan satu alisnya. "Itu berarti sebentar lagi Jaemin akan memiliki adik. Bagaimana kalau kita juga memberikan adik untuk Jeno?" tanya Jaehyun.

Taeyong menggeleng ribut lalu menepuk pelan dada suaminya, "Tidak! Tidak! Aku tidak mau! Dua anak sudah cukup Jaehyun!" tegas Taeyong.

"Tapi rumah ini akan lebih ramai jika kita memiliki tiga anak sayang!" Jaehyun mengangkat sudut bibirnya menjadi seringaian menyeramkan bagi Taeyong yang melihatnya.

"Kau terlihat seperti om-om pedofil Jae!" cibir Taeyong.

"Oh ya?" Dengan cepat Jaehyun menaiki tubuh Taeyong dan mengungkungnya.

"Huaa...Apa yang mau kau lakukan?!" tanya Taeyong panik. "Menyingkir dari atas tubuhku!" sungutnya.

Jaehyun tak menggubris, ia malah mendekatkan wajahnya pada telinga Taeyong dan menjilatnya sensual. Membuat tubuh si manis bergetar di bawahnya.

"Akh!" Taeyong memekik ketika Jaehyun menggigit lehernya dan itu pasti akan meninggalkan tanda yang tidak akan hilang dalam waktu yang sebentar.

"Boleh kan sayang?" Jaehyun bertanya dengan suara beratnya tepat di telinga istrinya membuat Taeyong memejamkan matanya erat dan mengangguk pelan.

Akhirnya malam ini mereka melakukan seks untuk kesekian kalinya. Dan sepertinya Mark dan Jeno akan benar-benar memiliki adik dalam waktu dekat ini.


-END-

UDAH YA GAIS BONCHAPNYA :))

btw kimming-nya udah minta maap tuh, dimaapin gak sama kalian? Haha




Young Mom (Jaeyong)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang