Bab 11

47.9K 6.4K 636
                                    

Teriakan heboh Adisla masih terdengar, wajah syok-nya belum juga hilang. Ketika ia melihat nama akun tadi, nafas wanita itu sampai terhenti.

"Yell, serius itu Aqlan Antaraksa yang DM Lo?" Suaranya masih terputus karena terkejut.

Ayel menatap heran Adis, "Ya mana gue tau, kalo namanya sih iya. Dia salah DM orang mungkin."

"Tapi itu nyata-nyata pesan masuk ke Lo, walaupun, ya betul sih kata Lo, ntah dia salah orang atau enggak."

"Emang dia terkenal?" Tanya Ayel heran, ia benar-benar tidak tahu lelaki itu.

"Serius?? Lo enggak tau dia?" Adis kembali syok dengan pertanyaan temannya itu. "Ya jelas terkenal lah Aeleanne, Lo tadi udah liat kan berapa followers-nya."

Ayel hanya mengangkat bahu tak acuh.

"Dengerin baik-baik gue jelasin," ucapnya geram. "Kak Raksa itu sering main film, setiap film yang di bintanginya selalu membludak, jutaan orang yang nonton dalam waktu yang relatif singkat. Akhir-akhir ini dia abis bintangi film AGC, film yang lagi viral itu lo, masa Lo enggak tahu sih?" Greget Adis.

"AGC? Yang syuting-nya ekstrim banget, sampe rela tinggal beberapa hari di hutan itu?"

"Nah pinter! Itu Lo tau."

"Ya gimana gue enggak tau, kalo bahasan lo setiap kita kumpul itu mulu." Ayel teringat sebulan terakhir kemaren, temannya itu mengajak dirinya menonton film berjudul AGC itu, namun tidak terlaksana karena Ayel selalu sibuk, ntah itu rapat lah, banyak tugas lah.

Adis menyengir, "Lo rugi banget Yel nggak nonton, muka kak Raksa waktu lari naik gunung, lagi kelelahan gitu terus teriak keras." Ucapnya mengingat salah-satu adegan.  "Gilakkk, hots bangett pokoknya. Ganteng banget."

"Gue geli tau gak sih, denger Lo manggil kak Raksa," Ayel menirukan gaya temannya itu berbicara. "Kayak udah kenal dekat aja." Herannya.

"Isss, nggak papa dong, dia kan lebih tua dari gue, wajar lah gue manggil kakak. Biar sopan."

"Mau Lo manggil nama, Lo manggil kakak atau mas pun dia juga nggak akan denger. Dia tau Lo hidup di dunia ini aja nggak." Adis cemberut mendengar perkataan pedas Ayel, yang sedihnya itu kenyataan.

Setelah hening sebentar, Adis teringat kembali hal yang membuat mereka berdua heboh.

"Yaudah, cepet Lo bales pesan-nya tadi." Tuntutnya tak sabar.

"Nggak lah, gila Lo!" Mendadak Ayel bergedik takut. "Udah basi kalik, pesan tiga hari lalu."

"Lo sadar nggak sih ngomong gitu?" Heran Adis tak habis pikir, berjuta orang ingin merasakan di chat lelaki tampan itu, namun teman aneh di depannya ini yang kebetulan mendapat pesan nyasar malah menyia-nyiakan.

"Jutaan orang pengen dapet pesan dari lelaki idaman semua wanita satu Indonesia, bahkan nggak dari Indonesia aja fans-nya. Lo malah nyia-nyiain nggak mau bales."

"Itu pesan tiga hari lalu, ya pasti udah basi banget dong." Ayel masih berusaha keukeh dengan pendiriannya, meskipun dirinya pun ikut penasaran mengapa artis papan atas itu bisa menghubungi-nya. Mau apakah gerangan. "Ntar gue juga yang malu, kalo ternyata itu pesan nyasar doang atau malah akun-nya lagi di hack hatters dan nge-chat random orang."

"Ya bodo amatlah gimana bisa pesan itu bisa ke Lo, yang pasti kita bales dulu memastikan maksudnya." Adis masih berusaha membujuk. "Lagian juga, kalo pesan itu nyasar santai aja dong. Kayak kata Lo tadi dia nggak kenal kita." Adis membalikkan ucapan Ayel tadi.

"Lo juga bukannya sering comment, reply story cowok idaman Lo, jangan pikir gue nggak tau ya, Lo sering comment sapa tu yang suaranya bagus banget, pinter ngaji juga?" Adis jadi teringat lelaki tampan yang diidolakan Ayel.

Centang Biru ✔️Where stories live. Discover now