- 25: PERMINTAAN (1)

10.2K 1.2K 115
                                    

"Kak Minho, oreo," ujar Jisung sembari melakukan gestur tangan seolah meminta sesuatu. Walau berbicara dengan Minho, nyatanya Jisung masih asik membaca komik di tangan. Seperti tidak ada niat sedikit pun untuk menoleh ke arah yang lebih tua. 

Minho mendengus kemudian bergerak mengambil sebungkus oreo dari atas nakas dan memberikannya ke pada Jisung. "Bukain dong, Kak. Gimana sih?" protes Jisung karena Minho tidak membukakan bungkusnya. Masa Jisung disuruh makan oreo sekaligus sama plastiknya?

"Ya ampun, Sungie. Tinggal dibuka itu," jawab Minho ketus yang mengundang tatapan galak dari Jisung. Menyadari kesalahannya, pria yang lebih tua buru-buru melakukan tugasnya. Membuka bungkus oreo, mengambil satu keping, dan meletakannya di atas telapak tangan Jisung yang terbuka.

"Gitu dong. Kan udah aku bilang dari tadi. Permintaan pertama aku, Kakak jadi babu satu bulan penuh," ujar sang omega lalu melahap oreo di tangan. Apa kalian menemukan yang aneh di kalimat percakapan mereka? 

Hehe, mereka mulai menggunakan sebutan aku-kamu. Tentu saja atas permintaan Jisung sepaket dengan mandat untuk menjadikan Minho pesuruh. 2 in 1.

"Iya, ya ampun. Gak usah diingetin mulu juga Kakak inget lagi jadi babu," jawab Minho lalu kembali menyuapi Jisung satu keping oreo lain. Pria yang lebih muda memilih untuk mengabaikan perkataan Minho lalu kembali asik dengan komik bacaannya.

Lima belas menit menunggui Jisung yang sedari tadi sibuk tertawa sendiri ternyata cukup membosankan bagi Minho. Ia pun memilih untuk mulai meneliti luka di sekujur tubuh yang lebih muda.

Bekas memarnya sudah mulai memudar. Tubuh Jisung juga sudah lebih fit dibanding kemarin. Hanya tersisa bekas memar kehitaman di bagian dada dan ulu hati pria manis itu.

"Sungie, coba sini Kakak cek lagi lukanya."

Paham dengan maksud perkataan Minho. Jisung pun berhenti membaca komik, meletakkannya asal di atas kasur lalu membenarkan posisi duduk. Ia biarkan kedua tangan Minho bekerja membuka satu per satu kancing baju, mengekspos bagian dada dan perutnya yang tampak menyakitkan.

Kalau kalian bertanya apakah Jisung malu atau tidak, jawabannya adalah tidak. Kenapa demikian? Salahkan Minho yang setiap dua jam sekali mengecek luka di tubuh Jisung demi memastikan bahwa penyembuhan mate-nya benar-benar bekerja dengan baik. Iya, Minho sangat khawatir.

"Mendingan kok, Kak," kata Jisung membuka suaranya terlebih dulu yang dilanjutkan dengan anggukan kepala sang alpha. Sebisa mungkin Minho berusaha untuk tetap berada di sisi Jisung untuk mempercepat pemulihan pria manis itu.

Ya, meskipun setiap pagi sampai siang Minho masih harus berangkat ke sekolah, sih. Tapi sisanya, Minho memilih untuk menemani Jisung di rumah sakit.

"Iya mending. Yaudah sini, Kakak peluk lagi biar cepet sembuh," ujar Minho sembari merentangkan kedua tangan.

Sayang, Jisung menggeleng. Menolak saran dari Minho dan kembali meraih buku komik setelah mengancingkan baju tidurnya.

"Gamau ah." Minho langsung diam, speechless karena ditolak.

"Sungie."

"Hm."

"Peluk dong."

"Gamau."

"Ayolah?"

Dahi Jisung mengernyit. Ada apa dengan Minho hari ini? Tampak sangat aneh baginya. Tumben sekali Minho minta dipeluk Jisung duluan? Padahal biasanya, Jisung yang lebih rewel untuk diberi afeksi.

Hening beberapa saat dengan Jisung yang masih menatap Minho dengan pandangan aneh dan Minho yang masih merentangkan kedua tangan.

"Gak." Final Jisung pada akhirnya. Membuat Minho menurunkan kedua tangannya lesu lalu kembali duduk di atas kursi dengan bibir mengerucut. Alpha itu pun fokus memainkan ponsel pintar di genggaman.

MINSUNG: SECOND IDENTITY ✅Where stories live. Discover now