- 12: AFTER SESSION

11.4K 1.4K 21
                                    

Hening. Hanya suara AC menyala yang mengisi kamar yang bernuansa biru gelap itu. Padahal saat ini, jam sudah menunjukkan pukul satu siang.

Walau begitu, Jisung sebenarnya sudah terjaga sedari tadi. Jari-jemarinya saling bertaut, entah kenapa merasa gugup dan tak nyaman.

Jisung ingat semuanya. Jisung ingat setiap detail sentuhan Minho pada tubuhnya semalam.

Satu helaan napas keluar dari celah bibirnya. Kedua kaki Jisung bahkan saling bergesekan di bawah sana. Terlalu nervous.

"Lo kenapa?" tanya Minho tiba-tiba dengan suara serak khas orang bangun tidur. Berhasil membuat Jisung kaget.

"O—oh.."

Terlalu banyak pergerakan dari Jisung berhasil membuat Minho terbangun. Awalnya, ia ingin memarahi Jisung. Tolong, Minho tuh masih ngantuk banget.

Namun, ketika Minho menyadari bahwa Jisung sedang merasa tak nyaman. Ia pun mengurungkan niat itu.

Pria alpha itu memutar tubuhnya, menghadap ke arah Jisung yang kini terbaring terlentang. Minho menatap ke arah Jisung. Tangannya terulur, membenahi posisi anak rambut sang omega yang sedikit berantakan.

Minho terkekeh, menyadari ketakutan dan kegugupan Jisung yang sangat tercetak di wajahnya.

"Kenapa, sayang?" tanyanya sekali lagi. Mengundang decakan dan tatapan sinis dari Jisung.

"Sayang, sayang, pala lo!"

Satu alis Minho terangkat, memandang Jisung dengan pandangan remeh. "Tsk, semalem juga demen lo gue panggil gitu."

"Oh, atau lo mau gue panggil.. Sungie?" ujar Minho menggoda Jisung. Benar saja, wajah pria manis itu kini sudah memerah sempurna. Jisung menarik selimut untuk menyembunyikan wajahnya.

"Cute. Sungie."

"MINHOOO! DIEM!"

Lagi, Minho tertawa sebelum menarik Jisung untuk masuk dalam pelukannya. Jisung yang diperlakukan demikian hanya bisa diam. Tubuhnya mendadak kaku.

Yang lebih tua menyingkap selimut yang menutup wajah Jisung. Wajahnya bergerak mendekat, mengendusi wangi feromon Jisung yang sudah tidak sepekat semalam. Wangi lembut vanilla bercampur sentuhan mawar dan citrus yang menguar dari tubuh Jisung membuat Minho merasa lebih nyaman.

"Uhm, Minho."

"Hm?"

"Mm, so, I'm an omega."

"And?"

Jisung terdiam untuk beberapa saat. Menggigiti bibir bawahnya gugup.

"Rahasiain ya?"

Minho mengangkat kepalanya, beralih menatap Jisung dengan pandangan bingung.

"Buat?"

"Uh. Ya... nanti biar mereka tau sendiri atau gue yang ngasih tau mereka."

Minho belum bisa menerima alasan dari Jisung sebenarnya. Tapi, ya sudahlah. Turuti saja mau pria manis itu. Toh, tidak akan berpengaruh juga padanya.

"Ok."

Jisung mengulas senyuman singkat kemudian berujar, "Thank you."

Minho tidak menjawab. Memilih untuk melanjutkan sesi cuddle dengan Jisung.

"Ugh, Minho..." panggil Jisung lagi.

"Hm, apa lagi?"

"Uh, pantat gue sakit. Anterin pulang ya nanti."

Minho terkekeh lalu mengecup ujung hidung Jisung satu kali.

"Of course, Sungie."

"IH! JANGAN PANGGIL SUNGIE!"

— ♡ —

Jisung termenung di kamarnya. Kedua matanya menatap kosong ke arah boneka beruang besar, temannya bermain saat kecil. Hela napas kasar, usak rambutnya, bengong lagi. Begitu terus. Entah apa yang mengganggu pikiran pria manis itu.

Bibirnya ia gigit sementara jari-jarinya bermain dengan ujung sweater.

Iya, Jisung pakai sweater turtle neck. Tentu saja untuk menyembunyikan bekas-bekas merah akibat perbuatan Minho semalam. Mengingat itu, Jisung kembali menghela napas.

"Omega." Hanya satu kata itu yang keluar dari bibirnya.

"Donny, selama ini gue nyebut diri gue sebagai alpha. Tapi, ternyata gue ditakdirkan jadi omega. Dunia emang lucu." Jisung berbicara pada Donny, boneka beruangnya.

Jemari kurusnya bermain-main dengan tangan bonekanya. Halus dan lembut. "Gue gak bisa ngebayangin kalau Alpha Prince dan yang lain tau," ujarnya lagi dengan suara yang sedikit bergetar. Kepalanya tidak bisa berhenti memikirkan kemungkinan terburuk atas kenyataan bahwa dirinya bukanlah seorang alpha.

"Gue bakal dijauhin."

Tangannya beralih menarik boneka besar itu ke dalam pelukan sebelum Jisung membenamkan wajahnya dan berteriak.

"AARGH. OMEGA SIALAN!"

Beruntung boneka beruang itu bisa meredam suara teriakannya. Jisung memeluk Donny erat, berusaha menetralkan napasnya yang sedikit memburu. Ia sudah memantapkan diri untuk bolos sekolah besok.

— TBC —

HMMMMMM. Konten uwunya semoga nggak gagal iya. HIKS.

Hope you like it!

https://curiouscat.me/jiceamericano

MINSUNG: SECOND IDENTITY ✅Where stories live. Discover now