Bab 3: Terlalu Memalukan Untuk Diakui

1.4K 250 36
                                    

Beomgyu berjalan menuju taman kampus. Orientasi baru saja selesai. Dia memutuskan untuk memakan bekal dari bibinya sebelum pulang. Beomgyu melihat sebuah bangku berwarna putih, cocok sekali jika dia duduk di sana sembari menghabiskan makanannya.

Ada potongan telur gulung, lima nasi kepal berukuran kecil, dan irisan mentimun. Beomgyu juga melihat dua potong sosis panggang yang ditata didekat telur gulung. Sejujurnya Beomgyu tidak menyukai mentimun. Karena bibinya tidak ada di sini, Beomgyu pun menyumpit irisan mentimun sembari melangkah menuju tempat sampah.

“Apa kau tahu? Tidak semua orang bisa membeli mentimun meskipun mereka sangat menginginkannya.”

Beomgyu menoleh, Taehyun datang dengan kedua tangan tersimpan di dalam saku celananya. Lelaki itu juga melempar senyuman tipis padanya.

“Apa kau masih ingin membuang mentimun itu?”

Beomgyu mendengus. Gagal dengan rencananya, ia memutuskan kembali ke bangku dan duduk.

“Boleh aku duduk di sampingmu?”

“Duduk saja. Ini fasilitas umum tidak ada yang melarang.”

“Wajahmu mengatakan hal yang sebaliknya.” Meskipun Taehyun melihat penolakan Beomgyu dari raut wajah lelaki itu. Dia tetap memilih untuk duduk. “Makan saja, aku akan diam dan menunggu.”

“Hmm.” Beomgyu risih melihat mentimun terus berusaha mendekati sumpitnya. Dia merasa jengkel karena benar-benar tidak menyukai mentimun ada dalam wadah makannya.

Taehyun tersenyum diam-diam, dia memerhatikan bagaimana Beomgyu mengerutkan alis karena keberadaan mentimun, bagaimana lelaki itu menggerutu seorang diri seolah-olah tidak ada orang lain di sampingnya duduk. Tidak, Taehyun tidak merasa diabaikan, dia justru senang karena Beomgyu memang seperti ini. Dia tahu Beomgyu apa adanya. Sejak dulu Beomgyu memang suka menggerutu sendiri, bermonolog, atau bahkan berbicara dengan benda-benda mati. Menurut Taehyun, itu tidak aneh. Justru Beomgyu terlihat luar biasa dan lebih menarik.

Tidak banyak orang yang menjalani hidup apa adanya. Bersikap apa adanya. Dan menerima apa adanya. Taehyun tahu, karena dia sendiri juga pernah melakukannya. Menjadi sok keren, padahal dia ingin menunjukkan sisinya yang lain. Sisinya yang asli. Yang terkadang lemah dan tidak berdaya.

“Buka mulutmu.” Beomgyu sejak tadi melihat Taehyun memerhatikannya. Dia pikir Taehyun sedang menahan lapar.

“Apa?” Taehyun menatap telur gulung di antara sumpit yang Beomgyu pegang.

“Buka mulutmu, kau lapar kan?”

“Tidak. Aku hanya memerhatikanmu makan. Kau menarik saat diam seperti tadi.”

Beomgyu lagi-lagi mendengus. Kemarin, dia berusaha menghindari dan melupakan Taehyun. Tapi sekarang, dia harus menahan malu karena godaan Taehyun yang mulai muncul kembali. Dulu Taehyun sering melakukannya hampir setiap waktu. Menggodanya seolah-olah dia benar-benar orang yang sulit diraih hatinya. Nyatanya Beomgyu selalu tersipu setelah Taehyun berhasil mengungkapkan beberapa kalimat yang menurutnya aneh tapi justru membuatnya semakin jatuh kepada lelaki itu.

My ExTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang