Bab 4

62.9K 6.8K 135
                                    


"Ayo kita samperin pengantin dulu." Ajak Husain, lelaki yang paling dewasa diantara anak-anak lain, tidak hanya usia yang dewasa, tingkah laku dan pemikiran-nya pun mengikuti. Istrinya sedang bergelayut mesra di lengannya.

"Mana Aqlan?" Tanya Ezhar, istrinya pun ikut hadir dalam acara pernikahan sahabat mereka ini- Fadel. Kini tinggallah Raksa yang berstatus lajang.

Husain ikut mengedarkan pandangan mencari lelaki yang sedari tadi mereka tunggu, "Itu bukan kak?" Tanya Nuri-istri Husain.

"Nah iya." Husain menatap lelaki yang sedang menyantap makanan itu, kemeja yang di pakainya sudah di gulung sampai siku. Mereka berempat menghampiri.

"Lo dari mana aja sih, lan?" Cecar Ezhar yang baru saja sampai dihadapan Raksa, ditoyornya pelan rambut lelaki itu yang sudah rapi.

"Enggak dari mana-mana," ucapnya santai. "Gue laper, ya wajar dong gue makan." Ucapnya tak acuh.

Ia kesal karena dia tidak dipersiapkan pakaian yang sama dengan dua lelaki itu, sebenarnya itu rencana Fadel yang paling usil, ia hanya menyiapkan 2 jas lelaki dan 2 pakaian untuk perempuan. Alasannya tak menyiapkan untuk Raksa, "Biar Lo keliatan jomblo nya lan, sapa tau Lo ketemu jodoh di sini." Raksa yang kesal ingin rasanya menghancurkan acara pernikahan yang sudah tersusun rapi itu. "Lo juga kan enggak punya pasangan, Lo mau keliatan comblang banget, jas Lo sendiri yang enggak ada pasangannya." Tambahnya lagi ketika Raksa masih ngotot minta dibuatkan.

"Lo ngambek?" Tanya Husain sambil tertawa.

"Yailahh, ni bujang lapuk, umur Lo berapa sih?" Goda Ezhar. "Kok gue yang geli liat Lo ngambek gitu." Ucapan Ezhar mengundang tawa mereka berempat, dua wanita itupun ikut tertawa.

"Ayolah, cepet abisin makanan Lo, biar ke depan salaman dulu sama pengantin."

"Males.. gue mau pelan aja makannya, sana aja kalian duluan, ogah gue ngucapin sama tuh bocah." Raksa memang memiliki usia paling muda, selalu dianggap adik oleh dua lelaki itu karena usia mereka lumayan terpaut, sifatnya pun ikut kekanakan dan manja, sudah menganggap Ezhar dan Husain seperti abangnya. Berbeda dengan Fadel yang hanya terpaut 2 tahun, mereka lebih sering beradu mulut. Beradu mulut dalam artian bercanda ya bukan bertengkar beneran...

"Lo kalik yang bocah, ngambekan segala. Gitu-gitu si Fadel udah bisa buat bocah ntar." Ucap Ezhar pelan, agar tak terdengar istrinya.

Raksa mendorong kepala Ezhar yang mendekatinya tadi, "Gue juga bisa." Ucapnya tak terima.

"Buat sendiri mana bisa lah, lan." Ucap Husain yang diiringi tawa Ezhar, dua wanita di samping mereka menampilkan raut heran karena tak mengerti apa yang di bahas.

"Buat apaan sih, Mas?" Tanya Nela heran, istri Ezhar.

"Bukan apa-apa, dek, ntah tu si Aqlan enggak jelas." Ucapnya was-was takut istri.

"Alah mbak Nel, Maksud Bang Ez-." Belum selesai Raksa menjelaskan, mulutnya sudah di tutup oleh Husain. "Buruanlah kedepan, kalo Lo enggak mau kami tinggal nih, biar Lo diliatain orang rame kedepan sendirian, tanpa gandengan lagi."

Akhirnya Raksa mengalah, ditaruhnya piring makanan, ia berdiri sambil mengelap mulut menggunakan tisu. Mereka berjalan, sesekali Raksa menyapa rekan sesama artis yang memang banyak hadir, pasalnya Fadel yang memang notebene nya aktor, dan penyanyi. Dan sang istri pun dari kalangan entertainment juga.

Centang Biru ✔️Where stories live. Discover now