Bab 10: Sudah, Cukup...

886 140 38
                                    

Hari sabtu. Beberapa hari yang dimaksud oleh Taehyun. Pernikahannya dengan Beomgyu baru saja dilaksanakan. Tidak banyak orang yang diundang hanya kerabat dekat dari paman Asami dan bibi Haruka. Juga beberapa orang tetangga yang akrab dengan nyonya Kang. Taehyun sedang sibuk melayani sahabat jauh dan teman-temannya yang menyempatkan diri untuk datang meski sebenarnya mereka memiliki tuntutan pekerjaan masing-masing. Semua orang yang kenal dengan Taehyun adalah orang sibuk namun karena mereka memiliki hubungan yang baik mereka memutuskan untuk menghadiri pernikahannya yang hanya akan terjadi sekali seumur hidup mereka, mungkin.

Beomgyu selesai menyalami karyawan Taehyun yang diundang untuk datang kemari. Seluruh keluarga entah sibuk di mana yang jelas ibunya baru saja mengatakan jika sudah selesai duduklah di kursi belakangmu.

Beomgyu mencari kursi itu dengan tangan meraba meja panjang yang dipenuhi makanan. Kursi yang dimaksud Heyoung adalah kursi yang berjajar melingkari meja panjang itu sebab jika Beomgyu harus duduk di kursi yang lain yang lebih pribadi dia harus mendapatkan bantuan karena letaknya lumayan jauh untuk dirinya.

“Beomgyu!”

Beomgyu terjingkat di tempatnya ketika tiba-tiba seseorang menghambur memeluk tubuhnya.

“Beomgyu ini aku Jeongin. Taehyun memberitahuku jika dia akan menikahimu. Kau tahu aku sangat senang mendengarnya akhirnya kalian menikah juga!” Jeongin dengan wajah berbinar melepas pelukannya. “Uh? Kau tidak senang aku datang?” dia tidak melihat senyum sama sekali dari Beomgyu.

“A-aku hanya terkejut. Kau datang tanpa memberitahuku.” Beomgyu sangat gugup. Jeongin adalah teman dekatnya dengan Taehyun dulu saat mereka masih SMA. Karena dia pindah ke Jepang, Beomgyu pikir Jeongin akan melupakannya ternyata lelaki itu masih berhubungan dengan Taehyun dan tidak hilang kontak.

“Kau terkejut? Aku sudah menyuruh Taehyun agar dia menyampaikan salamku padamu. Apa dia tidak memberitahumu?”

“Tidak.”

“Benarkah? Mungkin dia lupa.”

Beomgyu mengangguk. “Mungkin dia lupa,” ulangnya dengan suara pelan.

“Hei ... kenapa sekarang kau terlihat tidak percaya diri? Biasanya kau berbicara paling keras.” Jeongin memutuskan untuk duduk di seberang Beomgyu, berjarak satu setengah meter dan dibatasi oleh meja.

Beomgyu tersenyum tipis.

“Aku sudah mendengar kabar tentang kecelakaan itu. Aku turut sedih tapi waktu itu aku tidak bisa datang. Maafkan aku, Beomgyu.”

“Tidak, tidak perlu minta maaf. Lagi pula kau pasti sibuk magang.”

“Iya.” Jeongin terlihat murung sejenak memerhatikan bagaimana keadaan Beomgyu saat ini, namun ia segera mengenyahkan perasaan itu. “Bagaimana selama ini Taehyun di Jepang? Apa dia masih perhatian padamu seperti waktu itu?”

Beomgyu mengangguk. “Iya.”

“Ah, tentu saja. Kenapa aku bodoh sekali menanyakan hal yang sudah pasti. Buktinya dia sampai menikahimu.”

My ExTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang